KORAN INDONESIA – Mastektomi adalah prosedur pembedahan yang mengangkat seluruh jaringan dari payudara. Tindakan ini biasanya dilakukan untuk mengobati kanker payudara, tetapi juga bisa dilakukan sebagai langkah pencegahan jika seseorang memiliki risiko tinggi terkena penyakit tersebut.
Dalam beberapa kasus, kulit atau puting payudara dapat dipertahankan dengan teknik mastektomi yang lebih baru. Hal ini dapat membantu penampilan payudara setelah operasi, terutama bila dikombinasikan dengan rekonstruksi.
Jenis Mastektomi
-
Unilateral: Mengangkat satu payudara.
-
Bilateral: Mengangkat kedua payudara.
Penggunaan Mastektomi untuk Pengobatan
-
DCIS (Ductal Carcinoma In Situ): Kanker noninvasif.
-
Kanker Payudara Stadium 1 dan 2: Termasuk jenis kanker stadium awal.
-
Penyakit Paget: Jenis kanker pada puting.
-
Kanker yang Kambuh: Kanker yang muncul kembali setelah pengobatan sebelumnya.
Mastektomi Setelah Kemoterapi
-
Digunakan untuk kanker stadium 3.
-
Juga direkomendasikan untuk kanker payudara inflamatori.
Alternatif: Lumpektomi
-
Mengangkat hanya bagian kanker dan jaringan di sekitarnya.
-
Biasanya diikuti dengan terapi radiasi.
Alasan Memilih Mastektomi daripada Lumpektomi:
-
Kanker berada di dua atau lebih area terpisah dalam payudara.
-
Adanya mikrokalsifikasi menyeluruh yang terbukti kanker.
-
Pernah menjalani terapi radiasi sebelumnya dan kanker kembali.
-
Sedang hamil, sehingga tidak bisa menerima radiasi.
-
Setelah lumpektomi, kanker masih ada di tepi jaringan yang diangkat.
-
Mutasi DNA yang meningkatkan risiko kanker kedua.
-
Ukuran kanker besar dibanding ukuran payudara.
-
Punya penyakit jaringan ikat seperti lupus atau skleroderma.
Mastektomi untuk Pencegahan
-
Mastektomi preventif (profilaksis): Mengangkat kedua payudara untuk mengurangi risiko kanker.
-
Tidak menghilangkan risiko sepenuhnya, tapi menurunkannya secara signifikan.
-
Cocok untuk mereka dengan riwayat keluarga kuat atau mutasi gen tertentu.
Itu dia penjelasan tentang mastektomi. Semoga bermanfaat.***
Baca juga: Varian Baru COVID-19 Stratus Melonjak di Inggris, Ini Gejalanya