Berasal Dari Manakah Stres Muncul? Ketahui Penyebabnya

Bagikan

BANDUNG, KORAN INDONESIA – Stres adalah respons fisiologis dan psikologis terhadap tekanan atau ancaman yang dirasakan oleh individu.

Dalam ilmu psikologi, stres bukan hanya sekadar rasa lelah atau gelisah, tetapi melibatkan serangkaian reaksi tubuh yang kompleks terhadap berbagai stimulus eksternal maupun internal.

Salah satu hal penting dalam memahami stres adalah mengidentifikasi sumber stres (stressors), yakni faktor-faktor yang memicu terjadinya stres.

Definisi Stres dan Stressor

Menurut Lazarus dan Folkman (1984), stres adalah “hubungan tertentu antara individu dan lingkungannya yang dinilai melebihi sumber daya yang dimiliki dan membahayakan kesejahteraannya.”

Dari definisi ini, stres bukan hanya bergantung pada peristiwa, tetapi juga pada bagaimana individu menilai dan menghadapi peristiwa tersebut.

Stressor adalah stimulus atau kondisi yang menyebabkan stres. Stressor dapat bersifat:

  • Fisik. Contohnya seperti suara bising dan suhu ekstrem.
  • Psikologis seperti tekanan pekerjaan dan konflik interpersonal.
  • Sosial seperti diskriminasi dan perubahan status sosial.

Jenis-Jenis Sumber Stres

1. Stresor Akut vs. Kronis

  • Stresor akut. Contohnya, peristiwa jangka pendek yang intens, seperti kecelakaan, ujian, atau konflik sesaat.
  • Stresor kronis. Contohnya, tekanan yang berlangsung lama, seperti kemiskinan, masalah kesehatan kronis, atau hubungan yang toksik.

2. Stresor Lingkungan

Faktor eksternal seperti polusi suara, kepadatan penduduk, atau bencana alam dapat menjadi pemicu stres.

Lingkungan kerja yang berisik atau tidak ergonomis juga berkontribusi pada stres jangka panjang.

3. Stresor Psikososial

Stres yang muncul dari interaksi sosial atau ekspektasi sosial. Contohnya:

  • Konflik keluarga atau pasangan,
  • Tuntutan pekerjaan,
  • Tekanan akademik,
  • Ketidakpastian masa depan.

4. Stresor Internal

Berasal dari pikiran atau persepsi individu, misalnya:

  • Perfeksionisme,
  • Ketidakmampuan mengelola waktu,
  • Rendahnya harga diri.

Selain itu, cara berpikir negatif dan interpretasi terhadap peristiwa juga sangat memengaruhi tingkat stres.

Reaksi Tubuh terhadap Stresor

Ketika tubuh menghadapi stressor, sistem saraf simpatik diaktifkan, memicu respons “fight or flight”. Hormon stres seperti kortisol dan adrenalin dilepaskan. Jika stres terjadi terus-menerus, maka akan berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan mental seperti:

  • Gangguan tidur,
  • Tekanan darah tinggi,
  • Kecemasan atau depresi,
  • Gangguan pencernaan.

Aksi Nyata PLN Icon Plus, Dukung Penuh Pemkab Sragen Lewat Penguatan Program TJSL

Scroll to Top