Gejala, Penyebab, hingga Pencegahan Cervical Radiculopathy: Saraf Terjepit di Leher

Ilustrasi sakit leher
Bagikan

JAKARTA, KORAN INDONESIA – Cervical radiculopathy atau biasa disebut saraf terjepit di leher terjadi ketika akar saraf di leher tertekan dan meradang. Kondisi ini bisa menimbulkan nyeri yang menjalar, kelemahan otot, hingga mati rasa pada lengan.

Melansir Cleveland Clinic, leher kita memiliki tujuh tulang belakang (C1-C7) yang melindungi saraf. Jika salah satu akar saraf terjepit, rasa sakit bisa menjalar hingga ke bahu dan lengan.

Siapa yang Bisa Mengalaminya?

Siapa saja bisa terkena, tetapi lebih sering dialami orang dewasa.

  • Usia di bawah 50 tahun: biasanya karena herniasi disk (saraf kejepit akibat bantalan tulang menonjol).

  • Usia 50-60 tahun: biasanya karena degenerasi disk.

  • Usia 70 tahun ke atas: biasanya karena penyempitan rongga saraf akibat radang sendi (arthritis).

Seberapa Umum Kondisi Ini?

Cervical radiculopathy cukup sering terjadi. Dari 100.000 orang, sekitar 85 orang mengalaminya. Lebih dari separuh kasus mengenai saraf C7, sementara sekitar seperempat mengenai saraf C6.

Gejala

Saraf di leher terhubung dengan beberapa bagian tubuh, yaitu:

  • Bahu.

  • Lengan.

  • Dada.

  • Punggung atas.

Gejala yang biasanya dirasakan antara lain:

  • Nyeri menjalar.

  • Mati rasa.

  • Kesemutan atau rasa tertusuk jarum.

  • Kelemahan otot.

  • Refleks melemah.

Biasanya gejala terjadi di satu sisi tubuh, misalnya hanya di lengan kanan.

Seperti Apa Rasanya Nyeri Cervical Radiculopathy?

Penderitanya sering menggambarkan rasa sakitnya seperti tajam atau terbakar. Menoleh atau menekuk leher bisa memperparah nyeri, tetapi menaruh tangan di atas kepala kadang membantu menguranginya.

Penyebab Cervical Radiculopathy

Kondisi ini terjadi karena saraf di leher terjepit dan meradang. Penyebab utamanya ada dua:

  • Degenerasi tulang belakang (cervical spondylosis) akibat penuaan.

  • Herniasi disk (bantalan tulang menonjol) yang menekan saraf.

Faktor lain yang bisa memicu herniasi disk, antara lain:

  • Usia.

  • Gerakan leher berulang.

  • Postur tubuh buruk.

  • Kurang olahraga.

  • Cedera atau salah mengangkat beban.

Cara Diagnosis

Dokter akan memeriksa riwayat kesehatan, gejala, dan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ini meliputi kekuatan otot, refleks, dan sensasi di tangan atau lengan.

Untuk memastikan, dokter bisa melakukan tes lanjutan, seperti:

  • Rontgen tulang belakang untuk melihat penyempitan ruang disk.

  • MRI untuk mendeteksi saraf terjepit dan jaringan lunak.

  • CT scan untuk melihat struktur tulang lebih detail.

  • EMG (elektromiografi) untuk mengukur aktivitas listrik pada otot.

Cara Mengatasi dan Mengobati

Kabar baiknya, lebih dari 85% kasus bisa sembuh tanpa operasi dalam 8-12 minggu. Dokter biasanya mulai dari terapi non-bedah.

Pilihan penanganan meliputi:

  • Immobilisasi dengan penyangga leher (neck brace).

  • Obat-obatan, seperti NSAID atau kortikosteroid.

  • Fisioterapi, dengan latihan peregangan dan penguatan otot leher.

  • Suntikan steroid epidural untuk mengurangi peradangan.

  • Operasi, jika terapi lain gagal atau gejala makin parah.

Prognosis atau Harapan Kesembuhan

Sebagian besar penderita pulih dengan istirahat dan terapi non-bedah. Namun, gejala bisa kambuh pada sepertiga orang setelah sempat membaik.

Tingkat kesembuhan sangat bergantung pada saraf mana yang terjepit, penyebabnya, dan kondisi kesehatan secara umum.

Pencegahan

Tidak selalu bisa dicegah, tapi risiko bisa dikurangi dengan:

  • Menjaga berat badan sehat.

  • Rutin berolahraga.

  • Menjaga postur tubuh.

  • Melakukan peregangan otot leher.

Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena antara lain:

  • Pekerjaan fisik berat.

  • Merokok kronis.

  • Pernah mengalami radikulopati di punggung bawah.

  • Hobi tertentu, seperti bermain golf.

Cervical radiculopathy atau saraf terjepit di leher memang terasa mengganggu. Meski begitu, sebagian besar kasus bisa membaik dengan perawatan sederhana di rumah dan gaya hidup sehat.***

Baca juga5 Cara Sederhana agar Tidak Mudah Sakit

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top