Benarkah Cara Atasi Quarter-Life Crisis dan Burnout Berbeda?

Bagikan

SMARTLIFE.ID – Quarter-life crisis dan burnout adalah dua istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan ketidaktahuan akan tujuan hidup dan kelelahan secara mental.

Meski quarter-life crisis dan burnout sama-sama membuat orang yang mengalaminya merasa terjebak, kehilangan motivasi, bahkan merasakan perubahan pada fisik dan hubungan sosial. Tetapi, akar dan solusi dari keduanya berbeda.

1. Quarter-Life Crisis

Quarter-life crisis adalah suatu periode, dimana seseorang mengalami kebingungan, ketidakpastian, dan kecemasan di usia 20–30-an.

Ini sering terjadi saat seseorang mulai mempertanyakan apakah karier yang dimiliki sudah berada di jalur yang benar, mempertanyakan kesuksesan orang lain dan mempertanyakan tujuan hidup yang dimiliki.

Ciri-ciri dari orang yang sedang mengalami quarter life crisis adalah merasa hidup tidak sesuai harapan, merasa tidak memiliki jawaban atas apa yang harus diambil sebagai langkah berikutnya, membanding-bandingkan diri dengan teman seusia dan merasa cemas dengan pencapaian-pencapaian yang dimiliki orang lain.

2. Burnout

Burnout adalah kondisi dimana seseorang mengalami kelelahan mental karena tekanan yang muncul secara terus menerus.

Selain itu, burnout juga dapat ditandai dengan adanya kelelahan fisik, emosional, dan mental karena stres yang berkepanjangan, entah itu dari pekerjaan maupun tuntutan hidup.

Ciri-ciri dari orang yang mengalami burnout adalah merasa sangat lelah bahkan setelah istirahat, kehilangan motivasi bekerja, sinis terhadap pekerjaan yang dimiliki dan orang sekitar, sulit berkonsentrasi, juga sering menunda-nunda.

Cara Menghadapinya

1. Quarter-Life Crisis

– Terima bahwa anda memang sedang merasa bingung dan cobalah untuk memvalidasi perasaanmu karena banyak orang diluar sana yang merasakan hal yang sama.

– Kurangi membandingkan diri dengan orang lain dan fokuslah terhadap perkembangan versi dirimu sendiri karena setiap orang memiliki garis mulai dan kemampuan yang berbeda-beda.

– Cobalah hal baru seperti kelas singkat, menjadi relawan, atau proyek yang melibatkan kemampuanmu agar membangkitkan semangat baru.

– Bicaralah dengan orang yang dipercaya karena dengan menceritakan keadaanmu kepada teman, mentor, atau psikolog dapat memunculkan perspektif baru.

2. Burnout

– Ambil jeda seperti cuti sejenak atau mengurangi konsumsi digital dan mengerjakan hal-hal yang berbeda di saat yang bersamaan.

– Evaluasi beban kerja, bila ada tugas tambahan yang tidak perlu diterima, belajarlah untuk berkata “tidak”.

– Rutinitas self-care yang realistis, seperti tidur yang cukup, olahraga ringan dan makan makanan bergizi.

– Carilah bantuan profesional jika diperlukan karena burnout yang dibiarkan bisa berubah menjadi gangguan kecemasan atau depresi.

Kulit Bermasalah? Coba Lakukan Detoks Wajah di Rumah

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top