Exploding Head Syndrome: Gangguan Tidur Langka yang Bikin Kepala Seakan Meledak

Ilustrasi susah tidur
Bagikan

JAKARTA, KORAN INDONESIA – Exploding Head Syndrome (EHS) adalah gangguan tidur yang membuat seseorang mendengar suara keras, seperti ledakan, di dalam kepala. Suara itu tidak nyata, tidak berbahaya, dan tidak merusak otak maupun telinga.

Meski namanya terdengar menakutkan, EHS bukan penyakit berbahaya. Namun, gangguan ini bisa membuat tidur terganggu dan menimbulkan rasa cemas.

Melansir Cleveland Clinic, berikut beberapa fakta mengenai EHS

Penyebab EHS

Penyebab pasti EHS belum jelas. Namun, para ahli menduga hal ini bisa terjadi karena adanya lonjakan aktivitas listrik di otak, masalah pada telinga bagian dalam, atau gangguan saat tubuh berpindah dari kondisi bangun ke tidur.

Ada juga teori lain seperti efek berhenti tiba-tiba dari obat antidepresan atau kecemasan yang berlebihan. Hingga kini, belum ada bukti genetik yang jelas menyebabkan EHS.

Gejala yang Muncul

Gejala utamanya adalah mendengar suara keras seolah-olah nyata, misalnya seperti:

  • Ledakan.
  • Tembakan.
  • Petir.
  • Suara musik keras.
  • Kaca pecah.

Selain itu, beberapa orang juga mengalami kilatan cahaya, keringat berlebihan, jantung berdebar, sesak napas, hingga rasa panik setelah terbangun. Walau begitu, EHS tidak menimbulkan rasa sakit.

Frekuensi dan Pemicu

Episode EHS bisa muncul berkali-kali dalam satu malam, tapi ada juga yang jarang sekali. Ada orang yang mengalaminya tiap minggu, ada juga yang hanya beberapa kali dalam setahun.

Pemicunya belum jelas, tapi stres dan kelelahan sering disebut sebagai faktor. Menulis jurnal tidur bisa membantu menemukan pola penyebabnya.

Cara Diagnosis

Dokter biasanya mendiagnosis EHS dengan menanyakan gejala pasien. Kalau perlu, pasien bisa dirujuk ke dokter spesialis tidur.

Untuk memastikan, dokter bisa melakukan tes tambahan seperti EEG (rekam aktivitas otak), MRI, atau studi tidur (polysomnography). Tes ini bertujuan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain.

Perawatan dan Penanganan

Saat ini belum ada obat khusus untuk EHS. Dokter biasanya fokus mengurangi pemicunya, seperti stres, gangguan tidur, atau kecemasan.

Beberapa obat tertentu bisa diresepkan bila gejala terlalu mengganggu, misalnya obat antikejang atau antidepresan. Namun, penggunaannya masih terbatas dan disesuaikan dengan kondisi pasien.

Apakah Berbahaya?

EHS tidak berbahaya dan tidak menimbulkan kerusakan pada otak atau tubuh. Meski menakutkan, kondisi ini hanya mengganggu kualitas tidur.

Penderita biasanya merasa lega setelah tahu bahwa suara itu tidak nyata dan tidak berbahaya. Pengetahuan ini membuat mereka lebih tenang saat gejala muncul.

Bisa Dicegah?

Sebab penyebabnya belum jelas, EHS tidak bisa dicegah sepenuhnya. Namun, ada beberapa cara untuk mengurangi risikonya:

  • Menjaga kualitas tidur.
  • Mengurangi stres dengan relaksasi.
  • Melakukan peregangan ringan sebelum tidur.
  • Menangani masalah kesehatan lain yang dapat mengganggu tidur.
Hidup dengan EHS

Orang dengan EHS sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika gejalanya semakin sering atau tidur terganggu parah. Libatkan juga pasangan atau teman tidur, karena mereka bisa memberi informasi tambahan tentang perubahan pola tidur.

Meski tidak berbahaya, EHS tetap bisa memengaruhi kenyamanan sehari-hari. Dukungan medis dan pengelolaan stres dapat sangat membantu mengatasinya.

Exploding Head Syndrome memang terdengar menyeramkan, tetapi sebenarnya tidak membahayakan tubuh maupun otak.

Dengan menjaga pola tidur, mengelola stres, dan rutin konsultasi ke dokter, penderita tetap bisa menjalani hidup dengan normal.***

Baca jugaManfaat Tidur Siang untuk Kesehatan dan Fokus

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top