JAKARTA, KORAN INDONESIA – Buat para orangtua baru, terutama ibu yang baru melahirkan, masa-masa begadang karena bayi susah tidur bisa jadi tantangan tersendiri. Apalagi ketika si kecil yang tadinya sudah punya pola tidur teratur, tiba-tiba jadi sering terbangun, rewel, dan susah ditidurkan kembali. Nah, kondisi ini bisa jadi bukan karena sakit atau lapar, melainkan karena sleep regression.
Sleep regression adalah fase yang umum terjadi pada bayi, tapi tetap saja bisa bikin orangtua panik dan kelelahan. Jadi, yuk kita kenali lebih dalam tentang sleep regression, penyebabnya, tanda-tandanya, dan tentu saja—cara menghadapinya dengan sabar dan bijak.
Apa Itu Sleep Regression?
Sleep regression adalah kondisi di mana bayi yang sebelumnya tidur nyenyak, tiba-tiba mengalami gangguan tidur. Bayi menjadi lebih sering bangun di malam hari, kesulitan untuk tidur kembali, atau bahkan menolak tidur siang.
Fase ini biasanya terjadi seiring perkembangan fisik dan mental bayi yang pesat. Perubahan ini membuat sistem saraf bayi menjadi lebih aktif sehingga pola tidur pun terganggu.
Kapan Sleep Regression Terjadi?
Sleep regression bisa terjadi di beberapa tahap usia bayi, yaitu:
- Usia 4 bulan: Sleep regression pertama dan paling umum. Pola tidur bayi mulai menyerupai pola tidur orang dewasa.
- Usia 8–10 bulan: Berkaitan dengan perkembangan motorik seperti merangkak dan berdiri.
- Usia 12 bulan: Bayi mulai belajar berjalan atau muncul kecemasan saat berpisah dengan orang tua (separation anxiety).
- Usia 18 bulan: Masa toddler tantrum mulai muncul.
- Usia 2 tahun: Bayi mulai aktif secara verbal dan kognitif.
Namun, tidak semua bayi mengalami sleep regression pada usia-usia tersebut. Setiap anak unik, jadi bisa saja lebih cepat atau lebih lambat.
Tanda-Tanda Sleep Regression
Berikut beberapa ciri yang biasanya muncul saat bayi mengalami sleep regression:
- Tidur malam terganggu
Bayi yang tadinya tidur pulas selama 6–8 jam, tiba-tiba jadi sering terbangun tengah malam. - Menolak tidur siang
Bayi jadi susah diajak tidur siang, padahal sebelumnya bisa tidur cukup rutin. - Lebih rewel dari biasanya
Bayi tampak gelisah, mudah menangis, dan terlihat tidak nyaman meskipun tidak sakit. - Perubahan nafsu makan
Ada bayi yang jadi lebih sering menyusu, ada juga yang justru menolak makan atau minum. - Perkembangan motorik baru
Misalnya bayi mulai merangkak, duduk sendiri, atau berdiri—semuanya bisa memengaruhi pola tidur.
Apa Penyebab Sleep Regression?
Beberapa hal yang bisa menyebabkan sleep regression antara lain:
- Perkembangan otak yang pesat
Saat bayi belajar hal baru, seperti mengenali suara, wajah, atau benda, otaknya jadi lebih aktif. - Lonjakan pertumbuhan (growth spurt)
Saat tubuh tumbuh dengan cepat, bayi butuh lebih banyak energi sehingga tidurnya terganggu. - Kecemasan akan perpisahan (separation anxiety)
Bayi mulai sadar bahwa orangtua bisa ‘pergi’ dan ini bisa membuatnya merasa tidak aman. - Perubahan rutinitas
Pindah rumah, traveling, atau sakit bisa memicu gangguan tidur sementara.
Berapa Lama Sleep Regression Berlangsung?
Tenang, fase ini tidak akan berlangsung selamanya. Umumnya sleep regression berlangsung antara 2 hingga 6 minggu, tergantung usia dan kondisi bayi.
Meskipun melelahkan, penting untuk tetap konsisten dengan rutinitas tidur yang baik dan memberikan kenyamanan pada bayi agar fase ini cepat berlalu.
Cara Menghadapi Sleep Regression
Berikut beberapa tips yang bisa membantu orangtua menghadapi sleep regression dengan lebih tenang:
- Tetapkan Rutinitas Tidur
Ciptakan rutinitas yang tenang sebelum tidur, seperti mandi air hangat, membacakan buku, atau menyanyikan lullaby. Konsistensi adalah kunci.
- Ciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman
Pastikan kamar bayi tenang, sejuk, dan gelap. Gunakan white noise jika perlu untuk membantu bayi tidur lebih pulas.
- Responsif, Tapi Jangan Langsung Menggendong
Saat bayi terbangun, berikan respons lembut seperti menepuk perlahan atau menyentuh tubuhnya dengan lembut. Coba hindari langsung menggendong atau menyusui kecuali benar-benar perlu.
- Perhatikan Tanda Kantuk
Jangan menunggu bayi terlalu lelah baru ditidurkan. Amati tanda-tanda kantuk seperti mengucek mata, menguap, atau menarik-narik telinga.
- Beri ASI atau Makanan Seimbang
Pastikan kebutuhan nutrisi bayi tercukupi. Bayi yang kenyang cenderung tidur lebih nyenyak.
- Sabar dan Realistis
Ingat, ini hanya fase. Sleep regression adalah bagian dari perkembangan anak. Tidak ada solusi instan, tapi dukungan emosional dari orangtua sangat membantu.
Kapan Harus Khawatir?
Jika gangguan tidur disertai dengan demam tinggi, bayi menangis tanpa henti, tampak sangat lemas, atau menunjukkan gejala sakit lainnya, segera konsultasikan dengan dokter anak. Sleep regression tidak menimbulkan gejala medis yang serius.
Sleep regression adalah bagian normal dari tumbuh kembang bayi, meskipun bisa sangat menantang bagi orangtua. Fase ini menandakan otak dan tubuh bayi berkembang pesat—dan itu kabar baik!
Dengan pemahaman, kesabaran, dan rutinitas yang konsisten, sleep regression bisa dilewati dengan lebih mudah. Jangan ragu minta bantuan pasangan atau keluarga agar kamu juga tetap bisa menjaga kesehatan fisik dan mental.
Referensi:
- American Academy of Pediatrics – HealthyChildren.org
- Sleep Foundation – Baby Sleep Regression
- What to Expect – Sleep Regression
- Cleveland Clinic – Baby Sleep Schedule