Apakah Detoks Tubuh Benar-Benar Perlu? Ini Fakta dan Mitos yang Harus Kamu Tahu!

Bagikan

 

KORANINDONESIA.NET – Belakangan ini, istilah “detoks tubuh” makin sering kita dengar, apalagi di media sosial. Mulai dari minuman hijau, puasa jus, diet buah-buahan, hingga produk suplemen dengan label “detox” yang katanya bisa mengeluarkan racun dari tubuh, bikin badan lebih segar dan sehat. Tapi, pertanyaannya: apakah detoks tubuh benar-benar perlu? Atau cuma tren semata?

Dalam artikel ini, kita bakal kupas tuntas soal detoks tubuh dari sisi ilmiah, dengan bahasa yang santai, mudah dipahami, dan pastinya relatable buat kamu yang peduli kesehatan. Yuk, simak sampai habis!

Apa Itu Detoks Tubuh?

Secara umum, detoksifikasi atau detoks tubuh adalah proses mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Istilah ini sering dikaitkan dengan berbagai metode “membersihkan” tubuh—biasanya melalui makanan, minuman herbal, atau puasa tertentu.

Padahal secara alami, tubuh kita sudah punya sistem detoks sendiri, lho! Organ seperti hati (liver), ginjal, paru-paru, usus, dan kulit setiap hari bekerja untuk membuang zat-zat sisa dan racun dari makanan, minuman, dan udara yang kita hirup.

 

Apakah Tubuh Benar-Benar Perlu “Didetoks”?

Fakta Medis: Tubuh Sudah Bisa Detoks Sendiri

Menurut para ahli, tubuh manusia sebenarnya sangat canggih dalam membersihkan dirinya sendiri. Hati menyaring darah dan memecah racun, ginjal menyaring limbah dari darah dan membuangnya lewat urin, usus membuang sisa makanan, paru-paru membuang karbon dioksida, dan kulit membantu detoks lewat keringat.

Jadi, selama organ-organ tubuh kita berfungsi normal, kita tidak perlu “bantuan tambahan” untuk detoks.

Studi dan Pendapat Ahli

Berdasarkan ulasan dari National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH), belum ada bukti ilmiah kuat yang mendukung bahwa produk atau metode detoks yang dijual bebas bisa benar-benar menghilangkan racun dari tubuh atau mempercepat proses pembersihan tubuh.

Begitu juga menurut British Dietetic Association (BDA), yang menyebut bahwa istilah “detoks” lebih banyak digunakan sebagai trik pemasaran, bukan konsep yang terbukti secara medis.

 

Apa yang Salah dari Detoks “Instan”?

Beberapa metode detoks yang populer justru bisa berbahaya jika tidak dilakukan dengan benar, contohnya:

  • Puasa ekstrim atau diet hanya minum jus selama berhari-hari bisa bikin tubuh kekurangan protein dan serat.
  • Obat pencahar atau teh pelangsing bisa menyebabkan dehidrasi, gangguan elektrolit, dan ketergantungan.
  • Detoks berbasis suplemen kadang mengandung bahan yang belum teruji atau bahkan bisa mengganggu fungsi hati dan ginjal.

Jadi, bukannya jadi sehat, kamu bisa justru jatuh sakit kalau sembarangan detoks!

 

Lalu, Perlukah Kita Melakukan Detoks?

Jawabannya tergantung. Kalau yang dimaksud detoks adalah “membersihkan pola makan dan gaya hidup”, maka jawabannya: iya, perlu!

Tapi, kalau detoksnya dalam bentuk puasa ekstrem atau hanya konsumsi satu jenis makanan/minuman secara berlebihan, jawabannya: tidak disarankan.

 

Cara Detoks Tubuh yang Sehat dan Alami

Daripada ikut-ikutan tren yang belum tentu aman, yuk lakukan detoks alami yang memang dianjurkan ahli kesehatan berikut ini:

  1. Perbanyak Minum Air Putih

Air membantu ginjal membuang limbah lewat urin dan menjaga fungsi organ tetap optimal. Idealnya, minumlah 6–8 gelas air per hari.

  1. Konsumsi Makanan Tinggi Serat

Sayur, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan membantu membersihkan saluran pencernaan dan mencegah sembelit.

  1. Kurangi Gula dan Makanan Olahan

Gula berlebih bisa memperparah peradangan dan menambah beban kerja hati. Makanan ultra-proses juga mengandung zat aditif yang tidak dibutuhkan tubuh.

  1. Tidur yang Cukup

Saat tidur, tubuh melakukan proses “perbaikan” dan detoksifikasi. Usahakan tidur 7–8 jam per malam.

  1. Aktif Bergerak atau Olahraga

Keringat yang keluar saat berolahraga membantu mengeluarkan zat sisa. Selain itu, metabolisme tubuh juga jadi lebih optimal.

  1. Kurangi Alkohol dan Rokok

Zat kimia dalam rokok dan alkohol sangat membebani hati dan ginjal. Menguranginya adalah bentuk detoks nyata yang paling efektif.

  1. Kelola Stres

Stres berkepanjangan bisa mengganggu fungsi sistem imun dan metabolisme. Detoks pikiran sama pentingnya dengan detoks fisik.

 

Boleh Nggak Sesekali Coba Jus Detoks?

Boleh banget! Asal tidak dijadikan pengganti makanan utama dan tetap seimbang dengan asupan gizi lainnya.

Jus sayur dan buah bisa jadi cara segar untuk menambah vitamin, antioksidan, dan cairan. Tapi ingat, lebih baik konsumsi buah dan sayur utuh agar seratnya tetap didapatkan.

Detoks Itu Bukan Produk, Tapi Gaya Hidup

Detoks tubuh sebenarnya bukan hal yang ajaib atau instan. Tubuh kita sudah punya sistem alami yang sangat efisien dalam membuang racun—dan tugas kita adalah menjaga agar sistem itu tetap bekerja dengan baik.

Daripada beli produk mahal yang belum tentu efektif, lebih baik fokus pada pola makan seimbang, tidur cukup, olahraga, dan kurangi paparan zat berbahaya. Itu adalah bentuk detoks yang sesungguhnya—alami, aman, dan berdampak jangka panjang.

Ilustrasi: freepik

Referensi:

  • National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH), U.S. Department of Health and Human Services
  • Mayo Clinic. “Detox diets: Do they work?”
  • British Dietetic Association (BDA), Factsheet on Detox Diets
  • WHO. Healthy Diet Guidelines, 2023
  • Harvard Medical School. (2022). What you should know about detox diets

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top