JAKARTA, KORAN INDONESIA – Pernahkah Anda merasa lebih mudah tersentuh atau bahkan menangis saat merasa lapar?
Hal ini ternyata bukan hanya sekadar perasaan yang datang tanpa alasan.
1. Penurunan Gula Darah dan Dampaknya pada Emosi
Salah satu alasan utama mengapa seseorang merasa lebih mudah menangis saat lapar berkaitan dengan penurunan kadar gula darah (hipoglikemia).
Ketika tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dalam waktu lama, kadar glukosa dalam darah menurun.
Glukosa merupakan sumber energi utama bagi otak. Ketika otak kekurangan glukosa, tubuh merespons dengan memicu perasaan lelah, mudah marah, dan dalam beberapa kasus, perasaan cemas atau bahkan menangis.
Penurunan kadar glukosa dalam darah dapat mengganggu kestabilan emosi.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychoneuroendocrinology (2016) menemukan bahwa hipoglikemia dapat memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan respons emosional yang lebih intens, termasuk perasaan frustrasi dan cemas yang bisa memicu tangisan.
2. Hormon dan Respons Stres
Selain kadar gula darah, hormon-hormon dalam tubuh juga berperan dalam mempengaruhi suasana hati saat lapar.
Ketika seseorang lapar, tubuh akan melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.
Hormon-hormon ini bertujuan untuk memberi sinyal bahwa tubuh membutuhkan makanan dan akan meningkatkan kewaspadaan.
Namun, jika kadar hormon stres ini terlalu tinggi, hal itu bisa menyebabkan perasaan cemas, gelisah, dan bahkan menangis.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Endocrine Reviews (2011) menunjukkan bahwa stres kronis dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatur emosi.
Lapar dapat memicu stres akut, dan ketika respons stres ini tidak dikendalikan, emosi kita bisa menjadi lebih intens.
3. Pengaruh Psikologis dan Keterkaitan dengan Perasaan
Selain faktor fisiologis, lapar juga dapat mempengaruhi keadaan psikologis seseorang.
Lapar dapat mengingatkan seseorang pada perasaan kekurangan atau ketidaknyamanan yang lebih dalam, yang terkadang dapat menghubungkan perasaan lapar dengan pengalaman emosional yang negatif.
Misalnya, seseorang yang memiliki pengalaman traumatis terkait dengan kekurangan makanan atau kelaparan mungkin akan merasakan perasaan cemas atau tertekan yang lebih dalam saat merasa lapar.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Social Cognitive and Affective Neuroscience (2015) menunjukkan bahwa rasa lapar dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk mengatur perasaan dan meningkatkan sensitivitas terhadap rangsangan emosional negatif.
Kondisi ini dikenal dengan istilah negative mood induction, yang terjadi ketika perasaan lapar memperburuk suasana hati.
4. Keterkaitan dengan Gangguan Makan
Dalam beberapa kasus, perasaan mudah menangis saat lapar juga dapat berhubungan dengan gangguan makan seperti anoreksia nervosa atau bulimia.
Bagi sebagian orang yang memiliki gangguan makan, rasa lapar bukan hanya fisik, tetapi juga dipengaruhi oleh perasaan cemas dan takut akan penambahan berat badan.
Ketegangan emosional yang dirasakan saat lapar dapat memicu perasaan cemas atau bahkan depresi yang memicu tangisan.
Penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Nervous and Mental Disease (2004) menunjukkan bahwa individu dengan gangguan makan cenderung memiliki reaksi emosional yang lebih intens ketika merasa lapar.