KORAN INDONESIA – BPJS Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek mencatat pertumbuhan positif dalam pengelolaan dananya hingga Mei 2025.
Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan, Oni Marbun, menyampaikan bahwa total dana kelolaan hingga akhir Mei 2025 mencapai Rp 830,13 triliun.
“Nilai itu meningkat 12,07%, jika dibanding periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 740,71 triliun,” ujarnya, dilansir Kontan, Minggu, 6/7/2025.
Lebih lanjut, Oni menjelaskan rincian dana tersebut berasal dari berbagai program jaminan sosial ketenagakerjaan.
Dana program Jaminan Hari Tua (JHT) menjadi yang terbesar dengan nilai Rp 509,15 triliun, disusul Jaminan Pensiun (JP) sebesar Rp 204,12 triliun.
Kemudian, dana Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) tercatat sebesar Rp 70,17 triliun, Jaminan Kematian (JKM) sebesar Rp 17,56 triliun, Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) sebesar Rp 15,23 triliun, serta dana operasional BPJS sebesar Rp 13,88 triliun.
Dari sisi hasil investasi, BPJS Ketenagakerjaan juga menunjukkan kinerja yang stabil. Hingga Mei 2025, hasil investasi yang diperoleh mencapai Rp 22,43 triliun, mengalami kenaikan 1,4% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 22,12 triliun.
“Adapun target hasil investasi hingga akhir tahun ini sebesar Rp 61,24 triliun,” tambahnya.
Oni menekankan bahwa dalam mengelola dana investasi, pihaknya senantiasa memperhatikan kebutuhan peserta dan menjaga kecukupan likuiditas agar dapat memenuhi klaim dalam jangka pendek serta menghadapi dinamika pasar yang terus berubah.
“Kami selalu menempatkan kepentingan peserta sebagai prioritas utama, yaitu dengan memastikan ketersediaan dana dan memberikan hasil pengembangan yang kompetitif,” tuturnya.
Ia juga memastikan bahwa seluruh strategi pengelolaan investasi dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan sangat prudent demi menjaga kepercayaan para peserta program.
Baca juga: Indonesia Tawarkan Pemotongan Tarif hingga Hampir Nol demi Kesepakatan Dagang dengan AS