Mengapa Makanan Pedas Akibatkan Sakit Perut?

Bagikan

JAKARTA, KORAN INDONESIA – Makanan pedas memang memiliki daya tarik tersendiri bagi banyak orang.

Rasa pedas yang khas dapat menambah kenikmatan saat makan.

Namun, bagi sebagian orang, mengonsumsi makanan pedas bisa menimbulkan masalah pada pencernaan, salah satunya adalah sakit perut.

Apa yang sebenarnya terjadi di tubuh kita ketika makan makanan pedas yang menyebabkan rasa sakit perut? Berikut penjelasan ilmiah mengenai hal ini.

1. Kandungan Capsaicin

Kandungan utama yang memberi rasa pedas pada makanan adalah capsaicin, yaitu senyawa kimia yang ditemukan dalam cabai.

Capsaicin bekerja dengan cara merangsang reseptor di mulut yang disebut vanilloid receptor subtype 1 (TRPV1).

Reseptor ini biasanya merespons suhu panas, dan capsaicin mengelabui tubuh untuk mengira bahwa ia sedang terpapar suhu panas atau terbakar.

Inilah sebabnya makanan pedas dapat menimbulkan sensasi terbakar atau panas.

Saat capsaicin masuk ke dalam sistem pencernaan, ia dapat menyebabkan iritasi pada dinding lambung dan usus.

Pada beberapa orang yang memiliki sensitivitas tertentu, capsaicin dapat mengaktifkan respon peradangan yang memicu rasa sakit dan ketidaknyamanan pada perut.

2. Peningkatan Produksi Asam Lambung

Makanan pedas juga dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung.

Asam lambung memiliki peran penting dalam proses pencernaan makanan, tetapi kelebihan asam lambung bisa menyebabkan masalah seperti gangguan asam lambung (GERD) atau bahkan tukak lambung.

Ketika makanan pedas mengiritasi lapisan lambung, kelebihan asam dapat menghasilkan sensasi terbakar dan rasa tidak nyaman di perut.

Ini adalah salah satu alasan mengapa beberapa orang merasa perutnya sakit setelah makan makanan pedas.

3. Perubahan Pergerakan Usus

Capsaicin juga dapat mempengaruhi motilitas atau gerakan usus.

Pada sebagian orang, makanan pedas dapat meningkatkan gerakan usus, yang bisa menyebabkan diare atau sakit perut.

Ini lebih sering terjadi pada orang yang sensitif terhadap capsaicin atau mereka yang memiliki gangguan pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS).

Makanan pedas dapat memperburuk gejala IBS dan menyebabkan rasa sakit, kram, atau ketidaknyamanan perut.

4. Penyebab Makanan Pedas Tidak Selalu Sama pada Setiap Orang

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang mengalami masalah pencernaan setelah mengonsumsi makanan pedas.

Beberapa orang memiliki toleransi tinggi terhadap capsaicin dan tidak merasa sakit perut setelah makan makanan pedas.

Namun, bagi mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti maag, gastritis, atau IBS, makanan pedas bisa menjadi pemicu yang meningkatkan gejala penyakit tersebut.

5. Makanan Pedas dan Sensitivitas Individu

Tingkat sensitivitas terhadap makanan pedas sangat bervariasi dari individu ke individu.

Beberapa orang mungkin memiliki sistem pencernaan yang lebih sensitif, yang dapat membuat mereka lebih rentan terhadap rasa sakit perut setelah mengonsumsi makanan pedas.

Selain itu, faktor lain seperti tingkat stres, kualitas tidur, dan pola makan juga dapat mempengaruhi bagaimana tubuh merespons makanan pedas.

Sumber:

– “Capsaicin and Its Role in Gastrointestinal Function” – National Institutes of Health (NIH). (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov)

– “Gastric acid secretion and its regulation” – Journal of Gastroenterology (https://www.ncbi.nlm.nih.gov)

– “The Effects of Capsaicin on the Human Digestive System” – American Journal of Gastroenterology (https://www.gastro.org)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top