Orang yang sangat miskin atau berpenghasilan rendah mungkin merasa tidak punya pilihan lain selain melakukan korupsi demi memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, kesehatan, atau pendidikan anak.
2. Gaji Tidak Mencukupi
Mereka merasa sistem tidak adil terhadap kontribusi mereka.
3. Tekanan Sosial & Tuntutan Keluarga
Contohnya: membeli rumah, mobil, atau menyekolahkan anak di tempat mahal agar dianggap berhasil.
4. Lingkungan Kerja yang Koruptif
Prinsipnya jadi “semua orang juga ngelakuin, kalau gue enggak, malah rugi sendiri”.
5. Minimnya Pengawasan & Hukuman
Ketika peluang korupsi terbuka lebar dan risiko ketahuan atau dihukum sangat kecil, godaan untuk menyalahgunakan wewenang jadi lebih besar — baik bagi yang miskin maupun kaya.
6. Ketamakan (Greed)
Korupsi bukan lagi soal kebutuhan, tapi soal memperbesar kekuasaan, pengaruh, atau gaya hidup mewah tanpa batas.
7. Kesempatan & Jabatan
Seseorang yang memiliki posisi strategis (misalnya pejabat, bendahara, atau pengambil keputusan) mungkin tergoda korup karena merasa punya kendali dan celah untuk menyalahgunakan wewenang.
8. Mentalitas “Balas Jasa”
Beberapa merasa sudah “berkorban” untuk naik ke jabatan tertentu (misalnya dengan membeli jabatan atau kampanye politik), lalu saat berkuasa mereka korupsi untuk “balik modal”.
9. Kurangnya Integritas & Pendidikan Moral
Apalagi jika sejak kecil tidak diajarkan tentang etika dan tanggung jawab publik.
10. Rasa Kebal Hukum & Kekuasaan