5 Kebiasaan Buruk yang Diam-Diam Merusak Keuangan Anda

Bagikan

 

KORAN INDONESIA – Pernah merasa gaji habis begitu saja padahal belum akhir bulan? Atau bingung ke mana perginya uang tabungan yang sudah susah payah dikumpulkan? Kalau iya, bisa jadi ada kebiasaan-kebiasaan kecil yang tanpa sadar bikin keuangan kamu jebol.

Seringkali, masalah keuangan bukan cuma soal penghasilan yang kurang, tapi lebih pada kebiasaan finansial yang buruk. Nah, supaya kamu nggak terus-terusan terjebak dalam siklus “tanggal muda sebentar, tanggal tua lama”, yuk kita bahas 5 kebiasaan buruk yang merusak keuangan dan gimana cara mengatasinya.

 

  1. Belanja Impulsif Tanpa Perencanaan

Siapa yang suka kalap saat lihat tulisan “Flash Sale”, “Diskon 70%”, atau “Beli 1 Gratis 2”? 🙋‍♀️ Belanja impulsif memang terasa menyenangkan sesaat, tapi dampaknya bisa bikin dompet menangis lama.

Apa itu belanja impulsif?
Belanja impulsif adalah kebiasaan membeli barang tanpa pertimbangan matang atau tanpa benar-benar membutuhkannya. Biasanya didorong oleh emosi, godaan diskon, atau sekadar FOMO (Fear of Missing Out).

Dampaknya:

  • Boros dan susah menabung
  • Barang numpuk tapi jarang dipakai
  • Gagal mencapai tujuan keuangan jangka panjang

Tips mengatasinya:

  • Bikin daftar belanja sebelum belanja
  • Terapkan “aturan 30 menit” (tunggu 30 menit sebelum beli barang yang tidak direncanakan)
  • Gunakan metode cash only untuk kebutuhan tertentu

💡 Menurut Journal of Consumer Research, belanja impulsif sering terjadi karena pengaruh visual (warna, penempatan produk, promosi), bukan karena kebutuhan nyata.

 

  1. Tidak Mencatat Pengeluaran

Sering merasa uang hilang begitu saja tanpa tahu habis buat apa? Mungkin karena kamu nggak terbiasa mencatat pengeluaran secara detail.

Kenapa ini berbahaya?

  • Tanpa catatan, kita mudah menyepelekan pengeluaran kecil
  • Tidak tahu ke mana aliran uang pergi
  • Sulit membuat dan mengevaluasi anggaran bulanan

Solusinya:

  • Gunakan aplikasi pencatatan keuangan seperti Money Manager, Catatan Keuangan Harian, atau bahkan Excel
  • Cek laporan mingguan untuk mengetahui kebocoran
  • Bedakan antara pengeluaran wajib, kebutuhan, dan keinginan

💬 “Yang nggak dicatat, nggak bisa dikendalikan.” – Prinsip dasar dalam financial management.

 

  1. Mengandalkan Kartu Kredit untuk Gaya Hidup

Kartu kredit itu bukan musuh, tapi juga bukan sahabat kalau kamu salah menggunakannya. Banyak orang mengandalkan kartu kredit untuk hidup “lebih tinggi dari penghasilan”, demi memenuhi gaya hidup.

Ciri-cirinya:

  • Bayar minimum tagihan bulanan
  • Gunakan kartu kredit untuk kebutuhan primer
  • Sering gesek tanpa menghitung kemampuan bayar

Dampaknya:

  • Terjebak utang bunga tinggi
  • Skor kredit menurun
  • Merusak cash flow bulanan

Solusi cerdas:

  • Gunakan kartu kredit hanya untuk kebutuhan darurat atau yang benar-benar bisa dibayar lunas bulan depan
  • Hindari memiliki lebih dari 2 kartu kredit
  • Aktifkan fitur notifikasi setiap transaksi

📊 Data dari OJK (2023) menunjukkan bahwa utang konsumtif berbunga tinggi adalah salah satu penyebab utama ketidakmampuan mengatur keuangan di usia produktif.

 

  1. Menunda-nunda Menabung dan Investasi

“Tabungnya nanti aja deh, masih ada waktu.”
Kalimat ini terdengar familiar? Banyak orang menunda menabung karena merasa masih muda, masih belum stabil, atau ingin menikmati hidup dulu. Padahal, semakin cepat kamu mulai, semakin ringan beban ke depan.

Akibatnya:

  • Tidak punya dana darurat
  • Tidak siap pensiun
  • Kehilangan kesempatan mendapatkan bunga atau return investasi

Cara memulainya:

  • Terapkan prinsip “Bayar diri sendiri dulu”: sisihkan 10–20% dari gaji untuk ditabung sebelum digunakan
  • Mulai dari nominal kecil dan konsisten
  • Gunakan auto-debit agar lebih disiplin

📈 Berdasarkan prinsip compounding interest, menabung Rp500.000 per bulan sejak usia 25 tahun akan jauh lebih menguntungkan daripada mulai di usia 35 tahun, meskipun dengan nominal yang sama.

 

  1. Tidak Punya Anggaran Bulanan (Budgeting)

Tanpa budgeting, keuangan itu ibarat jalan tanpa peta. Kamu nggak tahu mau ke mana, lewat mana, dan bisa-bisa tersesat. Banyak orang merasa budgeting itu ribet, padahal justru budgeting bikin hidup lebih tenang.

Kenapa perlu budgeting?

  • Membantu mengontrol pengeluaran
  • Menentukan prioritas keuangan
  • Menghindari pengeluaran impulsif

Langkah sederhana bikin anggaran:

  1. Catat semua pemasukan bulanan
  2. Kelompokkan pengeluaran: kebutuhan pokok, cicilan, transportasi, hiburan, tabungan
  3. Tetapkan batasan untuk setiap kategori
  4. Review dan sesuaikan tiap akhir bulan

💰 Pakai metode 50/30/20: 50% untuk kebutuhan, 30% keinginan, 20% tabungan/investasi. Praktis dan mudah diikuti!

 

Uangmu di Tanganmu

Mengatur keuangan bukan soal pelit atau menahan diri mati-matian, tapi soal menentukan prioritas dan sadar akan kebiasaan kecil yang berdampak besar. Jangan tunggu sampai terlilit utang atau tabungan kosong baru sadar pentingnya perencanaan keuangan.

Dengan mulai memperbaiki lima kebiasaan buruk tadi — belanja impulsif, tidak mencatat pengeluaran, terlalu mengandalkan kartu kredit, menunda menabung, dan tidak punya anggaran — kamu bisa perlahan-lahan mengambil alih kendali finansialmu sendiri.

Yuk, jadi lebih bijak soal uang. Karena hidup itu lebih tenang kalau keuangan sehat.

 

Referensi:

  1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (2023). Literasi Keuangan dan Strategi Pengelolaan Utang
    https://www.ojk.go.id
  2. Journal of Consumer Research. (2020). Impulse Buying Behavior in Online Shopping Environment
  3. Investopedia. (2023). How Credit Card Debt Affects Your Financial Health
    https://www.investopedia.com
  4. Sleep Foundation. (2022). Understanding Your Financial Habits
    https://www.sleepfoundation.org
  5. Warren, E. & Tyagi, A. W. (2005). All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top