JAKARTA, KORAN INDONESIA – Neuropati diabetik adalah kerusakan saraf yang terjadi akibat diabetes. Kondisi ini sering menyerang saraf di kaki dan tungkai.
Jika saraf sudah terdampak, gejalanya bisa berupa nyeri, kesemutan, atau mati rasa di tangan, kaki, hingga lengan. Selain itu, masalah bisa muncul pada sistem pencernaan, saluran kencing, pembuluh darah, dan jantung.
Sekitar separuh penderita diabetes berisiko mengalaminya. Namun, risiko bisa ditekan dengan mengontrol gula darah dan menjaga gaya hidup sehat.
Gejala
Melansir Mayo Clinic, neuropati diabetik terbagi menjadi empat jenis. Seseorang bisa mengalami satu atau lebih dari jenis ini sekaligus.
Gejala biasanya muncul perlahan dan sering tidak disadari sampai kerusakan saraf cukup parah.
1. Neuropati Perifer Sensorimotor
Jenis ini paling sering terjadi, dimulai dari kaki dan tungkai lalu menjalar ke tangan dan lengan. Gejalanya biasanya memburuk di malam hari.
Gejalanya antara lain:
Mati rasa atau berkurangnya kemampuan merasakan nyeri dan suhu.
Rasa terbakar atau kesemutan.
Nyeri tajam atau kram.
Otot melemah.
Kulit sangat sensitif, bahkan selimut bisa terasa menyakitkan.
Masalah serius di kaki, seperti luka, infeksi, atau kerusakan tulang dan sendi.
2. Neuropati Otonom
Neuropati ini menyerang saraf yang mengendalikan tekanan darah, jantung, pencernaan, kandung kemih, hingga organ seksual.
Gejalanya bisa berupa:
Tidak merasakan tanda gula darah rendah.
Tekanan darah turun saat berdiri, sehingga terasa pusing.
Jantung berdetak cepat meski sedang istirahat.
Masalah kandung kemih atau buang air besar.
Pencernaan lambat, menyebabkan mual, muntah, cepat kenyang, atau hilang nafsu makan.
Sulit menelan.
Mata sulit menyesuaikan cahaya.
Keringat berlebihan atau justru kurang.
Gangguan fungsi seksual, seperti vagina kering atau kesulitan ereksi.
3. Neuropati Proksimal
Jenis ini sering menyerang saraf di paha, pinggul, bokong, atau tungkai. Kadang juga muncul di perut atau dada.
Gejala biasanya hanya di satu sisi tubuh, meski bisa menyebar ke sisi lain. Gejalanya termasuk:
Nyeri parah di bokong, pinggul, atau paha.
Otot paha melemah dan mengecil.
Sulit bangun dari posisi duduk.
Nyeri di dada atau perut.
4. Mononeuropati
Mononeuropati menyerang satu saraf tertentu, misalnya di wajah, dada, lengan, atau kaki. Kadang bisa menyerang beberapa saraf sekaligus.
Gejalanya bisa berupa:
Sulit fokus atau penglihatan ganda.
Kelumpuhan pada satu sisi wajah.
Kesemutan atau mati rasa di tangan dan jari.
Tangan melemah, sehingga mudah menjatuhkan barang.
Nyeri di tulang kering, kaki, atau paha depan.
Sulit mengangkat bagian depan kaki (foot drop).
Kapan Harus ke Dokter
Segera periksa ke dokter atau tenaga kesehatan jika mengalami luka di kaki yang sulit sembuh, rasa terbakar, kesemutan, atau kelemahan di tangan dan kaki.
Perubahan pada pencernaan, buang air, fungsi seksual, serta pusing atau pingsan juga perlu diperhatikan.
Tes skrining bisa membantu menemukan neuropati diabetik lebih awal. American Diabetes Association menyarankan pemeriksaan dilakukan segera setelah terdiagnosis diabetes tipe 2, atau lima tahun setelah terdiagnosis diabetes tipe 1.
Setelah itu, pemeriksaan rutin sebaiknya dilakukan setahun sekali.***
Baca juga: Mengenal Hurler Syndrome, Penyakit Genetik yang Memengaruhi Anak Sejak Dini



