JAKARTA, KORAN INDONESIA – Stiff Person Syndrome (SPS) adalah penyakit langka yang menyerang sistem saraf. Kondisi ini membuat otot jadi kaku dan sering mengalami kejang atau spasme yang menyakitkan.
Melansir Cleveland Clinic, SPS termasuk gangguan autoimun yang memengaruhi otot bagian tengah tubuh, seperti perut dan punggung. Lama-kelamaan, kaku otot bisa menyebar ke kaki, lengan, bahkan membuat penderita sulit berjalan.
Dulu, penyakit ini disebut “stiff man syndrome”. Namun kini istilahnya diganti karena bisa dialami siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan.
Gejala Stiff Person Syndrome
Gejala SPS biasanya muncul di usia 30-40 tahun, tapi bisa juga lebih awal. Dua gejala utama adalah:
-
Otot kaku atau tegang.
-
Spasme atau kejang otot yang terasa sangat sakit.
Seiring waktu, gejala bisa makin parah. Ada penderita yang tetap stabil, ada juga yang kesulitan beraktivitas karena kaku otot semakin berat.
Pemicu Gejala
Kejang otot pada SPS bisa dipicu oleh beberapa hal, seperti:
-
Suara keras yang tiba-tiba.
-
Sentuhan fisik.
-
Suhu dingin.
-
Stres atau rasa cemas.
Karena pemicu ini sulit dihindari, penderita SPS rentan mengalami kecemasan bahkan takut keluar rumah.
Penyebab dan Faktor Risiko
SPS diduga terjadi karena sistem imun menyerang tubuh sendiri. Banyak penderita memiliki antibodi yang menyerang protein penting untuk mengatur gerakan otot.
Risikonya lebih tinggi pada perempuan. Penyakit ini juga sering muncul bersamaan dengan gangguan autoimun lain, misalnya diabetes tipe 1, vitiligo, atau gangguan tiroid.
Cara Mendiagnosis
Dokter biasanya melakukan pemeriksaan fisik dan saraf. Tes penunjang bisa meliputi:
-
Tes darah untuk mendeteksi antibodi.
-
EMG (elektromiografi) untuk mengukur aktivitas listrik otot.
-
Pungsi lumbal untuk memeriksa cairan tulang belakang.
Sebab gejalanya mirip penyakit lain, SPS sering sulit dikenali.
Pengobatan yang Tersedia
Belum ada obat yang bisa menyembuhkan SPS. Perawatan hanya untuk meredakan gejala dan memperlambat perburukan.
Pengobatan meliputi:
-
Obat penenang otot, seperti diazepam atau baclofen.
-
Obat nyeri saraf seperti gabapentin.
-
Terapi fisik, pijat, hidroterapi, hingga akupunktur.
-
Imunoterapi, misalnya pemberian imunoglobulin (IVIg).
Selain obat, penderita juga butuh dukungan psikologis karena penyakit ini bisa memengaruhi mental.
Komplikasi dan Prognosis
SPS adalah penyakit jangka panjang. Tingkat keparahan berbeda tiap orang, mulai dari ringan hingga menyebabkan kesulitan berjalan.
Seiring waktu, risiko jatuh dan cedera makin besar. Sebagian penderita bahkan perlu alat bantu jalan atau kursi roda.
Bisa Dicegah?
SPS tidak bisa dicegah karena penyebab pastinya belum diketahui. Namun, penanganan sejak dini bisa membantu memperlambat gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
Stiff Person Syndrome memang penyakit langka, tapi dampaknya besar pada kehidupan sehari-hari. Jika muncul gejala otot kaku dan spasme yang tidak wajar, sebaiknya segera periksa ke dokter agar bisa ditangani lebih cepat.***
Baca juga: Fakta-fakta Adams-Oliver Syndrome, Kelainan Genetik yang Ganggu Kulit dan Tulang