Bupati Garut Usulkan K.H. Anwar Musaddad Jadi Pahlawan Nasional

Bagikan

‎‎GARUT, KORAN INDONESIA – Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, mengusulkan (alm.) K.H. Anwar Musaddad sebagai pahlawan nasional. Hal itu diajukan Syakur saat mengikuti Seminar Pengusulan Pahlawan Nasional di Gedung Pendopo, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Rabu (20 Agustus 2025).

Syakur menyampaikan pengusulan ini bukan sesuatu yang diinginkan Anwar, melainkan keinginan masyarakat. Menurut Syakur, sosok Anwar dianggap sebagai figur teladan asal Garut yang layak dan representatif untuk menjadi pahlawan nasional.

‎‎”Beliau adalah sosok yang lahir di Garut, memiliki pendidikan yang bukan berorientasi untuk para ningrat. Beliau ingin memberikan pemahaman yang luas tentang bagaimana kita memiliki hubungan toleransi yang tinggi,” jelas Syakur.

‎‎Syakur menceritkan Anwar adalah sosok yang menghormati keyakinan orang lain dan menganggap hidayah sebagai sesuatu yang tidak bisa dipaksakan.

‎‎Dia juga menyoroti peran penting Anwar dalam memajukan pendidikan, menghormati peran perempuan, dan memanfaatkan media dalam berdakwah.

‎‎”Sikap itu sangat penting jadi teladan bagi kita semua. Ketika orang lain bicara tentang budaya perempuan, Anwar sudah dari dulu bicara tentang pentingnya peran perempuan,” imbuh Syakur.

‎‎Dia menjelaskan, pengusulan ini bukan semata-mata agar Anwar dikenal atau dihormati, melainkan karena Garut memerlukan figur yang merepresentasikan nilai-nilai kepedulian terhadap pendidikan, toleransi, dan keberanian.

‎‎Analis Kebijakan Ahli Muda Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Jawa Barat, Muhammad Hanif, mengatakan proses pengusulan pahlawan nasional tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan kolaborasi dan gotong royong dari pemerintah daerah, perguruan tinggi, akademisi, tokoh masyarakat, dan media.

‎‎”Tentu, pengusulan Anwar sebagai pahlawan nasional akan lebih maksimal jika ada kolaborasi antar-instansi,” tegas Hanif.

‎‎Namun, Hanif tak memungkiri Anwar merupakan ulama besar yang lahir, tumbuh, dan berjuang dari bumi Garut.

‎‎”Dia bukan hanya pendidik atau penggerak pesantren, melainkan tokoh pejuang yang mengedepankan tenaga dan pikiran untuk kemerdekaan bangsa Indonesia,” kata Hanif.***

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top