JAKARTA, KORAN INDONESIA – Sutradara legendaris Michael Mann resmi menerima penghargaan bergengsi Lumière Award 2025 dalam ajang Lumière Film Festival di Lyon, Prancis, pada Jumat (17/10) malam waktu setempat.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh aktris asal Prancis sekaligus peraih penghargaan tahun lalu, Isabelle Huppert.
Acara yang dipimpin oleh direktur festival Thierry Frémaux ini diawali dengan kejutan sebuah pesan video dari Quentin Tarantino, salah satu penerima Lumière Award pertama pada 2013.
“Sepertinya kita punya pesan dari seseorang,” ujar Frémaux sebelum menampilkan ucapan Tarantino yang menyambut Mann bergabung bersamanya sebagai bagian dari penerima penghargaan bergengsi itu.
Saat naik ke panggung, Mann tampak terharu saat menerima penghargaan tersebut.
“Sekarang saya tahu kenapa banyak sutradara seperti Clint Eastwood dan Tim Burton kehabisan kata-kata ketika berdiri di sini. Ini luar biasa. Terima kasih banyak,” ucapnya.
“Keinginan untuk membuat film muncul ketika saya berusia 19 atau 20 tahun, di malam musim dingin yang dingin namun cerah di Wisconsin setelah menonton film bisu. Saat berjalan menuruni bukit dari kampus, seolah langit terbuka dan ada tangan raksasa yang berkata, kamu harus menyutradarai film,” lanjutnya sambil mengenang awal mula dirinya jatuh cinta pada dunia perfilman .
Mann juga menyebut bahwa momen itu menjadi titik balik dalam hidupnya.
“Itu salah satu momen langka dalam hidup ketika kebenaran begitu kuat hingga tak ada ruang untuk tawar-menawar. Saya sangat beruntung menemukan pekerjaan seni yang mendorong saya seumur hidup,” tambahnya.
Sambil menahan air mata, Mann juga mengenang sang ayah yang pernah bertugas di Prancis saat Perang Dunia II.
“Ayah saya berada di sini saat Perang Dunia Kedua dan ikut dalam Pertempuran Bulge. Ia sangat mencintai Prancis dan segala hal tentangnya. Jika dia bisa ada di sini malam ini, itu akan luar biasa,” ujarnya.
“Saya menerima kehormatan ini dengan penuh rasa terima kasih, mewakili semangat yang kita semua miliki untuk membuat sinema yang menggugah, dan semangat imajinatif yang ada dalam setiap orang di sini, yang tergerak oleh keajaiban film. Malam ini akan menjadi kenangan abadi bagi saya. Saya sangat bersyukur atas kehormatan ini. Terima kasih banyak,” tutupnya.
Sebelum menyerahkan penghargaan, Isabelle Huppert memberikan penghormatan khusus kepada Mann. Ia menyebut sang sutradara sebagai sosok yang mendengarkan para aktornya, memandang mereka dengan rasa ingin tahu, dan memberi mereka peran yang menantang sekaligus mengungkap sisi terdalam mereka.
“Meraih Prix Lumière di Lyon bukan hanya penghargaan, tapi juga sebuah perjalanan kembali ke sumber cahaya, Michael Mann, adalah salah satu pewaris terbesar dari cahaya itu,” kata Huppert.
“Terima kasih telah terus mengejutkan dan menggugah kami, menjadikan sinema ruang eksplorasi tanpa henti. Semoga cahaya itu selalu menyertaimu. Hidup sinema!” lanjutnya.
Malam penghargaan juga menampilkan montase dari karya-karya Mann seperti “Heat”, “Ali”, dan “The Insider”, serta film dokumenter pendek mengenai proses pembuatan “Heat”.
Acara ini turut mengenang Robert Redford dan Diane Keaton yang wafat tahun ini. Penyanyi Camelia Jordana menutup malam dengan penampilan a cappella lagu “We Shall Overcome” dan salah satu lagu dari Charles Aznavour.
Michael Mann kini bergabung dengan deretan sutradara besar Amerika yang pernah menerima Lumière Award, seperti Martin Scorsese, Quentin Tarantino, Tim Burton, dan Clint Eastwood.
Thierry Frémaux menutup malam dengan kalimat penghormatan.
“Dia mungkin belum pernah memenangkan Oscar, tapi karyanya ada di hidup kita. Film-filmnya telah menemani kita selama bertahun-tahun. Michael Mann adalah salah satu pembuat film yang paling tak terduga dan setiap karyanya adalah mahakarya,” ujarnya.***
Baca juga: ‘General Hospital’ Kuasai Daytime Emmy Awards 2025 dengan Tujuh Kemenangan