Bahaya Popok yang Jarang Diganti, Jangan Sepelekan, Moms!

Bagikan

KORAN INDONESIA – Halo Moms! Siapa nih yang suka menunda-nunda ganti popok si kecil karena alasan “sebentar lagi juga diganti”, atau “kayaknya belum penuh, deh”? Hehe, jujur aja ya, kadang kita memang suka keasyikan nonton drakor atau masak, lalu lupa kalau popok si kecil sudah penuh. Tapi tahukah Moms, kalau kebiasaan menunda mengganti popok bisa berdampak serius untuk kesehatan bayi?

Yuk, kita bahas tuntas soal bahaya popok yang jarang diganti, dan kenapa ganti popok itu enggak bisa dianggap sepele. Artikel ini bakal jadi pengingat manis tapi penting buat para orangtua yang sayang banget sama si kecil.

 

Kenapa Ganti Popok Itu Penting?

Popok—baik sekali pakai maupun kain—adalah penyelamat hidup para orangtua modern. Tapi, popok yang dibiarkan terlalu lama bisa jadi “ladang” bakteri. Urine dan feses yang tertampung di popok bisa menimbulkan iritasi kulit, bahkan infeksi kalau tidak segera dibersihkan.

Kulit bayi itu masih sangat sensitif, Moms. Jadi, kontak terus-menerus dengan kotoran dan kelembapan bisa menyebabkan masalah serius.

 

Bahaya Popok yang Jarang Diganti

  1. Ruam Popok (Diaper Rash)

Ini sih yang paling umum dan paling sering terjadi. Kulit bayi jadi merah, iritasi, bahkan mengelupas. Biasanya muncul di sekitar pantat, lipatan paha, dan alat kelamin.

Penyebab utamanya? Popok basah yang terlalu lama menempel di kulit si kecil. Kandungan ammonia dalam urin bisa mengiritasi kulit, apalagi kalau bercampur dengan kotoran.

🔍 Fakta: Menurut American Academy of Pediatrics, ruam popok paling sering terjadi saat bayi berusia 9-12 bulan dan mulai makan makanan padat (source: healthychildren.org).

 

  1. Infeksi Jamur dan Bakteri

Popok yang lembap jadi tempat sempurna untuk pertumbuhan jamur, terutama Candida albicans, si biang infeksi jamur. Nah, kalau ruam popok nggak kunjung sembuh dan malah makin parah, bisa jadi itu sudah terinfeksi jamur.

Gejalanya? Ruam yang berwarna merah terang, bintik-bintik kecil, dan biasanya terasa sangat perih.

 

  1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Ini bahaya yang jarang disadari. Khususnya pada bayi perempuan, urine yang tertahan terlalu lama di popok bisa memicu bakteri masuk ke saluran kemih. Kalau dibiarkan, bisa menyebabkan demam, rewel, bahkan sakit saat buang air kecil.

ISK bisa sangat berbahaya kalau menyerang ginjal si kecil. Jadi, jangan tunggu popok penuh dulu ya, Moms!

 

  1. Kulit Lecet dan Luka Terbuka

Kalau popok yang kotor terus menempel di kulit bayi, gesekan antara kulit dan popok bisa menyebabkan lecet. Apalagi kalau si kecil sudah aktif bergerak. Kulit lecet ini bisa menjadi pintu masuk infeksi lain lho, Moms.

 

  1. Tidur Bayi Terganggu

Bayi yang merasa tidak nyaman karena popoknya basah atau penuh bisa jadi susah tidur. Mereka rewel, gelisah, bahkan sering terbangun malam. Padahal, tidur yang berkualitas penting banget untuk pertumbuhan dan perkembangan otaknya.

 

Seberapa Sering Idealnya Ganti Popok?

Nggak ada patokan pasti, tapi umumnya popok bayi perlu diganti setiap 2-3 jam sekali, atau setiap kali bayi pup. Bahkan saat malam hari, penting untuk tetap mengganti popok minimal sekali, apalagi jika sudah terasa penuh atau bocor.

💡 Tips: Gunakan alarm atau reminder di HP untuk membantu Moms mengingat jadwal ganti popok, terutama kalau sedang sibuk banget.

 

Ciri-Ciri Popok Harus Diganti Segera

✔ Popok terasa berat atau menggembung
✔ Bayi rewel tanpa sebab
✔ Ada bau tidak sedap
✔ Terlihat ada feses meskipun sedikit
✔ Kulit mulai kemerahan atau hangat saat disentuh

Kalau sudah ada tanda-tanda di atas, jangan tunda ya Moms, segera ganti popok si kecil!

 

Cara Mencegah Masalah Akibat Popok

Berikut beberapa cara supaya area popok tetap sehat dan bebas masalah:

🌿 Bersihkan dengan lembut: Gunakan tisu basah tanpa alkohol dan pewangi, atau air hangat dengan kapas.
Biarkan kering alami: Setelah dibersihkan, biarkan area popok kering sebelum memakai yang baru.
🧴 Gunakan krim pelindung: Seperti zinc oxide atau petroleum jelly untuk mencegah ruam.
🍃 Biarkan tanpa popok: Sesekali biarkan si kecil tanpa popok agar kulit bisa “bernapas.”
Pilih popok yang sesuai: Pastikan ukurannya pas, tidak terlalu ketat, dan punya daya serap baik.

 

Popok Kain vs Popok Sekali Pakai: Mana Lebih Aman?

Sebenarnya, keduanya aman asal digunakan dengan benar. Popok kain cenderung lebih cepat diganti karena terasa lebih cepat basah, tapi butuh lebih banyak usaha mencucinya. Popok sekali pakai praktis, tapi jangan sampai jadi alasan untuk malas mengganti ya.

Yang penting bukan jenisnya, tapi seberapa sering Moms menggantinya dan cara merawat kulit si kecil.

Popok yang jarang diganti bukan cuma bikin bayi nggak nyaman, tapi juga bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius seperti ruam popok, infeksi jamur, ISK, hingga gangguan tidur. Sebagai orangtua, kita perlu lebih aware dan disiplin mengganti popok secara rutin agar kulit bayi tetap sehat dan bahagia.

Yuk Moms, mulai sekarang jangan tunggu popok penuh baru diganti. Sayangi kulit si kecil seperti kita menyayangi kulit wajah kita sendiri (hehe, relatable kan?).

 

Referensi:

  1. American Academy of Pediatrics. (n.d.). Diaper Rash. Retrieved from: https://www.healthychildren.org
  2. Mayo Clinic. (n.d.). Diaper Rash. Retrieved from: https://www.mayoclinic.org
  3. Cleveland Clinic. (2022). How Often Should You Change a Baby’s Diaper? Retrieved from: https://health.clevelandclinic.org
  4. WebMD. (n.d.). Urinary Tract Infection in Children. Retrieved from: https://www.webmd.com

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top