BANDUNG, KORAN INDONESIA – Bagi Fattan, anak laki-laki berusia 10 tahun, kacamata bukan hanya alat bantu penglihatan, tapi juga sering kali jadi penghambat mimpi.
Di usianya yang masih belia, Fattan bukan hanya pelajar di sekolah alam yang penuh aktivitas luar ruang, tapi juga sedang serius menekuni dua cabang olahraga sekaligus: taekwondo dan panahan.
Namun, dengan minus -4.00 dan silinder 0.75, dunia yang ia lihat terasa buram.
Bahkan lebih dari itu, regulasi pertandingan taekwondo melarang penggunaan kacamata, membuatnya harus bertanding dengan keterbatasan penglihatan. Saat berenang bersama teman-temannya di sekolah, ia juga sering tertinggal karena penglihatan yang tidak optimal.
Sampai akhirnya, sang ayah menemukan solusi dari Instagram: terapi Ortho-K di VIO Optical
Clinic. Awalnya ragu, karena terdengar mustahil, bagaimana mungkin lensa dipakai saat tidur
bisa memperbaiki minus di siang hari? Tapi setelah pemeriksaan menyeluruh dan konsultasi
dengan dokter mata di VIO, rasa ragu berubah jadi harapan.
Kini, setelah 9 bulan menjalani terapi Ortho-K, Fattan tidak hanya bisa melihat dengan jelas
tanpa kacamata, tapi juga siap bertanding, belajar, dan bermain tanpa batas. Pemeriksaan
terakhir menunjukkan minus-nya sudah menjadi 0, dengan silinder tersisa hanya 0.5, hasil yang
tidak hanya membuat keluarga Fattan terharu, tapi juga membuktikan bahwa solusi penglihatan
terbaik bisa dimulai sejak dini, tanpa harus menunggu usia cukup untuk operasi LASIK.
Berdasarkan data pemeriksaan VIO Optical Clinic yang telah dipublikasikan di BCLA (British
Contact Lens Association), 92,38% pasien dengan kondisi myopia rendah berhasil menahan
laju pertambahan minusnya menggunakan lensa malam Ortho-K. Sebaliknya, pada pasien
dengan myopia tinggi, persentase keberhasilannya hanya sebesar 18%.
Artinya, deteksi dini jauh lebih efektif daripada menunggu minus anak semakin tinggi. Di sinilah
pentingnya pendekatan sejak awal, sebelum anak mengalami gangguan penglihatan yang lebih
serius. Karena mencegah jauh lebih mudah daripada mengobati.
Cerita Fattan bukanlah satu-satunya. Di Indonesia, semakin banyak anak mengalami miopi
(mata minus) pada usia yang semakin muda. Melihat fenomena ini, VIO Optical Clinic
menginisiasi kampanye edukatif bertajuk PERMADANI; Periksa Mata dari Dini, yang mengajak
para orangtua untuk tidak menunggu anak mengalami gangguan penglihatan terlebih dahulu,
tapi mulai melakukan pemeriksaan sejak dini secara rutin.
“Semakin cepat kita mengenali risiko mata minus, semakin besar peluang untuk memperlambat
atau bahkan menghentikan progresnya sebelum makin tinggi. Di usia anak-anak, mata masih
berkembang, dan di sinilah intervensi terbaik bisa dilakukan,” ujar dr. Mia Nursalamah, Sp.M,
spesialis mata dari VIO Optical Clinic cabang Bandung yang turut hadir dalam acara ini.
Sebagai langkah nyata dari gerakan PERMADANI, VIO Optical Clinic memperkenalkan inovasi
terbarunya: MyoCheck Prediction. Berbeda dari sekadar alat cek mata biasa, MyoCheck
Prediction memungkinkan orang tua untuk mengetahui potensi kenaikan minus anak hingga 10
tahun ke depan.
Dalam press conference ini, VIO menunjukkan secara langsung bagaimana teknologi ini
bekerja. Melalui analisis data refraksi mata anak, MyoCheck Prediction bisa membantu
menentukan jenis penanganan yang paling sesuai, mulai dari terapi Ortho-K, penggunaan
kacamata khusus, hingga monitoring rutin.
Inovasi ini diharapkan bisa jadi panduan awal bagi orang tua untuk tidak hanya menunggu
kondisi mata anak memburuk, tapi mulai mengambil tindakan sejak dini. Karena semakin cepat
kita tahu risikonya, semakin besar peluang untuk mencegahnya.
Melalui pendekatan vision therapy dan monitoring rutin, terapi Ortho-K terbukti membantu
anak-anak menjalani hari tanpa hambatan penglihatan. Lensa malam ini dipakai saat tidur dan
bekerja dengan cara membentuk ulang permukaan kornea secara lembut, sehingga saat
bangun tidur, anak bisa melihat dengan jelas tanpa perlu kacamata atau softlens seharian.
“Ortho-K bukan hanya tentang penglihatan yang lebih baik, tapi tentang kualitas hidup anak
yang meningkat. Mereka bisa lebih percaya diri, lebih bebas beraktivitas, dan lebih fokus
belajar,” tambah dr. Mia.
Melalui cerita Fattan dan gerakan PERMADANI, VIO Optical Clinic mengajak seluruh orangtua
untuk tidak menunda pemeriksaan mata anak. Karena tiap mata punya cerita, dan cerita itu bisa
dimulai dari satu langkah sederhana: Periksa Mata dari Dini.