Suplai Kebutuhan MBG dan Tingkatkan PAD Desa, Bumdes Desa Ciherang Bogor Budidaya Ikan Nila

Bagikan
KORAN INDONESIA – Pemerintah desa Ciherang Bogor melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Manis desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, merealisasikan program ketahanan pangan (Ketapang) yang dibiayai 20 persen dari dana desa pada sektor perikanan, yakni budidaya pembesaran ikan nila.
Diketahui, sebelumnya program ketahanan pangan di kelola oleh Pemerintah desa Ciherang Bogor, dikerjasamakan dengan kelompok masyarakat, namun mulai tahun 2025, program ketahanan pangan (Ketapang) dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Tujuan dari program ketahanan pangan dikelola Bumdes adalah untuk meningkatkan kemandirian desa dalam penyediaan pangan, memperkuat ekonomi desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Selain itu, program tersebut juga bertujuan untuk memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan stabilitas pangan di tingkat desa, serta mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar desa.
Direktur Bumdes Manis desa Ciherang Bogor, Antonius Sugianto saat diwawancara koranindonesia.net via telepon mengatakan bahwa sesuai dengan Keputusan Menteri desa, Nomor 3 Tahun 2025 terkait penggunaan dana desa untuk program Ketahanan Pangan (Ketapang), Bumdes Manis desa Ciherang merealisasikannya pada sektor perikanan yakni budidaya ikan nila.
Selanjutnya Antonius juga mengaku sebelum merealisasikannya ke budidaya pembesaran ikan nila, pihaknya melakukan studi banding ke Balai Besar Budidaya Ikan Air Tawar di Cikole Sukabumi.
“Hasil studi banding tersebut kami aplikasikan budidaya ikan nila ini menggunakan kolam bio vlog yang terbuat dari material terpal ditopang rangka besi bentuk lingkaran, ada 12 belas kolam yang kami buat,”katanya.
Menurut Antonius kolam bio vlog ini memiliki keunggulan, dari sisi pakan bisa lebih murah, efisiensi dari biaya operasional, hemat penggunaan air, pokoknya lebih ekonomis, lebih praktis dan gampang dilakukan di lahan yang tidak terlalu luas, khususnya di wilayah desa Ciherang.
“Dua belas kolam yang kami bangun saat ini menyerap 2 tenaga kerja, untuk bertugas untuk perawatan, kasih pakan ikan dan lain – lain, siang dan malam secara bergantian,”ujarnya.
Benih Ikan yang ditebar
Ketika disinggung jumlah benih ikan nila yang ditebar pada kolam bio vlog tersebut menyebut setiap kolam diisi sebanyak 1.100 ekor. Di sini ada dua belas kolam, jadi total benih ikan yang ditebar sebanyak 13.200 ekor.
“Dari 13.200 ekor tersebut ukurannya berbeda – beda setiap kolamnya dari mulai ukuran 1 jari, 3 jari, 4 jari, kita bikin variasi seperti itu supaya siklus panennya bisa bareng semuanya,”ujarnya.
Siklus masa panen
Kemudian Antonius juga menjelaskan penebaran benih ikan itu dibagi dalam dua termin, termin pertama dilakukan pada 15 Juni 2025, dan termin kedua itu pada 22 Juli 2025.
“Jadi untuk masa panen, untuk ukuran 1 jari masa panennya itu setelah berusia 3 bulan, sedangkan untuk ukuran 3 jari masa panennya itu maksimal 2 bulan dan paling lama 2,5 bulan,”tegasnya.
Perkiraan hasil panen yang akan didapat dari benih 1.100 ekor, per kolam itu akan menghasilkan sebanyak 200 kilogram hingga 300 kilogram ikan nila, “Jadi kalau ditotal dari 12 kolam itu akan menghasilkan antara 2,4 ton hingga 3,6 ton sekali panen. Dan dalam satu tahun bisa tiga kali panen,”jelasnya.
Penyaluran hasil panen
Lantas Antonius juga menjelaskan hasil panen yang di dapat, menurutnya karena ini program ketahanan pangan dari pemerintah, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah desa, mana saja warga yang berhak menerima hasil panen tersebut untuk dikeluarkan dari CSR nya.
Karena Bumdes juga merupakan lembaga unit usaha otomatis harus ada margin untuk menambah PAD desa. Oleh karena itu pihaknya juga sudah menjalin kerjasama dengan restoran – restoran besar seperti Bumi Aki yang ada di Tegal Gundil Bogor Utara, distributor besar yang ada di kota Bogor, dengan kelompok tani dan lain sebagainya.
“Selain itu kita juga sudah terkoneksi dengan kolam pemancingan, ada beberapa lokasi yang sudah kita pegang, seperti Ciomas dampit untuk pemancingan sudah order dua kwintal ukuran 1 Kg isi 4, 1 kg isi 6 dan 1 Kg isi 7 ekor,”ucapnya.
Lalu pihaknya juga mengaku sudah berkoordinasi dengan Bumdes di Ciseeng Kabupaten Bogor, untuk masok ikan nila dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Untuk memenuhi kebutuhan MBG, Bumdes Manis desa Ciherang tentunya akan menambah jumlah kolam budidaya ikan nila tersebut, karena jika hanya 12 kolam yang ada tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Kendala
Ketika ditanya terkait kendala yang dihadapi dalam budidaya pembesaran ikan nila, Antonius menyebut ketika mati listrik mesin pompa ke kolam terhenti, namun alhamdulillah sudah bisa diatasi dengan alat Genzet, faktor cuaca (lingkungan) terutama sinar matahari yang akan berpengaruh terhadap Ph air, karena memang kolam yang ada belum dilengkapi penutup di atasnya.
“Kita akan menutup atas kolam itu dengan membangun atap menggunakan paranet untuk mengurangi intensitas cahaya langsung ke kolam, hal itu perlu dilakukan untuk meminimalisir ikan menjadi mati,”
“Kita akan bangun menggunakan material baja ringan menggunakan anggaran dana desa berikutnya,” Antonius menambahkan.
Meskipun belum dilengkapi atap penutup, berdasarkan data yang ada tingkat kematian ikan itu hanya 2 persen, nah itu masih bisa dikatakan bagus karena toleransi kematian ikan batas maksimal yang disarankan balai besar budidaya ikan air tawar itu sebesar 5 persen.
Sementara itu Kasi Pemerintahan desa Ciherang, Nanang Junaedi mewakili Kepala desa Ciherang, Suherwin saat diwawancara di lokasi kolam bio vlog yang dikelola Bumdes Manis mengatakan bahwa pemerintah desa sangat mendukung langkah yang diambil Bumdes Manis untuk program ketahanan Pangan (Ketapang) pada sektor perikanan.
“Desa Ciherang sudah dua tahun berturut – turut program ketahanan pangan ini pada sektor perikanan. Dan yang membedakannya pada tahun lalu pengelolaannya budidaya pembesaran ikan nila dipercayakan kepada kelompok masyarakat. Dan tahun ini dipercayakan kepada Bumdes,”tutur Nanang.
Menurut Nanang, dipilihnya budidaya ikan nila karena pangsa pasarnya dari kelas bawah sampai kelas atas itu masuk, lalu kemudian cara pemeliharaanya pun bagi pemula tidak terlalu sulit, dan ikan nila ini lebih tahan penyakit yang terpenting pengelolaan airnya harus teratur dan benar.
“Kita berharap hasilnya nanti yang dikelola oleh Bumdes ini jauh lebih baik dari sebelumnya, bisa menunjang ketahanan pangan warga desa, bisa mendukung program MBG, dan dapat menghasilkan PAD untuk desa Ciherang,”pungkasnya.***

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top