KORAN INDONESIA – Duka kembali menyelimuti Korea Selatan setelah dua petugas pemadam kebakaran yang ikut menangani tragedi Halloween Itaewon ditemukan meninggal dunia.
Keduanya diduga mengalami depresi berat setelah terlibat langsung dalam proses penyelamatan saat insiden yang menewaskan lebih dari 150 orang itu terjadi pada Oktober 2022 lalu.
Salah satu dari mereka, pria berusia 30-an, sebelumnya dilaporkan hilang sejak 10 Agustus. Pada Rabu (21/8), polisi mengonfirmasi bahwa jasadnya ditemukan di bawah jembatan Jalan Tol Lingkar Pertama Wilayah Ibu Kota, tepatnya di Siheung, Provinsi Gyeonggi, sekitar pukul 12.30 siang waktu setempat.
Sebelum ditemukan tak bernyawa, ia sempat meninggalkan pesan terakhir di ponselnya yang berbunyi: “Maaf karena selama ini tidak jujur.”
Dalam sebuah wawancara sebelumnya, ia pernah mengungkapkan betapa beratnya pengalaman saat bertugas malam itu.
“Sangat sulit mencari ruang terbuka bagi pasien cedera, belum lagi menempatkan para korban meninggal dunia karena tragedi tersebut… Orang tua saya sangat panik ketika saya ditugaskan ke Itaewon, saya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan orangtua para korban,” ungkapnya.
Usai kejadian itu, ia menjalani 12 sesi konseling melalui program dari Badan Pemadam Kebakaran Nasional. Meski begitu, kondisi mentalnya tetap mengkhawatirkan, baik bagi keluarga maupun rekan kerjanya.
Tak hanya satu kasus, ternyata ada petugas lainnya yang juga mengalami nasib serupa.
Dinas Pemadam Kebakaran Gyeongnam mengonfirmasi bahwa seorang petugas berinisial A, berusia 40-an tahun, ditemukan meninggal di rumahnya di Gyeongsang Selatan pada 29 Juli lalu. Ia juga merupakan salah satu petugas yang bertugas langsung di lokasi kejadian Itaewon pada malam tragedi. A saat itu bertugas di Stasiun Pemadam Kebakaran Yongsan.
Menurut penyelidikan polisi, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan ataupun dugaan tindakan kriminal. Petugas A disebut mengalami tekanan mental berat setelah melihat langsung banyaknya korban jiwa dan mendengar ratapan keluarga yang kehilangan. Hal ini memicu gangguan kecemasan yang terus memburuk.
Beberapa bulan setelah tragedi, A dipindahkan ke Stasiun Pemadam Kebakaran Goseong pada akhir Februari 2023. Namun, selama di penempatan baru, ia lebih sering mengambil cuti sakit dan cuti jangka panjang. Ia ditemukan meninggal saat masih menjalani cuti sakit.
Sebelumnya, A sempat mengajukan cuti karena alasan kesehatan mental. Namun, permohonan itu tidak dikategorikan sebagai cedera akibat tugas oleh pemerintah. Bahkan, pada Juni lalu, permintaan status itu ditolak oleh Kementerian Administrasi Personalia.
Kini, keluarga petugas A tengah menyiapkan permohonan agar kematiannya diakui sebagai “gugur dalam tugas”. Dinas Pemadam Kebakaran Gyeongnam menyatakan siap membantu seluruh proses administratif jika keluarga mengajukan permintaan tersebut.
Menanggapi dua kejadian tragis ini, Dewan Keluarga Korban Tragedi Itaewon 29 Oktober dan Kelompok Aksi Warga untuk Tragedi Itaewon merilis pernyataan bersama.
“Bahkan sampai sekarang, pemerintah perlu mengambil langkah aktif untuk memberikan dukungan luas kepada para penyintas, pedagang lokal, warga sekitar, serta tim penyelamat dan saksi mata, agar mereka bisa pulih dari trauma.”
Tragedi Itaewon pada malam Halloween 2022 menjadi salah satu peristiwa paling memilukan dalam sejarah Korea Selatan. Kini, dua tahun berselang, dampaknya masih terasa, bukan hanya bagi keluarga korban, tapi juga bagi para petugas yang berada di garis depan.***
Baca juga: Hakim Frank Caprio, Sosok di Balik Video Sidang Viral Penuh Haru, Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun



