BOGOR, KORAN INDONESIA – Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) desa Sukawening menjalankan program ketahanan pangan yang dibiayai dari Dana Desa (DD) tahun 2025 sebanyak 20% pada unit usaha budidaya ayam petelur.
Diketahui, sebelumnya program ketahanan pangan dikelola secara swadaya oleh kelompok tani atau masyarakat di bawah koordinasi pemerintah desa Sukawening. Namun di tahun 2025 program Ketapang dipercayakan kepada BUMDES.
Jenis Kandang ayam Petelur
Kandang ayam petelur yang dibuat Bumdes desa Sukawening ukuran diperkirakan 25 M x 7 M berdiri di atas lahan milik warga yang disewa dan memiliki kapasitas 1.060 ekor ayam.
Lokasi kandang ayam tersebut di Kp Cimoboran jauh dari pemukiman warga, dan berada di tepi sungai yang penuh dengan rumpun bambu. Sangat cocok digunakan untuk ayam petelur karena suhu udaranya agak lembab, tidak terpapar sinar matahari terus menerus.
Kandang ayam yang digunakan yakni jenis Kandang baterai. Jenis Kandang ini memiliki keunggulan sebagai berikut :
- Terdiri dari beberapa sekat atau pintu, yang masing – masing diisi 2 ekor ayam.
- Umumnya memiliki ukuran 40 x 45 x 45 centimeter per ekor
- Bahan yang umum digunakan dari kawat galvanis yang kuat dan tahan lama.
- Mudah mengumpulkan telur, memberi pakan, memeriksa kesehatan dan pemberian vaksin.
Kepala desa Sukawening, Jarkasih saat dikonfirmasi di kandang ayam mengatakan bahwa Dana Desa 20% dari APBN pemerintah pusat untuk program ketahanan pangan direalisasikan pada sektor budidaya ayam petelur, atau sekitar Rp 270 juta.
“Tahun 2025 kita realisasikan program Ketapang ini kepada unit usaha budidaya ayam petelur yang kita percayakan pengelolaannya kepada BUMDES,” kata Jarkasih Rabu, 22/10/2025.
Menurut dia ayam petelur yang dibudidayakan baru sekitar 3 Minggu tiba di kandang ini, dan di prediksi sekitar 4 sampai 5 Minggu ke depan baru berproduksi.
Prediksi Hasil Produksi
Dari jumlah populasi ayam petelur yang dibudidayakan jumlahnya 1.060 ekor diprediksi bakal menghasilkan rata rata perhari sekitar 950 butir telur atau dengan kata lain sekitar 60 kg/hari dengan perkiraan 1kg = 16 butir telur.
“Perhitungan kami jika perhari menghasilkan 60 kg telur maka dalam satu bulan jika di rata – rata 30 hari, total produksi bisa mencapai 1,8 ton per bulan,”tegas Jarkasih.
Peluang pasar telur ayam
Kenapa dipilih budidaya ayam petelur ? Jarkasih menegaskan bahwa peluang pasar untuk telur ayam sangat terbuka, banyak yang menjadi jaringan pemasarannya, karena telur ayam salah satu komoditas yang banyak dibutuhkan masyarakat.
“Jaringan pemasarannya banyak dari mulai agen sampai pengecer, ditambah yang terbaru munculnya dapur SPPG Makan Bergizi Gratis (MBG) itupun kebutuhan telurnya sangat banyak, target market kita juga kesana,” tegasnya.
Pihaknya berharap dipilihnya program Ketapang budidaya ayam petelur desa Sukawening bisa berkontribusi terhadap program pemerintah pusat, program Presiden Prabowo Subianto yaitu program MBG.
“Selain itu kami juga tetap memprioritaskan penjualan itu kepada warga Sukawening, untuk meningkatkan gizi masyarakat, mencegah stunting dan ibu hamil KEK,”ujarnya.
Realisasi penggunaan dana desa 20%
Dalam kesempatan itu Jarkasih juga menjelaskan realisasi penggunaan dana desa 20% atau setara dengan Rp 270 juta digunakan untuk :
- Sewa lahan
- Pembuatan Kandang dan kelengkapannya
- Jasa pembuatan Kandang 15 orang
- Pengadaan bibit ayam 1.060 ekor
- Pengadaan pakan dan vaksin
- Upah pekerja (yang merawat ayam dan Kandang) 3 orang.
BUMDES : Bagi hasil tingkatkan PAD Desa
Ketika disinggung proses bagi hasil, Jarkasih menyebut itu sedang dihitung dan didiskusikan Bumdes dengan Pemdes Sukawening, pihaknya tidak berhitung yang muluk – muluk, namun akan melihat dahulu realita hasil produksinya seperti apa.
“Yang jelas seberapapun hasilnya nanti, kita berharap dari program ketahanan pangan ini bisa meningkatkan PAD desa,” ucap Jarkasih.
Rencana alokasi Dana Desa 20% di tahun 2026.
Jarkasih juga menyampaikan rencana program ketahanan pangan yang dibiayai dari dana desa tahun 2026. Jika unit usaha ayam petelur ini berdasarkan realita hasil produksinya bagus, maka tidak menutup kemungkinan 20% dana desa akan dikembangkan pada sektor budidaya ayam petelur.
“Kita akan evaluasi sampai kuartal I tahun 2026, apabila hasilnya bagus, makan bisa pastikan kita kembangkan budidaya ayam petelur dengan membuat kandang yang lebih luas,”kata Jarkasih.
Pakan ayam petelur dan vaksin
Ketua Bumdes Sukawening, mengatakan untuk menghasilkan ayam sehat, serta telur ayam sehat, dan ayamnya bertelur semua setiap hari, itu tidak terlepas dari pemberian vaksin dan kualitas pakan yang bagus.
“Kita menggunakan pakan khusus dari produsen pakan ternak, sesuai anjuran dari mentor kita terkait budidaya ayam petelur. Dan kebutuhan pakan setiap hari sebanyak 100 kg dengan pemberian makan setiap pagi dan sore hari,”tandasnya.***