JAKARTA, KORAN INDONESIA – Begadang atau tidur larut malam seringkali dianggap sebagai kebiasaan yang dilakukan oleh banyak orang, terutama di kalangan pelajar, mahasiswa, dan pekerja.
Meskipun terkadang begadang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan atau belajar, kebiasaan ini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan, entah itu otak, jantung, berat badan, mental dan sistem imun.
Berikut adalah beberapa dampak negatif yang dapat timbul akibat begadang:
1. Gangguan Fungsi Otak dan Penurunan Konsentrasi
Begadang dapat mengganggu fungsi kognitif otak. Selain itu, kurang tidur menyebabkan otak tidak dapat beristirahat dengan maksimal, yang mengakibatkan penurunan kemampuan berpikir dan konsentrasi.
Lebih lanjut lagi, penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat memengaruhi kemampuan memori, pengambilan keputusan, serta respons terhadap informasi baru sehingga hal ini bisa berdampak pada kualitas pekerjaan atau studi seseorang.
Sumber:
Walker, M. (2017). Why We Sleep: The New Science of Sleep and Dreams. Scribner.
2. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Begadang yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Sebagai tambahan, Beberapa studi menunjukkan bahwa tidur yang tidak cukup dapat mempengaruhi keseimbangan hormon tubuh yang berhubungan dengan tekanan darah dan pembekuan darah.
Bahkan, hal itu bisa berujung pada peningkatan risiko hipertensi, penyakit jantung koroner, atau serangan jantung.
Sumber:
Chtourou, H., & Souissi, N. (2012). The effects of sleep deprivation on physical performance: a review. Journal of Sports Science & Medicine, 11(4), 597–606.
3. Gangguan Metabolisme dan Peningkatan Berat Badan
Kurang tidur atau begadang dapat mengganggu metabolisme tubuh, termasuk penurunan kemampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah.
Selanjutnya, hal itu dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas. Selain itu, begadang dapat menyebabkan peningkatan produksi hormon lapar (ghrelin) dan penurunan hormon kenyang (leptin), sehingga seseorang cenderung makan lebih banyak dan memilih makanan yang kurang sehat.
Sumber:
Spiegel, K., Leproult, R., & Van Cauter, E. (1999). Impact of sleep debt on metabolic and endocrine function. The Lancet, 354(9188), 1435-1439.
4. Meningkatkan Risiko Depresi dan Gangguan Mood
Tidur yang tidak cukup dapat berdampak langsung pada kesehatan mental.
Sebab, kekurangan tidur dapat mempengaruhi keseimbangan hormon yang berhubungan dengan mood, sehingga berisiko meningkatkan depresi, kecemasan, dan gangguan mood lainnya.
Apalagi, seseorang akan mengalami gangguan regulasi emosi yang membuatnya menjadi lebih mudah tersinggung dan kurang mampu mengatasi stres bila jam tidurnya berkurang.
Sumber:
Walker, M. (2017). Why We Sleep: The New Science of Sleep and Dreams. Scribner.
5. Mempengaruhi Sistem Imun
Begadang juga dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
Dampaknya, ketika tubuh tidak cukup tidur, produksi sel darah putih yang berfungsi untuk melawan infeksi menjadi menurun.
Begitu juga dengan produksi sitokin, yang berperan dalam merespon infeksi dan peradangan.
Sumber:
Irwin, M. R. (2015). Why sleep is important for health: a psychoneuroimmunology perspective. Annual Review of Psychology, 66, 143-172.
6. Mengganggu Kualitas Tidur di Masa Depan
Begadang yang dilakukan secara teratur dapat merusak pola tidur alami tubuh.
Maka, ketika seseorang sering begadang, tubuh akan kesulitan untuk tidur dengan nyenyak di malam hari karena jam biologis tubuh atau ritme sirkadian terganggu.
Oleh karena itu, begadang dapat menyebabkan kualitas tidur buruk dan mengganggu tidur jangka panjang seperti insomnia.
Sumber:
National Sleep Foundation (2020). Sleep and sleep disorders. Retrieved from www.sleepfoundation.org.