KORAN INDONESIA – Ada kalanya rasa percaya diri yang tinggi menjadi pondasi yang bagus pada suatu individu dalam melakukan sesuatu. Namun, jika terlalu tinggi hingga selalu ingin dipuji dan menghapus rasa empati pada orang lain tidak dibenarkan.
NPD atau Narcissistic Personality Disorder adalah kondisi di mana seseorang merasa dirinya yang paling penting daripada orang lain, haus akan pujian, serta rendahnya empati terhadap orang lain. Umumnya mulai terlihat pada anak-anak atau remaja.
Pengidap gangguan kepribadian narsistik tersebut tidak baik untuk diri, dan biasanya mereka akan rapuh bila mendapat sedikit kritikan.
Berikut 12 Ciri-ciri Orang NPD yang perlu Anda ketahui.
- Merasa dirinya paling istimewa;
- Merasa superior;
- Tidak memedulikan perasaan orang lain;
- Sering berimajinasi akan kesuksesan, kecantikan atau ketampanan, atau mengenai pasangan yang sempurna;
- Ingin diperlakukan secara khusus oleh orang lain;
- Merasa sangat pantas dikagumi;
- Berlebihan dalam membanggakan diri sendiri;
- Merasa paling unggul dari yang lain;
- Sombong dan angkuh serta selalu ingin dipuji;
- Memanfaatkan orang lain untuk kepentingannya sendiri;
- Merasa cemburu terhadap orang lain, dan merasa orang lain cemburu terhadap diri sendiri;
- Tidak peka pada perasaan atau kebutuhan orang lain.
Kondisi di atas dapat muncul pada seseorang akibat dari salahnya pola asuh, atau beberapa hal yang pernah dialami oleh orang tersebut sebelumnya, seperti kekerasan, ditinggalkan, dipuji secara berlebihan atau dimanjakan.
Tak hanya itu, faktor gen atau masalah fisik dan psikologis juga menjadi salah satu penyebab gangguan kepribadian tersebut.
Dalam hal pengobatan, dukungan dari orang terdekat menjadi salah satu upaya pengobatan untuk pengidap gangguan narsistik ini.
Terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan kebiasaan agar gangguan kepribadian narsistik berkurang, atau dicegah, seperti bersosialisasi pada orang lain, melakukan yoga atau meditasi.
Apabila Anda mengidap gangguan kepribadian ini dan ingin melakukan perawatan yang sesuai, Anda dapat mengunjungi pusat kesehatan untuk berdiskusi dengan dokter, psikolog, atau psikiater.
Baca juga: Makan Mi Instan Saat Sahur Bikin Cepat Lapar, Benarkah?