Samisade Rp 1 Miliar Ubah Tebing Rawan Longsor di Ciherang Bogor Jadi Taman dan Tempat Selfie Warga !

Bagikan

BOGOR, KORAN INDONESIA – Monitoring Evaluasi terhadap pembangunan infrastruktur yang dibiayai dari bantuan keuangan APBD Kabupaten Bogor tahun 2025 melalui program satu miliar satu desa (Samisade) menjadi sebuah keharusan dilakukan untuk memastikan volume pekerjaan proyek pembangunan sesuai dengan RAB perencanaan.

Tim monev kecamatan Dramaga selaku pengawas dan pembina desa, saat ini tengah melakukan monitoring di lokasi pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) di Ciherang Tengah RT 04 RW 11 dan di Ciherang Gede RT 02 RW 02 desa Ciherang.

Camat Dramaga, Atep S Sumaryo memimpin langsung kegiatan monev tersebut, dan saat dikonfirmasi Ia mengatakan bahwa anggaran Bantuan Keuangan Infrastruktur desa tahap I dan II telah selesai dilaksanakan, dengan bangunan konstruksi yang sangat kokoh.

“Kami melihat konstruksi bangunan TPT ini sangat baik, dan tim kami sedang melakukan pengukuran, semoga hasilnya sesuai dengan RAB perencanaan,”kata Atep, Kamis, 04/12/2025.

Menurut Atep, sebelumnya beberapa rumah di lokasi ini terancam bahaya longsor, namun setelah disentuh anggaran Samisade tahun 2025, dibangun TPT baik rumah yang di atas dan di bawah tebing kini menjadi aman.

“Wujud bangunan ini menjadi simbol bahwa pemerintah hadir di tengah warga yang terancam, semoga hasil pembangunan TPT ini membawa manfaat untuk warga, serta dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi warga,”tegasnya.

Terpisah di lokasi yang sama, Kasi Perencanaan desa Ciherang, Nanang Junaedi menjelaskan bahwa Bantuan Keuangan Infrastruktur desa dari APBD Kabupaten Bogor tahun 2025 direalisasikan pada pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) di dua titik lokasi yakni ;

TPT di Ciherang Tengah RT 04 RW 11 dengan volume : 395 M3

TPT di Ciherang Gede RT 02 RW 02 dengan volume : P. 75 M x T. 3M

Selanjutnya Ia juga menjelaskan terkait konstruksi bangunan TPT menggunakan sistem BORE PILE dan PILE CAP serta Traf, dengan sistem ini bisa menahan bobot tekanan tanah, baik ke dalam maupun keluar.

“Sistem ini baru pertama kali dilakukan pada pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan TPK desa, Karena sesungguhnya pekerjaan dengan sistem tersebut lebih banyak digunakan pada pembangunan infrastuktur yang dikerjakan oleh PUPR atau kontraktor,” ujarnya.

“BORE PILE dan PILE CAP serta Traf pola pembagia beban kami gunakan karena ketinggian konstruksi bangunan TPT mencapai antara 7 sampai dengan 15 meter,” Nanang kembali menegaskan.

Hibah lahan Masyarakat

TPT yang dibangun oleh Pemerintah desa Ciherang, Nanang menegaskan bahwa TPT yang dibangun berdiri di atas lahan masyarakat yang telah dihibahkan kepada desa Ciherang.

“Jadi tanah mereka yang dihibahkan itu sesungguhnya hanya sebagian kecil, tetapi nilai manfaat dari pembangunan TPT ini, tanah milik warga menjadi aman dan terbebas dari bahaya longsor,”ujarnya.

Tidak Boleh Membangun di Atas TPT

Nanang juga menegaskan, bahwa dengan selesainya pembangunan TPT, warga yang memiliki tanah berbatasan langsung dengan TPT, TIDAK DIPERBOLEHKAN (Dilarang) mendirikan bangunan di atas TPT dalam bentuk apapun.

“Jika warga nekat mendirikan bangunan di atas TPT maka itu merupakan pelanggaran yang memiliki sanksi hukum,” tegasnya.

Selain itu disepanjang bangunan TPT warga juga tidak diperkenankan menyimpan barang – barang bekas serta membuat kandang ternak (kandang ayam)

Namun demikian Nanang mempersilahkan permukaan TPT ini dimanfaatkan, dan dijaga kebersihannya serta dirawat agar TPT ini bisa awet dan tahan lama.

Ucapan Terima Kasih

Desa bisa membangun berkat adanya program bantuan keuangan infrastruktur desa dari Pemerintah Kabupaten Bogor.

“Kami atas nama pemerintah dan masyarakat desa Ciherang menyampaikan terima kasih kepada Bupati Bogor, Rudy Susmanto dan Wakil Bupati Bogor Ade Ruhandi (Jaro Ade) yang telah mengucurkan dana untuk pembangunan infrastruktur di desa Ciherang. Hasil pembangunan ini nyata dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,”Tandasnya.***

Scroll to Top