Trump: AS Tak Kirim Pasukan ke Ukraina, Tapi Bisa Bantu Lewat Udara

Bagikan

JAKARTA, KORAN INDONESIA – Presiden AS Donald Trump pada Selasa, 19/8/2025, memastikan tidak akan mengirim pasukan darat ke Ukraina, namun membuka peluang dukungan udara sebagai bagian dari upaya mengakhiri perang dengan Rusia.

“Soal keamanan, (Eropa) bersedia mengerahkan pasukan darat. Kami bersedia membantu mereka, terutama, mungkin… lewat udara,” kata Trump dalam wawancara dengan program Fox & Friends di Fox News.

Dilansir dari Reuters, Rabu, 20/8/2025, Trump tidak merinci bentuk bantuan udara yang dimaksud. Bisa berupa sistem pertahanan rudal, atau jet tempur yang menegakkan zona larangan terbang. 

Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengonfirmasi bahwa opsi itu memang terbuka, namun menegaskan pasukan AS tidak akan berada langsung di Ukraina.

“Presiden telah dengan tegas menyatakan bahwa pasukan AS tidak akan berada di Ukraina, tetapi kami tentu dapat membantu dalam koordinasi dan mungkin memberikan jaminan keamanan lain kepada sekutu Eropa kami,” ujar Leavitt.

Serangan Balasan Rusia

Sehari setelah Trump menjanjikan jaminan keamanan dalam pertemuan puncak luar biasa di Gedung Putih, Rusia justru meluncurkan serangan udara terbesar dalam sebulan terakhir. 

Menurut militer Ukraina, Moskow menembakkan 270 drone dan 10 rudal, yang menyebabkan kebakaran besar di kilang minyak satu-satunya Ukraina di wilayah Poltava.

Trump mengakui bahwa upaya damai tidak mudah, apalagi jika Presiden Rusia Vladimir Putin enggan berkompromi. 

“Kita akan mencari tahu tentang Presiden Putin dalam beberapa minggu ke depan,” ujarnya.

Upaya Perdamaian

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyebut perundingan di Gedung Putih sebagai ‘langkah maju yang besar.’ 

Ia juga bersiap untuk pertemuan trilateral dengan Trump dan Putin. Beberapa lokasi seperti Budapest, Istanbul, hingga Swiss disebut sebagai kandidat tempat pertemuan.

Trump sendiri mengatakan mungkin tidak ikut hadir dalam pertemuan awal Putin–Zelenskiy.

“Sekarang saya pikir akan lebih baik jika mereka bertemu tanpa saya. … Jika perlu, saya akan pergi,” ucapnya.

Dalam wawancara radio dengan Mark Levin, Trump menggambarkan gaya negosiasinya soal perang Ukraina. 

“Mungkin lebih berdasarkan naluri daripada proses.”

Situasi Masih Samar

Sementara itu, para sekutu Ukraina dalam Koalisi yang Bersedia sepakat membahas sanksi baru dan rencana jaminan keamanan. 

Para pemimpin militer NATO juga akan bertemu membicarakan langkah selanjutnya.

Namun, analis menilai posisi AS dan Eropa masih belum jelas. 

“Mereka semua berjingkat-jingkat di sekitar Trump” untuk menghindari kesalahan, kata Neil Melvin, Direktur Keamanan Internasional di Royal United Services Institute.

“Sangat samar sehingga sangat sulit untuk menganggapnya serius,” tambahnya mengenai pernyataan Trump tentang jaminan keamanan.

 

Baca juga: Prabowo Soroti Polemik Pati, Tekankan Etika Komunikasi Pejabat

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top