BOGOR, KORAN INDONESIA – Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Bersinar desa Sinarsari Bogor merealisasikan anggaran dana desa 20% tahun 2025 untuk program ketahanan pangan yakni penanaman pisang barangan jumbo merah, kacang edamame dan peternakan ayam petelur.
Ketua Bumdes Bersinar, Yudi Hermawan saat dikonfirmasi Koran Indonesia.net membenarkan bahwa anggaran Dana Desa 20% direalisasikan pada penanaman pisang barangan, kacang edamame dan peternakan ayam petelur. Karena tiga komoditas pangan tersebut mudah diserap pasar dan memiliki nilai ekonomis yang bagus.
Lahan Pertanian yang digunakan Bumdes
Selanjutnya Yudi mengungkapkan, lahan yang digunakan Bumdes untuk penanaman pisang barangan, kacang edamame serta kandang ayam ada di tiga titik lokasi di desa Sinarsari.
“Kami tanam edamame dilahan 5.000 meter bekerjasama dengan Pepabri, 1.500 meter dekat kantor desa tanam pisang barangan ditumpang sari dengan edamame, serta kandang ayam petelur, dan luas 900 meter di wilayah RT 06 RW 01 tanam kacang edamame,” kata Yudi Sabtu, 15/11/2025.
Panen Perdana Kacang Edamame
Lantas Yudi juga mengungkapkan hari ini sedang panen perdana kacang edamame dilahan milik Pepabri seluas 1.000 meter, tanamnya memang di luas 5.000 meter, tetapi yang sudah bisa dipanen baru di lahan 1.000 meter.
“Panen perdana hasilnya belum begitu maksimal, meskipun umurnya sudah cukup tetapi butiran kacangnya kurang besar, akibat kekurangan air. Sehingga seharusnya dalam 1.000 meter itu menghasilkan 800 hingga 900 kilogram, saat ini hanya mencapai 700 kilogram,”jelas Yudi.
Ini masalah serius, apabila hasilnya ingin lebih maksimal, tidak mungkin hanya mengandalkan dari curah hujan, itu tidak cukup, tentunya untuk jangka panjang harus dipikirkan bagaimana bisa mendatangkan air. Ini tentunya harus berkoordinasi dengan berbagai pihak.
Offtaker Pemasaran
Ketiga disinggung pemasaran kacang edamame Ia menyebut sudah bekerja sama dengan ATP IPB University sebagai offtaker dengan harga Rp 15.000/kilogram.
“Kami sudah bekerjasama dengan Agribusines of Tecknology Park (ATP) IPB University dalam pemasaran kacang edamame,”tegas Yudi.
Benih Kacang Edamame
Kemudian Yudi mengaku, untuk lahan 1.000 meter itu dibutuhkan benih kacang edamame sebanyak 10 kilogram. Dan benih yang ditanam dibeli dari Blitar. Benih edamame ini agak sulit didapat, hanya ada dari Blitar Jawa Timur.

Oleh karena itu, penanaman kacang edamame di luas lahan 900 meter itu akan dipanen tua untuk pembibitan.
“Daripada kesulitan mencari benih, kami akan melakukan pembibitan sendiri. Karena kacang edamame itu cepat panen, dari masa tanam ke masa panen itu hanya butuh waktu 70 hari, untuk memenuhi kebutuhan itu kami melakukan pembibitan sendiri,”tegas Yudi.
Pembibitan Kacang Edamame
Terpisah, Kepala desa Sinarsari, Ukon saat dihubungi via telepon genggamnya mengatakan bahwa Bumdes Bersinar hari sudah melakukan panen perdana kacang edamame, dilahan Pepabri seluas 1.000 meter.
Ketika dikonfirmasi, Bumdes kesulitan air untuk mengairi sawah, Ukon dengan tegas mengatakan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait, akan membuat sumur air dan akan mengadakan mesin jet pump untuk kebutuhan air di lahan pertanian kacang edamame.
Lalu ketika disinggung sulitnya mencari benih atau bibit kacang edamame, Ukon juga mengatakan senada dengan Direktur Bumdes bahwa dari tanaman edamame yang ada di wilayah RT 06 RW 01 seluas 900 meter akan dipanen tua untuk dijadikan bibit.
“Kita akan melakukan pembibitan, dengan panen kacang edamame yang benar – benar tua,”tegas Ukon.
Peningkatan PAD Desa
Bumdes Bersinar lanjut Ukon merealisasikan dana desa 20% pada penanaman pisang barangan jumbo merah, kacang edamame dan peternakan ayam petelur.
“Kami harapkan usaha yang dijalankan oleh Bumdes ini bisa berjalan, dapat mendukung program ketahanan pangan nasional, sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, menjaga ketahan pangan masyarakat juga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD) desa Sinarsari,”pungkas Ukon.***



