JAKARTA, KORAN INDONESIA – Perkembangan teknologi telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk di bidang pendidikan.
Salah satu transformasi terbesar adalah munculnya pembelajaran online yang semakin populer, terutama setelah pandemi COVID-19.
Pembelajaran online dianggap sebagai solusi alternatif yang fleksibel, namun banyak yang mempertanyakan, apakah pembelajaran ini dapat menggantikan pembelajaran offline (tatap muka) yang telah berlangsung selama berabad-abad?
1. Fleksibilitas vs. Interaksi Sosial: Keunggulan dan Kekurangan Pembelajaran Online
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam International Review of Research in Open and Distributed Learning (2020), pembelajaran online menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dalam hal waktu dan tempat.
Siswa bisa mengakses materi pembelajaran kapan saja dan di mana saja, yang memberikan kebebasan bagi mereka untuk belajar sesuai dengan ritme masing-masing.
Namun, satu kekurangan yang sering disebutkan adalah berkurangnya interaksi sosial.
Pembelajaran tatap muka memungkinkan siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan teman-teman dan pengajar, yang mendukung perkembangan keterampilan sosial dan emosional.
Jurnal tersebut menekankan bahwa interaksi langsung ini tidak dapat sepenuhnya digantikan oleh platform digital.
Studi lainnya, seperti yang dipublikasikan dalam Computers & Education (2019), menunjukkan bahwa meskipun teknologi memungkinkan komunikasi jarak jauh, kualitas interaksi ini sering kali lebih rendah dibandingkan dengan komunikasi langsung di kelas fisik.
Pengalaman belajar yang lebih mendalam, seperti diskusi kelompok atau praktikum langsung, sering kali lebih efektif dalam pembelajaran tatap muka.
2. Keterlibatan dan Motivasi: Isu Disiplin Diri dalam Pembelajaran Online
Sebuah penelitian dalam Journal of Educational Psychology (2021) mengungkapkan bahwa meskipun banyak siswa merasa lebih nyaman dengan fleksibilitas yang ditawarkan pembelajaran online, mereka juga cenderung memiliki masalah dengan motivasi dan disiplin diri.
Tanpa adanya pengawasan langsung, siswa bisa kehilangan fokus atau tertunda dalam menyelesaikan tugas.
Pembelajaran offline, sebaliknya, memiliki struktur yang lebih jelas dan pengawasan langsung dari pengajar yang dapat meningkatkan konsistensi dan kedisiplinan siswa.
Penelitian dari Education and Information Technologies (2020) menunjukkan bahwa keberhasilan dalam pembelajaran online sangat bergantung pada tingkat keterlibatan siswa.
Di kelas offline, instruktur bisa memberikan umpan balik langsung dan membimbing siswa yang membutuhkan bantuan.
Dalam pembelajaran online, mekanisme ini kurang dapat diterapkan secara efektif, meskipun ada berbagai platform yang mencoba menutupi kekurangan ini dengan fitur-fitur interaktif.
3. Aksesibilitas: Kesenjangan Digital dalam Pembelajaran Online
Beberapa penelitian internasional, seperti yang diterbitkan dalam British Journal of Educational Technology (2021), menyoroti tantangan besar yang dihadapi oleh pembelajaran online: kesenjangan digital.
Akses terhadap perangkat teknologi dan koneksi internet yang stabil masih menjadi masalah utama di banyak negara, terutama di daerah pedesaan atau negara berkembang.
Hal ini dapat menghambat efektivitas pembelajaran online, mengingat tidak semua siswa memiliki fasilitas yang sama untuk mengakses materi pembelajaran.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Educational Technology in Higher Education (2020) menunjukkan bahwa pembelajaran online dapat memperburuk ketidaksetaraan pendidikan jika akses teknologi tidak merata.
Dalam pembelajaran offline, infrastruktur fisik, seperti ruang kelas dan peralatan, lebih mudah diakses oleh semua siswa secara merata.
Oleh karena itu, untuk menggantikan pembelajaran offline secara sepenuhnya, pembelajaran online harus mampu mengatasi masalah aksesibilitas ini.
4. Kualitas Pembelajaran dan Efektivitas
Penelitian yang diterbitkan dalam Educational Psychology Review (2019) menunjukkan bahwa meskipun pembelajaran online dapat memberikan fleksibilitas, kualitas pembelajaran yang dicapai sering kali tidak sebanding dengan pembelajaran tatap muka.
Pembelajaran offline memungkinkan pengajaran yang lebih personal dan interaktif.
Pengajar bisa menyesuaikan pendekatan mereka terhadap kebutuhan masing-masing siswa, sedangkan dalam pembelajaran online, proses tersebut sering kali menjadi lebih generik.
Namun, ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa jika dilakukan dengan pendekatan yang tepat, pembelajaran online bisa sangat efektif.
Misalnya, dalam jurnal Journal of Computer Assisted Learning (2020), ditemukan bahwa pembelajaran yang menggabungkan teknologi canggih seperti gamifikasi dan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman siswa, yang setara atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka tradisional.
5. Model Pembelajaran Campuran (Blended Learning) Sebagai Solusi Ideal
Berdasarkan berbagai penelitian, termasuk yang dipublikasikan dalam International Journal of Educational Technology in Higher Education (2019), model pembelajaran campuran (blended learning) tampaknya menjadi pendekatan yang paling ideal.
Model ini menggabungkan pembelajaran online dengan pembelajaran tatap muka untuk mengoptimalkan kelebihan dari kedua metode.
Dalam model blended learning, siswa mendapatkan fleksibilitas dari pembelajaran online tetapi juga mendapatkan manfaat dari interaksi sosial dan pengawasan langsung yang ditawarkan pembelajaran offline.
Studi ini mencatat bahwa blended learning dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa dengan memadukan keunggulan pembelajaran jarak jauh dan tatap muka dalam satu pengalaman yang lebih komprehensif.