BANDUNG, KORAN INDONESIA – Depresi bukan sekadar perasaan sedih biasa karena menurut American Psychiatric Association (APA) depresi merupakan gangguan suasana hati (mood disorder) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam, hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai serta gangguan dalam pola tidur, nafsu makan, konsentrasi dan fungsi sosial.
Gejala Depresi
Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi ke-5 (DSM-5), diagnosis depresi mayor (major depressive disorder) mensyaratkan lima atau lebih gejala dari daftar kriteria yang muncul dalam periode dua minggu.
- Suasana hati sedih hampir sepanjang hari
- Kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari
- Penurunan berat badan atau peningkatan berat badan yang tidak direncanakan
- Gangguan tidur (insomnia atau hipersomnia)
- Kelelahan atau kehilangan energi
- Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah berlebihan
- Kesulitan berkonsentrasi atau membuat keputusan
- Pikiran tentang kematian atau bunuh diri
Ditambah, dari lima atau lebih gejala diatas setidaknya terdapat salah satu, antara “suasana hati depresi (depressed mood)” atau “kehilangan minat/kenikmatan (anhedonia).
Selain itu, gejala-gejala tersebut merupakan perubahan dari kondisi sebelumnya dan harus menyebabkan gangguan fungsi.
Penyebab Depresi
Depresi dapat disebabkan oleh hasil dari interaksi kompleks antara genetika, kimia otak, lingkungan dan pengalaman hidup:
- Biologis: Ketidakseimbangan neurotransmitter seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin.
- Genetik: Riwayat keluarga dengan depresi meningkatkan risiko.
- Psikososial: Trauma masa kecil, stres kronis, kehilangan orang terkasih, atau tekanan hidup lainnya.
Dampak Depresi
Depresi yang tidak ditangani bisa mengganggu pekerjaan, pendidikan, hubungan sosial, bahkan bisa meningkatkan risiko bunuh diri.
Dalam World Health Organization’s Depression and Other Common Mental Disorders: Global Health Estimates (2017), depresi digolongkan sebagai penyebab utama disabilitas di antara penyakit non-fatal.
Kesehatan mental yang buruk, termasuk depresi, seringkali diabaikan. Padahal, ia berdampak besar pada produktivitas dan kualitas hidup.
Cara Mengatasi Depresi
1. Psikoterapi
Terapi bicara seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) terbukti efektif dalam mengatasi depresi.
Selain itu, CBT juga membantu pasien mengenali pola pikir negatif dan menggantinya dengan yang lebih realistis.
2. Pengobatan
Dokter mungkin meresepkan antidepresan seperti SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors). Tetapi, penggunaan obat harus di bawah pengawasan dokter.
3. Perubahan Gaya Hidup
Aktivitas fisik, tidur yang cukup, pola makan seimbang, serta dukungan sosial sangat penting dalam proses pemulihan.
4. Dukungan Sosial
Keluarga dan teman memiliki peran penting. Kadang, hanya dengan mendengarkan dan hadir secara emosional bisa sangat membantu.



