KORAN INDONESIA – Kanker serviks masih menjadi salah satu jenis kanker yang sering tidak terdeteksi sejak dini. Padahal, kalau diketahui lebih awal, peluang sembuh bisa jauh lebih tinggi.
Kanker serviks sendiri adalah kanker yang tumbuh di leher rahim, bagian bawah dari rahim yang terhubung langsung ke vagina. Penyebab utamanya adalah infeksi virus HPV (human papillomavirus), yang biasanya menular lewat hubungan seksual, baik itu melalui penetrasi, seks oral, maupun kontak kulit ke kulit di area genital.
Selain infeksi HPV, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker serviks, seperti:
- Memiliki banyak pasangan seksual
- Merokok
- Mengidap penyakit menular seksual seperti herpes, kutil kelamin, atau HIV/AIDS
- Penggunaan pil KB jangka panjang (meskipun ini masih terus diteliti)
Gejala Awal yang Sering Diabaikan
Masalahnya, kanker serviks di tahap awal sering tidak menunjukkan gejala apa pun. Bahkan kalau pun muncul, gejalanya kerap disangka sebagai masalah kewanitaan biasa. Ini sebabnya banyak kasus baru terdeteksi saat kondisinya sudah cukup parah.
Beberapa gejala awal yang perlu diwaspadai antara lain:
- Perdarahan di luar masa menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau setelah menopause
- Keputihan yang tidak biasa: encer, berwarna kecokelatan, bercampur darah, dan berbau tidak sedap
- Rasa sakit di panggul atau punggung bawah yang tidak hilang-hilang
- Nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual
- Ditemukannya darah di dalam urine
Kalau kamu mengalami satu atau lebih gejala di atas, sebaiknya jangan menunda untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan.
Langkah-Langkah Pencegahan Kanker Serviks
Kabar baiknya, kanker serviks termasuk jenis kanker yang bisa dicegah. Ini beberapa langkah yang bisa kamu lakukan:
- Rutin Pap Smear
Pap smear adalah pemeriksaan untuk mendeteksi adanya perubahan sel di leher rahim sebelum berkembang menjadi kanker.
- Wanita usia 21-29 tahun disarankan menjalani pap smear setiap 3 tahun.
- Usia 30-65 tahun, bisa per 3-5 tahun, tergantung hasil pemeriksaan dan kondisi kesehatan.
Kalau ada indikasi sel yang mencurigakan, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti kolposkopi atau biopsi.
- Terapkan Seks yang Aman
Menghindari perilaku seksual yang berisiko bisa mengurangi kemungkinan tertular HPV. Gunakan kondom, dan sebisa mungkin hindari berganti-ganti pasangan seksual. - Vaksin HPV
Vaksin ini bisa membantu mencegah infeksi virus HPV penyebab kanker serviks.
- Idealnya diberikan mulai usia 10-13 tahun, dengan dua atau tiga kali suntikan.
- Bagi yang belum vaksin saat remaja, vaksinasi masih bisa dilakukan di usia dewasa, tentunya setelah konsultasi dengan dokter.
- Berhenti Merokok
Rokok, baik jadi perokok aktif maupun pasif, dapat meningkatkan risiko kanker serviks. Kalau kamu masih merokok, ini alasan kuat untuk berhenti.
Karena kanker serviks sering tak menunjukkan gejala di awal, sangat penting untuk rutin melakukan pemeriksaan, apalagi kalau kamu memiliki faktor risiko. Jangan menunggu sampai terasa sakit. Begitu ada keluhan yang tidak biasa, langsung saja konsultasikan ke dokter. Pencegahan dan deteksi dini bisa menyelamatkanmu.***
Baca juga: Makan Kentang Goreng Terlalu Sering Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes Tipe 2?