Pemuda Dinilai Berperan Memberantas Kebodohan hingga Ketidakadilan

Bagikan

‎‎GARUT, KORAN INDONESIA –  ‎‎Kepala Bidang Pengembangan Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Garut, Neni Nurliana, mengajak warga masyarakat untuk memaknai kemerdekaan dari berbagai perspektif. Dia menilai para pemuda kini memiliki tugas yang tak kalah beratnya.

Menurut Neni, peran pemuda pasca-kemerdekaan bukan lagi melawan penjajah, melainkan melawan kebodohan, kemiskinan, pengangguran, kerusakan lingkungan, dan ketidakadilan.

‎”Semua tantangan itu adalah medan juang baru bagi pemuda Garut dan sebagaimana para pendahulu agar kita bisa berhasil untuk mewujudkan cita-cita mereka,” kata Neni di Gedung Pendopo, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Selasa (19 Agustus 2025).

Neni melanjutkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menyediakan berbagai ruang dan dukungan untuk mendukung kreativitas anak-anak muda, mulai dari program kewirausahaan, pendidikan vokasi, hingga pelatihan digital.

Dia juga berharap pemuda Garut bisa menjadi sosok yang mandiri, inovatif, dan berani mengabdi untuk daerahnya.

‎‎”Namun, perlu saya tekankan juga, sebesar apapun dukungan pemerintah, kuncinya tetap ada pada diri kita sendiri. Kemerdekaan harus dimaknai dengan tanggung jawab, berani mandiri, berani berinovasi, dan berani mengabdi bagi daerahnya,” kata Neni.

‎‎Sementara itu, Ganjar Pranowo menyoroti tantangan berat yang dihadapi para pemuda. Gelombang teknologi informasi dan AI yang sangat besar dapat menyapu siapa saja. Dia menyarankan pemuda untuk terus belajar, selalu update, dan membangun komunitas.

‎‎”Maka kita mesti siap-siap. Apa yang mesti disiapkan tentu kita harus belajar. Kita harus selalu update. Kita membangun komunitas dan itulah cara-cara yang menurut saya bisa kita lakukan,” ujar Ganjar.

‎‎Ganjar juga menyinggung beberapa persoalan spesifik di Garut, seperti masalah pengangguran. Dia mencontohkan berbagai potensi lokal yang bisa dikembangkan menjadi lapangan kerja, seperti kopi, domba, dan kerajinan kulit yang berpotensi menembus pasar dunia.

‎‎”Kan gak bisa kita nyalah-nyalahin aja kan, salahin pemerintah, salahin gak ada lapangan pekerjaan, kita harus bisa berdikari, berdiri di atas kaki sendiri dengan segala kemampuan dan potensi wilayah,” lanjut Ganjar.

‎‎Ganjar juga mengapresiasi kesadaran masyarakat, khususnya para ibu, terhadap persoalan sampah. Dia mengajak semua pihak untuk mulai dari hal kecil, seperti memilah sampah dari rumah dan menjaga kebersihan.

‎‎Selain itu, dia menekankan pentingnya empati dan kepedulian dari pemimpin dan pejabat untuk mengoptimalkan pendapatan daerah (PAD). Misalnya dengan melakukan efisiensi dari atas sebelum meminta masyarakat memenuhi kewajibannya.***

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top