JAKARTA, KORAN INDONESIA – Penyakit ginjal kronis (Chronic Kidney Disease/CKD) merupakan masalah kesehatan global yang prevalensinya terus meningkat.
Banyak faktor yang berkontribusi terhadap berkembangnya CKD, salah satunya adalah minimnya aktivitas fisik. Gaya hidup modern yang serba praktis membuat sebagian besar orang menghabiskan waktu duduk terlalu lama, baik di depan komputer, gadget, maupun di kendaraan.
Kurangnya gerak tubuh ini tidak hanya berdampak pada kebugaran, tetapi juga memperburuk risiko berbagai penyakit metabolik yang terkait erat dengan kerusakan ginjal.
Hubungan Aktivitas Fisik, Obesitas, dan CKD
Minimnya aktivitas fisik menjadi salah satu pemicu utama obesitas. Ketika asupan kalori melebihi jumlah yang dibakar melalui aktivitas, tubuh akan menyimpannya sebagai lemak, terutama di sekitar perut. Lemak visceral yang menumpuk di area ini menghasilkan senyawa pro-inflamasi yang dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal. Obesitas juga meningkatkan risiko hipertensi dan diabetes tipe 2 — dua penyebab utama CKD.
Menurut Verywell Health, aktivitas fisik rutin berperan penting dalam mengontrol berat badan, menurunkan tekanan darah, dan memperbaiki sensitivitas insulin. Tanpa olahraga yang cukup, tubuh mengalami penurunan metabolisme, sehingga gula darah dan kadar lemak lebih mudah naik, membebani kerja ginjal.
Tekanan Darah, Gula Darah, dan Kesehatan Ginjal
Aktivitas fisik membantu menjaga tekanan darah tetap stabil dengan meningkatkan elastisitas pembuluh darah dan memperbaiki fungsi jantung. Tekanan darah tinggi yang berlangsung lama akan merusak pembuluh darah kecil di ginjal, mengurangi kemampuan filtrasi, dan memicu kebocoran protein ke urin (proteinuria).
Olahraga juga memengaruhi pengendalian gula darah. Saat otot aktif bergerak, mereka menggunakan glukosa sebagai sumber energi, sehingga membantu menurunkan kadar gula darah. Pada individu dengan risiko diabetes, olahraga teratur dapat menunda atau mencegah terjadinya resistensi insulin yang berujung pada kerusakan ginjal.
Gangguan Metabolik dan Peran Olahraga
Minimnya gerak fisik dapat menyebabkan gangguan metabolik seperti dislipidemia (ketidakseimbangan kadar kolesterol dan trigliserida). Kondisi ini meningkatkan pembentukan plak di pembuluh darah, termasuk pembuluh darah ginjal, sehingga aliran darah menjadi terbatas. Akibatnya, jaringan ginjal kekurangan pasokan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk berfungsi optimal.
Aktivitas fisik teratur — seperti berjalan cepat, bersepeda, berenang, atau latihan kekuatan ringan — membantu meningkatkan metabolisme tubuh. Dengan metabolisme yang lebih efisien, tubuh mampu mengatur kadar lemak, gula, dan tekanan darah, yang semuanya berperan dalam pencegahan CKD.
Rekomendasi Aktivitas Fisik
WHO merekomendasikan orang dewasa melakukan 150–300 menit aktivitas aerobik intensitas sedang per minggu atau 75–150 menit aktivitas intensitas tinggi. Aktivitas ini dapat dibagi menjadi sesi-sesi singkat, misalnya 30 menit sehari selama 5 hari dalam seminggu. Selain itu, latihan kekuatan minimal dua kali seminggu dianjurkan untuk menjaga massa otot dan metabolisme.