ITB dan Curtin Kembangkan Desain Daur Ulang Baterai untuk Dukung Transisi Energi EV

Bagikan

JAKARTA, KORAN INDONESIA – Studi kolaboratif antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Curtin, dengan dukungan dari KONEKSI—platform kemitraan pengetahuan Indonesia–Australia—menghadirkan pendekatan baru dalam pengembangan ekosistem baterai lithium-ion berkelanjutan untuk kendaraan listrik (EV), mulai dari desain hingga proses daur ulang. Untuk mendiskusikan temuan ini dan relevansinya bagi industri, KONEKSI bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dalam menyelenggarakan Connect! #9 dengan tema “Mengembangkan Ekosistem Berkelanjutan untuk Kendaraan Listrik,” di Menara KADIN.

 

“KADIN punya posisi strategis dalam mendukung program prioritas pemerintah, termasuk untuk transisi energi karena pada masa mendatang, arah bisnis semakin jelas menuju ke keberlanjutan. Saat ini terjadi pergeseran besar-besaran di sektor industri, di mana pelaku usaha transportasi berbasis energi fosil mulai beralih lebih “hijau” lewat kehadiran kendaraan listrik. Riset pihak ketiga yang kami pelajari juga menunjukkan, pada 2030 nanti, ada 11 sektor usaha yang potensial memberikan pendapatan hingga USD 12 triliun per tahun berkat transisi energi yang mengarah ke emisi nol bersih (net zero emission). Dua sektor teratasnya yakni transportasi dan kelistrikan,” kata Wakil Ketua Koordinator Bidang Penanaman Modal, Industri Hilir, Energi, dan Lingkungan Hidup, Kadin Indonesia Bobby Gafur Umar dalam sambutannya.

 

Sejalan dengan itu, dukungan terhadap adopsi kendaraan listrik yang besar perlu disokong oleh kehadiran ekosistem baterai yang mumpuni. Hal ini menjadi relevan bila mempertimbangkan populasi kendaraan listrik, yang oleh Kementerian Perindustrian disebut memiliki lonjakan sebesar 78 persen, dari 116 ribu unit pada 2023 menjadi 207 ribu unit pada 2024. Dengan industri kendaraan listrik di Indonesia baru berjalan selama kurang-lebih tiga tahun terakhir, potensi pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik yang berkelanjutan masih sangat signifikan untuk mempromosikan masa depan ramah lingkungan sembari tetap merangsang pertumbuhan ekonomi. 

 

Minister Counsellor for Governance and Human Development of the Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Tim Stapleton dalam sambutannya juga menyebut diskusi publik kali ini sebagai contoh nyata kemitraan antara Australia–Indonesia. “Sebelumnya, Indonesia dan Australia telah membangun Nota Kesepahaman untuk mempercepat transisi global menuju teknologi rendah emisi, dengan ekosistem kendaraan listrik (EV) sebagai pilar utamanya. Kami meyakini bahwa untuk mewujudkan ekosistem tersebut, diperlukan kolaborasi lintas sektor termasuk dari pemerintah, akademisi dan industri, dan lintas negara yang kuat. Penelitian KONEKSI yang akan dibahas kali ini menjadi turunan dari Nota Kesepahaman kedua negara tentang kendaraan listrik, dalam upaya menghasilkan demonstran teknologi serta metode daur ulang yang efektif dan terjangkau, dari bahan daur ulang.” 

 

Pengembangan Ekosistem Baterai Lithium-Ion Berkelanjutan

Peneliti ITB Bentang Arief Budiman yang meriset Pengembangan Ekosistem Berkelanjutan Baterai Lithium-ion untuk Kendaraan Listrik” ini bersama peneliti Universitas Curtin, Australia Richard Diaz Alorro menyebut, saat ini masih terdapat sejumlah tantangan terkait ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia. 

 

“Di Indonesia, baterai yang telah habis siklus hidupnya dianggap sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) tetapi ekosistem pengolahannya belum cukup berkembang. Di sisi lain, ada situasi terkait keterbatasan bahan mentah untuk produksi baterai kendaraan listrik ini, dalam bentuk lithium, yang tidak dimiliki Indonesia. Bila proses desain baterai kendaraan listrik direncanakan sejak proses perakitan hingga pembongkaran, kita bisa mengefisienkan proses daur ulang baterai yang telah habis siklus hidupnya untuk membuat baterai baru. Proses daur ulang dapat diterapkan untuk berbagai jenis baterai kendaraan listrik, termasuk jenis lithium-ion yang cukup umum digunakan di Indonesia,” ujar Bentang.

 

Sementara Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Kelistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Harris yang turut hadir dalam diskusi menyebut, selain melalui mekanisme daur ulang, baterai kendaraan listrik yang siklus hidupnya telah menurun hingga 70 persen dapat digunakan untuk sistem penyimpanan (storage system). Dengan demikian, upaya ini tidak hanya menyentuh aspek transportasi untuk kendaraan listrik, tetapi juga perihal kelistrikannya. 

 

Peneliti dari Curtin University, Richard Diaz Alorro yang hadir secara daring di sesi menjelaskan bahwa hasil penelitian kolaboratif ini akan berfokus pada pengembangan desain baterai lithium-ion melalui demonstrasi teknologi ekosistem daur ulang baterai, serta metode yang layak untuk mendaur ulang baterai. Hasil studi kolaboratif ini diharapkan dapat mendorong pengembangan kebijakan baru untuk daur ulang baterai, atau memberikan insentif untuk pengguna kendaraan listrik dengan harga lebih terjangkau.

 

Sejumlah perwakilan industri turut berpartisipasi dalam diskusi panel untuk membagikan pandangan serta pengalaman mereka dalam mengadopsi kendaraan listrik, termasuk Wakil Ketua Umum Bidang Perhubungan KADIN Indonesia (Bluebird, E-Taxi Adrianto Djokosoetono, Wakil Ketua Umum Bidang Industri Hijau Kadin Indonesia/BYD, E-Car Halim Kalla, CEO VKTR (E-Bus) Gilarsi Wahju Setijono, dan Project Coordinator ENTREV Duwi Pratiwi. Para pelaku industri menyoroti sejumlah tantangan dalam adopsi kendaraan listrik, termasuk keterjangkauan biaya, infrastruktur kelistrikan untuk pengisian baterai, hingga aspek pendanaan untuk membuat biaya kepemilikan kendaraan listrik khususnya bagi perusahaan transportasi umum dan publik lebih terjangkau. Diskusi juga menggali harapan mereka terhadap pengembangan kebijakan dan inovasi teknologi yang mendorong terciptanya industri kendaraan listrik yang lebih berkelanjutan di masa depan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top