JAKARTA, KORAN INDONESIA – Di tengah derasnya arus informasi digital, muncul sosok Ferry Irwandi yang belakangan ramai diperbincangkan publik.
Mantan PNS Kementerian Keuangan ini kini lebih dikenal sebagai kreator konten yang lantang menyuarakan kritik sosial, membicarakan isu demokrasi, hingga membongkar hal-hal yang dianggap tabu di masyarakat.
Keberaniannya dalam menyampaikan opini, baik melalui kanal YouTube maupun kehadirannya di aksi-aksi publik, membuatnya semakin menonjol di tengah jagat media sosial.
Ferry tak hanya memanfaatkan ruang digital untuk mengedukasi, tapi juga kerap turun langsung ke lapangan ketika ada isu yang dianggap penting.
Gayanya yang lugas dan berani membuat ia mendapat banyak simpati sekaligus kontroversi.
Dari perdebatan dengan figur publik hingga aksinya menantang praktik mistis, Ferry menjelma menjadi simbol suara kritis yang berusaha menegakkan logika dan prinsip demokrasi di ruang publik.
Di tengah derasnya arus informasi digital, muncul sosok Ferry Irwandi yang belakangan ramai diperbincangkan publik.
Mantan PNS Kementerian Keuangan ini kini lebih dikenal sebagai kreator konten yang lantang menyuarakan kritik sosial, membicarakan isu demokrasi, hingga membongkar hal-hal yang dianggap tabu di masyarakat.
Keberaniannya dalam menyampaikan opini, baik melalui kanal YouTube maupun kehadirannya di aksi-aksi publik, membuatnya semakin menonjol di tengah jagat media sosial.
Ferry tak hanya memanfaatkan ruang digital untuk mengedukasi, tapi juga kerap turun langsung ke lapangan ketika ada isu yang dianggap penting. Gayanya yang lugas dan berani membuat ia mendapat banyak simpati sekaligus kontroversi.
Dari perdebatan dengan figur publik hingga aksinya menantang praktik mistis, Ferry menjelma menjadi simbol suara kritis yang berusaha menegakkan logika dan prinsip demokrasi di ruang publik.
Siapa Ferry Irwandi?
Ferry Irwandi lahir di Jambi tahun 1980. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan sempat mengabdi sebagai PNS di Kementerian Keuangan sebelum akhirnya menempuh jalan berbeda. Saat ini, ia dikenal sebagai kreator konten di YouTube sekaligus pendiri Malaka Project, sebuah inisiatif sosial yang fokus pada peningkatan akses pendidikan.
Gaya dan Tema Kontennya
Konten Ferry sering menyoroti isu-isu yang jarang disentuh orang. Ia membahas praktik perdukunan, mitos mistis, kritik kebijakan publik, hingga isu demokrasi. Salah satu aksinya yang viral adalah ketika ia menantang seorang dukun untuk “menyantet” dirinya secara live di YouTube. Tantangan itu tidak hanya berakhir tanpa hasil, tetapi juga membuat para penonton ikut berdonasi hingga puluhan juta rupiah untuk beasiswa.
Ferry juga dikenal kritis terhadap publik figur. Ia pernah menyinggung profesionalisme tokoh-tokoh populer hingga menyampaikan pesan agar setiap individu yang memiliki jabatan atau posisi publik mampu menempatkan diri secara tepat. Cara bicaranya yang blak-blakan membuat sebagian orang menilai Ferry sebagai pengganggu, tetapi banyak juga yang melihatnya sebagai pengingat agar masyarakat lebih rasional dan kritis.
Suara Kritis dan Dampaknya
Selain aktif di dunia digital, Ferry juga turun ke lapangan. Ia pernah hadir dalam demonstrasi menolak revisi UU TNI di sekitar Gedung DPR RI. Aksinya ini membuat namanya semakin diperhitungkan, namun juga memunculkan risiko. Ferry mengaku menerima berbagai bentuk tekanan, mulai dari teror digital hingga ancaman pembunuhan.
Meskipun demikian, ia tetap memilih untuk bersuara. Baginya, membela demokrasi dan menyuarakan kebenaran adalah hal yang tak bisa ditawar. Keberanian inilah yang membuat Ferry mendapat tempat tersendiri di hati banyak orang yang mendambakan ruang publik lebih sehat dan terbuka.
Ferry Irwandi adalah contoh figur yang berani mengambil jalan berbeda. Dari birokrat menjadi kreator konten, ia mengubah panggungnya dari balik meja kantor ke ruang digital dan jalanan. Suaranya mungkin tidak selalu menyenangkan semua pihak, tetapi keberaniannya membuat diskusi publik tentang demokrasi dan logika tetap hidup.



