KORAN INDONESIA – Mengatasi GERD yang dipicu kecemasan perlu pendekatan menyeluruh, baik fisik maupun mental. Namun, tidak semua pengobatan cocok karena beberapa bisa memperburuk gejala.
Penanganan GERD biasanya melibatkan obat-obatan seperti:
-
Antasida.
-
H2 blocker.
-
Proton pump inhibitors (PPIs).
Sementara untuk anxiety, dokter dapat memberikan:
-
Psikoterapi.
-
Obat selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs).
-
Obat serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs).
Perubahan gaya hidup juga bisa membantu meredakan gejala:
-
Makan dalam jumlah wajar dan hindari makan menjelang tidur.
-
Hindari makanan pemicu GERD dan kecemasan.
-
Jaga berat badan ideal dan hentikan kebiasaan merokok.
-
Hindari alkohol, tambah asupan serat, dan kurangi lemak.
-
Atur posisi tidur, misalnya meninggikan kepala atau tidur miring ke kiri.
Jika gejala berlanjut, penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Refluks asam lambung kronis bisa menimbulkan luka pada kerongkongan atau menyebabkan kondisi esofagus Barrett.
Anxiety yang tidak tertangani juga berisiko menimbulkan komplikasi fisik dan mental. Selain faktor kecemasan, GERD bisa disebabkan oleh kehamilan, obesitas, kebiasaan merokok, dan hernia hiatus.
Segera temui Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Gastroenterohepatologi jika mengalami gejala seperti mual terus-menerus, nyeri dada, atau cemas berkepanjangan.***
Baca juga: Hubungan GERD dan Anxiety, Serta Gejalanya yang Saling Berkaitan