KORAN INDONESIA – Industri rokok dan minuman beralkohol ternyata punya peran besar dalam mengisi kas negara, dengan kontribusi cukai dan ekspor yang mencapai triliunan rupiah sepanjang 2024.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengungkapkan bahwa kontribusi dari industri minuman beralkohol (MMEA) dan hasil tembakau tak bisa dipandang sebelah mata.
“Industri Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) merupakan sektor yang juga berkontribusi besar terhadap cukai dan ekspor, di mana tahun 2024 cukai mencapai Rp8,86 triliun dan sebesar US$ 17,32 juta,” ujarnya dalam pembukaan Business Matching Speciality Indonesia 2025 di Gedung Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, Senin (4/8/2025).
Untuk menjaga kualitas, Kemenperin sudah menerbitkan aturan baru soal impor bahan baku alkohol. Aturan ini membuka jalan untuk inovasi dan meningkatkan daya saing produk MMEA dalam negeri.
Promosi produk minuman alkohol juga dilakukan ke luar negeri. Salah satunya lewat ajang SIAL Paris 2024 yang mencatatkan potensi transaksi ekspor sebesar US$620 ribu ke beberapa negara seperti Jerman, Inggris, dan Rusia.
Tak hanya alkohol, industri rokok alias Industri Hasil Tembakau (IHT) juga jadi tulang punggung penerimaan negara.
“Industri ini telah menjalankan proses hilirisasi menyeluruh dengan rantai pasok terintegrasi hulu-hilir, dimana hampir seluruh produksinya menggunakan bahan baku dari dalam negeri,” ucap Faisol.
Berikut kontribusi IHT secara ekonomi:
-
Investasi sektor IHT (2022–2025): Rp5,2 triliun
-
Tenaga kerja langsung: >5.000 orang
-
Ekspor IHT 2024: US$1,85 miliar
-
Negara tujuan ekspor: Filipina, AS, Kamboja, Singapura, Vietnam
Faisol menambahkan bahwa produksi tembakau dan cengkeh masih didominasi oleh perkebunan rakyat.
“99,65% perkebunan rakyat memproduksi tembakau 234.139 ton. Lalu 99,18% perkebunan rakyat memproduksi cengkeh 137.568 ton,” terangnya.
Penerimaan negara dari cukai IHT tahun ini tercatat mencapai Rp216,9 triliun. Sementara tenaga kerja langsung di sektor ini menyentuh angka 644.584 orang, angka yang tidak kecil di tengah tantangan ekonomi global.***
Baca juga: Rupiah Terpuruk di Awal Agustus, Trump dan Data Ekonomi RI Jadi Sorotan