BANDUNG, KORAN INDONESIA – Ketika seseorang menghadapi stres, kecemasan, atau masalah emosional, psikolog atau psikiater sering menjadi rujukan utama.
Namun, tidak semua orang merasa nyaman atau memiliki akses untuk berkonsultasi langsung dengan psikolog atau psikiater, baik karena biaya, stigma sosial, keterbatasan waktu, atau alasan pribadi lainnya.
Untungnya, ada beberapa alternatif yang dapat dijadikan pilihan untuk membantu menjaga dan memulihkan kesehatan mental.
1. Dukungan Sosial dari Orang Terdekat
Berbicara dengan teman, keluarga, atau orang yang dipercaya dapat menjadi bentuk terapi yang efektif.
Dukungan emosional dari orang-orang terdekat bisa memberikan rasa nyaman, validasi perasaan dan perspektif baru terhadap masalah yang sedang dihadapi.
Catatan: Meski bukan profesional, orang terdekat sering kali bisa membantu dengan mendengarkan tanpa menghakimi.
2. Menulis Jurnal atau Mengekspresikan Diri
Menulis jurnal harian, puisi, atau bahkan menggambar bisa menjadi cara untuk mengekspresikan emosi dan meredakan stres.
Selain itu, aktivitas-aktivitas tersebut juga dapat membantu seseorang memahami perasaannya dan memberi ruang untuk refleksi diri.
3. Membaca Buku Self-Help atau Psikologi Populer
Ada banyak buku yang ditulis oleh ahli psikologi atau praktisi yang membahas cara-cara untuk menghadapi kecemasan, depresi, overthinking, dan lainnya.
Membaca buku-buku tersebut bisa memberikan wawasan dan teknik praktis untuk mengelola emosi. Misalnya:
- Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring – dr. Andreas Kurniawan, Sp.KJ.
- Pulih dari Trauma: Berkenalan dengan Trauma Processing Theory – Dr. Jiemi Ardian.
- Insecurity is My Middle Name – Alvi Syahrin.
- Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati – Brian Khrisna.
- Maaf Tuhan Aku Hampir Menyerah – Alfialghazi.
- The Subtle Art of Not Giving a Fck* – Mark Manson.
- Emotional Agility – Susan David.
- Atomic Habits – James Clear (untuk perubahan kebiasaan yang mendukung mental agar tetap sehat).
I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki – Baek Se-hee.
4. Meditasi dan Mindfulness
Praktik mindfulness dan meditasi terbukti secara ilmiah dapat membantu mengurangi kecemasan, meningkatkan fokus dan menciptakan ketenangan batin.
Aplikasi seperti Headspace, Calm, atau panduan di YouTube bisa digunakan sebagai bantuan untuk memulainya.
5. Olahraga Rutin
Aktivitas fisik seperti lari, yoga, bersepeda atau sekadar jalan kaki dapat meningkatkan produksi endorfin, yakni hormon yang berperan dalam memperbaiki suasana hati.
Ditambah, olahraga juga bisa membantu mengalihkan pikiran dari kekhawatiran yang berlebihan.
6. Komunitas dan Support Group
Bergabung dalam komunitas atau kelompok yang suportif, baik online maupun offline dapat memberikan rasa nyaman karena merasa tidak sendirian dalam menghadapi kesulitan.
Di sana, seseorang bisa belajar dari pengalaman orang lain yang memiliki masalah serupa.
Contoh:
- Komunitas kesehatan mental di media sosial.
- Forum diskusi seperti Quora, Reddit, atau Discord.
- Kegiatan sukarelawan yang dapat menambah wawasan akan makna kehidupan lewat kegiatan-kegiatannya karena berusaha terhubung dengan kehidupan-kehidupan sosial diluar kebiasaan.
7. Terapi Diri Lewat Aplikasi Kesehatan Mental
Ada banyak aplikasi dan platform digital yang menyediakan fitur seperti konseling online, pelatihan mindfulness dan jurnal harian.
Beberapa di antaranya bahkan menyediakan chatbot berbasis AI untuk simulasi terapi ringan.
Contoh aplikasi:
- Riliv (Indonesia)
- How We Feel
- Mindtera
- Moodpath
- Sanvello
8. Konseling Spiritual atau Agama
Bagi sebagian orang, pendekatan spiritual atau keagamaan bisa memberi ketenangan dan arah hidup.
Berdiskusi dengan pemuka agama, berdo’a, atau mengikuti kegiatan rohani juga bisa menjadi usaha untuk sembuh.
Garut Lantik 23 PNS dan PPPK, Pelayanan Diharapkan Meningkat



