Dosen IPB University Dorong Petani Desa Mekarjaya Sukabumi, Tanam Padi Salibu 3 Kali Panen 1 Kali Tanam, Paskas BOP 40%

Bagikan

BOGOR, KORAN INDONESIA – Program Dosen Pulang Kampung IPB University memperkenalkan inovasi baru, teknologi padi Salibu atau Salinan Ibu. Keunggulan teknologi ini sekali tanam dapat dua sampai tiga kali panen.

Kegiatan pelatihan program dosen pulang kampung IPB University tersebut, diikuti warga masyarakat khususnya petani desa Mekarjaya Sukabumi belum lama ini.

Salah satu tim dosen pulang kampung IPB University, Dr. Ir Resfa Fitri dalam keterangan tertulisnya diterima Koran Indonesia.net Selasa, 18/11/2025 mengatakan bahwa program ini menjadi inovasi baru dan angin segar bagi para petani di desa Mekarjaya, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

“Kami memberikan edukasi kepada para petani, teknologi tanam padi Salibu, sekali tanam bisa tiga kali panen, dan teknologi ini bisa menghemat biaya,”ujarnya.

Hemat Tenaga dan Biaya

“Dengan teknik Salibu, petani bisa panen hingga tiga kali tanpa menanam ulang. Ini hemat biaya, hemat tenaga, dan hasilnya tetap bagus,” jelasnya.

Menurut Resfa, Penelitian dan praktik lapangan membuktikan metode ini dapat memangkas biaya produksi petani hingga 30-40%. Penghematan besar ini terjadi dari hilangnya biaya pembelian benih dan ongkos membajak sawah setiap musim tanam. Selain itu, waktu dan tenaga petani yang biasanya terkuras untuk tanam ulang kini bisa dialihkan untuk perawatan.

Tunas Baru dari Batang Lama

Kemudian Resfa menjelaskan cara kerja Teknologi Padi Salibu, yang awalnya dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanaman Padi (Balitpa) Sukamandi, mematahkan kebiasaan lama. Setelah panen pertama, batang padi tidak dicabut atau dibakar. Alih-alih, batang dipotong rapi menyisakan sekitar 2-3 cm di atas permukaan tanah.

Dari batang lama inilah lanjut Resfa tunas-tunas baru akan tumbuh. Dan petani hanya perlu menjaga kelembaban tanah, membersihkan batang mati, dan memberi pupuk secukupnya.

“Dengan metode Padi Salibu hanya butuh waktu sekitar 90 hingga 100 hari, padi dari tunas baru itu sudah siap dipanen kembali,”tegasnya.

Dan metode ini juga diklaim lebih ramah lingkungan, tanah tidak rusak karena terus-menerus dibajak, dan penggunaan bahan bakar untuk traktor pun berkurang drastis.

Harapan Baru dari Mekarjaya

Untuk memastikan para petani bisa langsung mandiri, tim IPB tidak hanya memberi pelatihan. Mereka juga membekali warga dengan mesin potong, pupuk organik, dan panduan teknis.

Mereka begitu antusias mengikuti pelatihan yang diberikan tim dosen pulang kampung IPB University, meskipun pelatihan telah usai, mereka masih terus berdiskusi.

“Kami harapkan program ini dapat bermanfaat bagi para petani di desa Mekarjaya, bisa tumbuh dan menyebar, mendorong pertanian Indonesia menuju kemandirian yang lebih cerdas dan berkelanjutan,”Imbuhnya.

Respon Petani Mekarjaya

Pelatihan yang disampaikan dosen pulang kampung IPB University disambut baik warga masyarakat desa Mekarjaya, salah satunya Dedi (45), seorang petani di Desa Mekarjaya, Sukabumi, Ia mengaku sebelumnya terbiasa dengan siklus sawah yang itu-itu saja, tanam, panen, lalu bajak sawah untuk tanam ulang.

” Berkat adanya pelatihan dari dosen IPB, kami jadi mendapat wawasan dan ilmu pengetahuan tentang pertanian, khususnya teknologi padi Salibu. Kebiasaan kami habis panen ya tanam lagi. Tetapi ini satu kali tanam tiga kali panen, tentunya ini merupakan sesuatu hal baru bagi kami, dan sangat menggembirakan,”ujar Dedi.

Para dosen memberikan penyuluhan langsung kepada para petani mempraktekan sebuah inovasi teknologi padi Salibu atau Salinan Ibu. Dengan demikian para petani bisa melanjutkan teknologi ini dengan berbekal ilmu pertanian dari dosen IPB University.

“Inovasi ini tentu ini menjadi terobosan baru bagi kami, dengan proses masa tanam satu kali dan menghasilkan panen tiga kali, bisa memangkas biaya produksi hingga 40%,” Pungkas Dedi.***

Scroll to Top