Mengapa Properti Masih Menjadi Investasi yang Menjanjikan? Ini Alasannya!

Bagikan

Yuk, Kenalan Lebih Dekat Sama Investasi yang “Nggak Pernah Mati” Ini

JAKARTA, KORAN INDONESIA – Di tengah gempuran investasi digital seperti saham, crypto, hingga reksa dana yang makin populer, banyak yang bertanya-tanya: “Emang properti masih menarik ya buat investasi?” Jawabannya: ya, masih sangat menjanjikan!

Meski bukan tipe investasi yang “cuan instan”, investasi properti tetap punya daya tarik kuat, apalagi buat kamu yang ingin membangun aset jangka panjang dan stabil. Mau tahu kenapa properti masih jadi primadona sampai sekarang? Yuk, kita bahas tuntas dalam artikel ini!

Apa Itu Investasi Properti?

Investasi properti adalah kegiatan membeli aset fisik berupa tanah, rumah, apartemen, ruko, kos-kosan, villa, hingga gedung komersial dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Keuntungannya bisa berasal dari dua hal:

  1. Kenaikan nilai properti (capital gain) – Misalnya, beli rumah sekarang 500 juta, 5 tahun kemudian nilainya jadi 800 juta.
  2. Pendapatan pasif (passive income) – Seperti menyewakan rumah, kos-kosan, atau ruko.

Mengapa Properti Masih Menjanjikan?

  1. Kebutuhan Akan Hunian Tak Pernah Berakhir

Coba pikir deh, siapa sih yang nggak butuh tempat tinggal? Setiap tahun, jumlah penduduk terus bertambah. Anak muda makin banyak yang menikah dan ingin punya rumah sendiri. Apalagi di kota-kota besar, urbanisasi juga meningkat. Artinya? Permintaan properti akan selalu ada.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan penduduk Indonesia masih konsisten naik sekitar 1,2% per tahun. Ini artinya, kebutuhan rumah juga meningkat secara signifikan setiap tahun.

  1. Nilainya Cenderung Naik dari Tahun ke Tahun

Properti termasuk jenis aset yang jarang mengalami penurunan nilai. Meski ekonomi bisa naik-turun, harga tanah dan bangunan cenderung naik dalam jangka panjang. Ini berbeda dengan investasi seperti saham atau kripto yang fluktuasinya tajam dan bisa anjlok drastis dalam hitungan jam.

Contoh nyata: rumah di pinggiran Jakarta yang dulunya seharga Rp300 juta, kini bisa tembus Rp1 miliar lebih hanya dalam 10–15 tahun. Itulah kekuatan capital gain dalam properti.

  1. Bisa Jadi Sumber Pendapatan Pasif

Properti nggak cuma bisa dijual kembali, tapi juga disewakan. Ini yang bikin banyak orang menyebut properti sebagai mesin uang pasif.

  • Sewa rumah = pendapatan bulanan
  • Sewa kos = cuan per kamar
  • Sewa ruko = pemasukan tetap
  • Sewa villa = bisa cuan besar saat musim liburan

Dengan kata lain, properti bisa jadi tabungan masa depan dan pensiun yang produktif.

  1. Lebih Kebal Inflasi

Inflasi bisa bikin uang kita menyusut nilainya. Tapi kalau punya properti, justru nilainya bisa naik seiring waktu. Misalnya, harga sewa rumah 10 tahun lalu mungkin cuma Rp1 juta/bulan, sekarang bisa Rp3 juta lebih. Ini jadi cara ampuh menjaga nilai kekayaan kamu dari efek inflasi.

  1. Bisa Dibiayai Lewat KPR

Kalau modal belum cukup, properti masih bisa dicicil lewat KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Dengan DP ringan dan cicilan jangka panjang, kamu tetap bisa mulai investasi tanpa harus menunggu uang cash ratusan juta di tangan.

Yang penting, pastikan cicilan tetap aman buat keuangan bulanan ya, jangan sampai memaksakan diri!

  1. Punya Nilai Aset Nyata

Berbeda dengan investasi digital, properti adalah aset fisik yang bisa disentuh dan dilihat langsung. Ini memberikan rasa aman dan kepastian buat banyak investor. Bahkan, kalau lagi kepepet, properti bisa digadaikan atau dijual sebagian (misalnya tanah kavling).

Tantangan Investasi Properti (dan Cara Mengatasinya)

Walau menjanjikan, tentu bukan berarti investasi properti tanpa risiko. Berikut beberapa tantangannya dan solusi ringan untuk menghadapinya:

🔸 Modal Awal Besar

Solusi: Mulai dari properti kecil seperti tanah di pinggiran kota, atau beli rumah subsidi. Bisa juga bergabung dalam kerja sama investasi properti atau patungan.

🔸 Likuiditas Rendah (Sulit Dijual Cepat)

Solusi: Pastikan kamu membeli properti di lokasi strategis dengan potensi pasar tinggi. Jangan lupa siapkan dana darurat dari aset lain untuk kebutuhan mendesak.

🔸 Biaya Perawatan

Solusi: Sisihkan sebagian dari uang sewa untuk biaya perbaikan. Atau pertimbangkan beli properti baru agar minim kerusakan.

🔸 Risiko Penyewa Bermasalah

Solusi: Buat perjanjian sewa yang jelas dan legal. Saring penyewa dengan teliti sebelum menyewakan.

Jenis Properti yang Cocok untuk Investasi

Berikut beberapa jenis properti yang bisa kamu pertimbangkan:

  1. Rumah Tapak – Cocok untuk disewa keluarga atau dijual kembali.
  2. Tanah Kosong – Potensi besar untuk jangka panjang, apalagi jika di area berkembang.
  3. Apartemen – Menarik di kota besar, terutama bagi mahasiswa atau pekerja muda.
  4. Ruko atau Kios – Bisa disewakan untuk usaha, nilainya bisa naik cepat.
  5. Kos-kosan – Penghasilan rutin, apalagi di sekitar kampus atau kawasan industri.
  6. Villa atau Homestay – Cocok di area wisata, berpotensi cuan saat high season.

Tips Memulai Investasi Properti

  1. Pilih lokasi strategis – Dekat fasilitas umum, kampus, perkantoran, atau kawasan berkembang.
  2. Cek legalitas dan sertifikat – Jangan asal beli! Pastikan properti punya SHM atau SHGB yang sah.
  3. Perhatikan potensi sewa dan kenaikan harga – Survey dulu, jangan asal ikut tren.
  4. Hitung ROI (Return on Investment) – Pastikan hasil sewanya masuk akal dibanding modal awal.
  5. Gunakan jasa notaris/agen profesional – Untuk urusan legal dan negosiasi.

Properti masih sangat menjanjikan sebagai investasi jangka panjang. Nilainya stabil, punya potensi pendapatan pasif, dan cocok untuk melawan inflasi. Meski butuh modal relatif besar, dengan strategi yang tepat dan pilihan properti yang bagus, kamu bisa membangun aset yang solid dan tahan banting.

Kalau kamu termasuk tipe orang yang suka dengan investasi nyata, terukur, dan minim stres jangka panjang, properti bisa jadi pilihan terbaik!

Sudah siap mulai investasi properti? Jangan tunggu “nanti”, karena harga properti nggak akan mundur ke belakang. Yuk, mulai selangkah lebih dekat ke masa depan finansial yang aman dan mapan! 🏡💰

 

Referensi:

  1. BPS. (2023). Statistik Penduduk Indonesia.
  2. Kompas.com. (2024). Harga Rumah di Jabodetabek Terus Naik, Ini Datanya.
  3. OJK. (2024). Panduan Investasi Properti untuk Pemula.
  4. CNBC Indonesia. (2023). Properti Masih Menggiurkan? Ini Analisisnya!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top