GARUT, KORAN INDONESIA – Bupati Garut Abdusy Syakur Amin memimpin Rapat Koordinasi Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) Kawasan Bunderan Suci yang berlangsung di Ruang Pamengkang, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jumat (29 Agustus 2025).
Pertemuan itu membahas mengenai solusi jangka pendek dan panjang untuk mengatasi kemacetan parah yang sering terjadi di kawasan tersebut.
Syakur menjelaskan urgensi penataan ini muncul setelah dia menerima keluhan dari seorang siswi SD yang harus berangkat lebih awal ke sekolah akibat kemacetan.
”Beberapa hari lalu, saya mendapatkan WhatsApp dari anak SD, dia mengeluh katanya berangkat ke sekolah harus satu jam lebih awal karena sering terjadi kemacetan,” ujar Syakur.
Menurutnya, penyebab utama kemacetan di Bunderan Suci adalah penumpukan volume kendaraan, ditambah dengan aktivitas masyarakat dan perumahan di sekitar jalan. Salah satu dugaan penyebab kemacetan ini adalah keberadaan PKL.
Untuk itu, Syakur mengusulkan solusi sederhana, yaitu dengan membuat pembatas jalan agar kendaraan dari arah Wanaraja bisa menjadi dua jalur, tidak hanya satu.
”Ide saya sederhana, bikin pembatas, kemudian yang dari Wanaraja jadi dua jalur, jadi enggak satu. Yang dari Garut itu kalau pagi-pagi cuma satu jalur, sehingga volume kendaraan bisa lebih terdistribusikan,” kata Syakur.
Wakil Bupati Garut Putri Karlina menambahkan, solusi penataan PKL harus dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan polemik, mengingat kondisi ekonomi saat ini.
Dia menekankan pentingnya data yang lebih lengkap dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag dan ESDM) sebelum mengambil keputusan.
”Kalau kita mengganggu PKL tanpa solusi relokasi yang setimpal, pasti polemiknya luar biasa. Kita butuh data status kepemilikan lapak, apakah mereka bekerja sendiri atau punya bos, dan yang terpenting, berapa pendapatan harian mereka,” kata Putri.
Sementara itu, Kapolres Garut, AKBP Yugi Bayu Hendarto, mengutamakan kelancaran arus lalu lintas untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas, termasuk para pelajar. Dia mengusulkan penyiapan lahan parkir khusus agar pembeli tidak parkir di bahu jalan atau di depan lapak PKL.
”Kepentingan orang yang lebih banyak itu orang yang bepergian, yang anak SD itu mungkin bisa mewakili juga masyarakat lain. Untuk itu, kita siapkan lahan parkir, jadi masyarakat yang akan datang membeli tidak parkir di depan PKL,” tegas Bayu.
Bayu menyadari awalnya kebiasaan ini mungkin akan terasa sulit, namun berharap dengan pembiasaan, masyarakat dapat menjadi lebih tertib. Dia juga menyatakan kesiapan timnya untuk melakukan rekayasa lalu lintas bersama Dinas Perhubungan dan Satpol PP.***