CIREBON, KORANINDONESIA.NET – Tim SAR gabungan kembali menemukan dua korban tanah longsor Tambang Batu Gunung Kuda di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Senin (2 Juni 2025). Kedua korban langsung dievakuasi ke RSUD Arjawinangun.
Kepala Kantor SAR Bandung, Ade Dian Permana, yang juga menjad SAR Mission Coordinator (SMC) mengatakan kedua korban teridentifikasi bernama Sudiono dan Puji Siswanto. Sudiono ditemukan Senin (2 Juni 2025) Pukul 10.33 WIB, sedangkan Siswanto Pukul 14.30 WIB.
“Kedua korban tertimbun di bawah material longsor dan ditemukan sudah meninggal dunia,” terang Dian. “Tim Inafis berhasil mengidentifikasi kedua korban dan langsung membawa jenazah keduanya ke RSUD Arjawinangun untuk proses pemeriksaan lebih lanjut,” tambahnya.
Dian melanjutkan, selama evakuasi berlangsung, Tambang Batu Gunun Kuda mengalami longsor susulan sebanyak dua kali. Atas pertimbangan teknis dan keselamatan di lapangan, proses pencarian dan penyelamatan pada hari keempat dihentikan sementara Pukul 16.30 WIB.
Sama seperti sehari sebelumnya, tim SAR gabungan mengawali pencarian dengan melakukan assesment menggunakan UAV Thermal untuk mendeteksi pergerakan tebing longsoran. Mereka juga melakukan pemetaan potensi bahaya dan penilaian risiko oleh teknisi PT Indocement.
“Setelah dinyatakan aman, tim SAR gabungan melanjutkan pencarian di dua worksite, masing-masing worksite menggunakan tiga excavator dengan radius sejauh 100 meter. Anjing pelacak K9 juga dikerahkan untuk mencari loaksi korban yang tertimbun,” terang Dian.
Pencarian Hari Kelima

Proses pencarian dan penyelamatan korban tanah longsor kembali dilanjutkan dan memasuki hari kelima, Selasa (3 Juni 2025). Saat ini, jumlah korban mencapai 31 orang, yakni 21 orang meninggal dunia, enam orang selamat, dan empat orang masih dinyatakan hilang.
“Data ini masih bersifat sementara dan dapat berubah. Beberapa korban belum dapat teridentifikasi,” tutur Dian. “Sementara itu, data orang hilang diambil dari informasi yang kami terima di Posko Kantor SAR Bandung setelah pihak keluarga mengajukan laporan kehilangan.”
Tim SAR gabungan telah kembali melakukan asesmen di Tambang Batu Gunung Kuda menggunakan UAV Thermal, Selasa (3 Juni 2025). Dibantu para ahli dari PT Indocement, mereka juga melakukan pemetaan potensi bahaya dan penilaian risiko untuk memastikan keselamatan tim.
Pergerakan tanah dan pasir di sepanjang tebing Tambang Batu Gunung Kuda sulit diprediksi dan sering longsor secara tiba-tiba. Upaya pencarian dan penyelamatan juga sempat tertunda beberapa akli mengingat kondisi di lokasi kejadian tidak kondusif dan membahayakan tim.
“Kondisi ini meningkatkan risiko kerja bagi tim yang bertugas di lapangan,” terang Dian. “Material longsor yang menimbun kendaraan, peralatan, dan pekerja Tambang Batu Gunung Kuda juga terdiri dari bebatuan dan pasir. Jadi kami mencoba mencari cara terbaik,” tambahnya.
Peristiwa itu bermula ketika para pekerja sedang mengeruk pasir dan batu di Tambang Batu Gunung Kuda. Namun, sekitar Pukul 10.00 WIB, tebing galian C Gunung Kuda mengalami tanah longsor yang mengakibatkan tujuh unit Damtruck dan tiga alat berat Excavator terkubur.***