JAKARTA, KORAN INDONESIA – Anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Yulian Gunhar mempertanyakan kinerja PT Pertamina (Persero) terkait lifting (produksi) minyak yang tertinggal jauh dengan perusahaan energi milik negara Malaysia, Petronas.
Padahal, kata Gunhar, Petronas sempat belajar dari Pertamina pada tahun 70-an.
“Dulu tahun 70 itu katanya Petronas belajar sama Pertamina. Petronas sudah. Petronas ya? Bukan Petroma kan? Petronas sudah semakin terdepan, Pertamina lemot,” kata Gunhar saat RDP bersama Pertamina di Senayan, Jakarta, dikutip, Rabu (19/11/2025).
Gunhar pun mendorong agar RUU Minyak dan Gas (Migas) segera disusun dan diterapkan untuk menggenjot kinerja Pertamina.
“Nah mudah-mudahan kalau Undang-Undang Migas ini kita kembalikan lagi sesuai dengan peraturan Nomor 71 tahun 78, Pertamina ini speednya yang tadinya 100 bisa 220, lebih kenceng lagi,” ujarnya.
Gunhar juga menyinggung terkait beberapa negara maju yang mulai melakukan transisi energi. Hal ini, menurut Gunhar, menyebabkan 26 kilang dunia akan ditutup, dan mempertanyakan mengenai rencana Pertamina untuk mendorong transisi energi demi mengurangi impor BBM.
“Jadi ada kurang lebih 26 kilang dunia akan tutup tahun 2030. Terutama di negara maju yang permintaan BBM-nya udah turun tajam karena transisi energi, di Cina contohnya, 50 persen transportasi sudah menggunakan listrik, SPBU-nya 60 persen sudah tutup. Sementara kita? Memang beda, kebutuhan kita kan 1,6 juta barrel. Nah kilang kita juga belum memenuhi. Ada nggak timeline-nya yang di kilang ini kapan bisa selesai?,” ujar Gunhar.
Selain itu, Gunhar meminta agar Pertamina mampu menyesuaikan kinerjanya dengan perubahan jaman, termasuk transisi energi yang dapat membantu masyarakat untuk lebih hemat dan efisien.
“Di lampu-lampu merah itu mobil listrik udah banyak, jadi lebih hemat, lebih efisien. Nah ini kita harus juga prediksi terkait dengan perubahan itu,” pungkasnya.***
Baca juga: Pertamina Patra Niaga Regional JBB Tanam 100 Pohon Endemik di Kehati Kiara Payung



