JAKARTA, KORAN INDONESIA – Banyak orang ingin hidup sehat, tapi seringkali terjebak dengan berbagai mitos yang beredar di sekitar kita. Mulai dari diet aneh, tips olahraga instan, hingga pantangan makanan yang katanya “nggak sehat”. Padahal, kalau ditelusuri, nggak semua itu benar loh!
Nah, biar kamu nggak bingung lagi, yuk kita bahas beberapa mitos dan fakta seputar gaya hidup sehat yang sering bikin salah kaprah.
- Mitos: Makan Malam Bikin Gemuk
👉 Fakta: Yang bikin gemuk bukan jam makannya, tapi jumlah kalori yang masuk dibandingkan dengan kalori yang terbakar.
Banyak yang percaya kalau makan lewat jam 7 malam otomatis bikin berat badan naik. Padahal, tubuh kita nggak punya “jam sakti” yang langsung menyimpan lemak di malam hari. Yang penting adalah total kalori harian dan jenis makanan yang dikonsumsi.
Kalau kamu makan dalam porsi besar lalu langsung tidur tanpa aktivitas, barulah risiko penumpukan lemak lebih tinggi. Jadi, makan malam tetap boleh, asal porsinya pas dan pilih makanan yang sehat, misalnya sup sayur, ikan panggang, atau salad.
📌 Tips: Hindari makan junk food atau gorengan saat malam, karena kalorinya tinggi dan sulit dicerna.
- Mitos: Semua Lemak Itu Jahat
👉 Fakta: Tubuh kita butuh lemak sehat!
Banyak orang langsung menghindari makanan berlemak karena dianggap biang kerok obesitas. Padahal, nggak semua lemak buruk. Ada yang disebut lemak sehat (unsaturated fat) yang justru penting untuk fungsi otak, hormon, dan menjaga energi.
Contoh lemak sehat ada di alpukat, kacang-kacangan, ikan salmon, minyak zaitun, dan biji chia. Sementara lemak jahat yang perlu dihindari adalah lemak trans (misalnya dari gorengan, makanan cepat saji, dan margarin).
📌 Tips: Jangan takut makan lemak sehat, tapi tetap batasi konsumsi lemak jenuh dan trans.
- Mitos: Semakin Banyak Olahraga, Semakin Sehat
👉 Fakta: Olahraga berlebihan bisa membahayakan tubuh.
Olahraga memang penting, tapi bukan berarti semakin lama dan keras, semakin baik. Justru, olahraga berlebihan bisa menyebabkan cedera, gangguan hormon, bahkan menurunkan imunitas.
Menurut WHO, orang dewasa cukup berolahraga 150–300 menit aktivitas fisik sedang per minggu (misalnya jalan cepat, bersepeda santai) atau 75–150 menit aktivitas intens (lari, HIIT, olahraga kompetitif).
📌 Tips: Konsisten olahraga 30 menit sehari jauh lebih bermanfaat daripada memaksakan diri olahraga 3 jam sekali seminggu.
- Mitos: Minum Air Putih Banyak-Banyak Bikin Tubuh Lebih Sehat
👉 Fakta: Air memang penting, tapi terlalu banyak juga nggak baik.
Kamu pasti sering dengar anjuran minum 8 gelas sehari. Sebenarnya kebutuhan cairan tiap orang berbeda, tergantung usia, berat badan, aktivitas, dan iklim.
Minum air terlalu banyak bisa menyebabkan hiponatremia (ketidakseimbangan elektrolit dalam darah). Jadi, bukan soal jumlah “wajib 8 gelas”, tapi lebih ke mendengarkan rasa haus tubuh.
📌 Tips: Minum saat haus, perbanyak saat berkeringat, dan pastikan urine berwarna kuning pucat sebagai tanda cukup cairan.
- Mitos: Semua Produk “Sugar-Free” Lebih Sehat
👉 Fakta: Produk tanpa gula tambahan belum tentu lebih sehat.
Banyak produk makanan/minuman berlabel “sugar-free” atau “zero sugar”, tapi sebenarnya mengandung pemanis buatan. Meski rendah kalori, konsumsi berlebihan bisa memengaruhi metabolisme tubuh, bahkan memicu keinginan makan manis lebih banyak.
📌 Tips: Cek label nutrisi sebelum membeli. Lebih baik batasi makanan olahan dan pilih manis alami dari buah.
- Mitos: Detox Juice Bisa Membersihkan Racun Tubuh
👉 Fakta: Tubuh kita sudah punya sistem detox alami.
Banyak tren diet detox dengan jus sayur atau buah yang diklaim mampu “membuang racun” dalam tubuh. Padahal, tubuh kita sudah punya hati, ginjal, paru-paru, dan kulit yang berfungsi alami sebagai pembuang racun.
Jus memang bisa menambah vitamin dan mineral, tapi nggak bisa menggantikan fungsi organ detox alami.
📌 Tips: Lebih baik konsumsi buah dan sayur dalam bentuk utuh, karena seratnya tetap terjaga.
- Mitos: Makan Karbohidrat Itu Tidak Sehat
👉 Fakta: Karbohidrat tetap penting sebagai sumber energi utama.
Diet tanpa karbo (low-carb atau keto) memang populer, tapi bukan berarti semua karbohidrat buruk. Tubuh tetap butuh karbo untuk bahan bakar otak dan otot.
Yang perlu dibatasi adalah karbohidrat olahan (seperti roti putih, kue manis, nasi instan). Sebaliknya, karbohidrat kompleks dari nasi merah, oats, kentang, dan quinoa justru menyehatkan karena kaya serat dan lebih lama dicerna.
📌 Tips: Jangan hapus karbohidrat, tapi pilih jenis yang baik.
- Mitos: Vitamin dan Suplemen Bisa Menggantikan Makanan Sehat
👉 Fakta: Suplemen hanya pelengkap, bukan pengganti.
Banyak orang mengira cukup minum multivitamin tanpa perlu makan buah dan sayur. Padahal, nutrisi dari makanan alami jauh lebih lengkap dibandingkan suplemen.
Suplemen bermanfaat untuk orang dengan kondisi tertentu (misalnya ibu hamil, lansia, atau orang dengan defisiensi gizi), tapi bukan berarti bisa menggantikan pola makan seimbang.
📌 Tips: Utamakan gizi dari makanan alami, gunakan suplemen sesuai kebutuhan dan anjuran dokter.
Menjalani gaya hidup sehat itu penting, tapi jangan sampai terjebak dengan mitos-mitos menyesatkan. Ingat, kunci hidup sehat sebenarnya sederhana: makan makanan bergizi seimbang, cukup minum air, olahraga teratur, tidur cukup, dan kelola stres.
Kalau masih bingung, jangan asal percaya dengan informasi viral di media sosial. Selalu cek fakta ilmiahnya, ya!
Referensi
- World Health Organization. Physical activity. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/physical-activity
- Mayo Clinic. Nutrition and healthy eating. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle
- Harvard T.H. Chan School of Public Health. Healthy Eating Plate & Healthy Eating Pyramid. https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource
- National Institutes of Health (NIH). Dietary Supplements. https://ods.od.nih.gov