Regulasi Baru Ancam Tanah Kosong, Rukita Tawarkan Solusi Cerdas Lewat Bisnis Coliving

Bagikan

JAKARTA, KORAN INDONESIA – Pemerintah melalui Kementerian Agraria dan Tata Ruang /
Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) yang disampaikan oleh Mentri ATR/BPN Nusron
Wahid baru-baru ini menyampaikan rencana pengambilalihan tanah bersertifikat atau
Sertifikat hak milik (SHM) yang dibiarkan menganggur selama dua tahun berturut-turut.

Mengacu regulasi dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2021, Nusron
menilai negara bisa mengambil alih tanah bila tidak dimanfaatkan selama kurun waktu
tertentu.

Kebijakan ini bertujuan mendorong pemanfaatan aset lahan secara lebih
produktif, dan menghindari praktik spekulasi tanah yang menghambat pemerataan
ekonomi dan pembangunan.

Melihat urgensi isu ini, Rukita sebagai pionir aset manajemen dan penyedia hunian
coliving modern di Indonesia hadir menawarkan solusi konkret bagi para pemilik
properti yang memiliki tanah nganggur, lahan nganggur atau bangunan tidak
terpakai.

Alih-alih dibiarkan kosong dan berisiko diambil alih negara atau disita negara,
aset properti tersebut dapat disulap menjadi sumber penghasilan pasif yang
menjanjikan melalui model bisnis kost modern berbasis coliving.

“Properti bukan hanya tempat tinggal, tapi aset yang jika dikelola dengan tepat, bisa
menjadi mesin penghasil keuntungan jangka panjang. Di tengah perubahan regulasi ini,
pemilik lahan harus mulai memikirkan cara-cara produktif untuk mengelola asetnya,
dan coliving bisa jadi jawaban,” ujar Lika Aprilia Samiadi, VP Marketing Rukita.
Mengapa Coliving Tetap Menguntungkan di 2025?

Bisnis kost dan coliving tetap relevan dan menjanjikan di tahun 2025, karena tren
hunian yang terus bergeser menuju sewa jangka panjang yang fleksibel. Hal ini
ditunjukkan dengan occupancy rate di Rukita rata-rata di 90% yang menunjukkan
demand coliving yang sangat tinggi.

Data internal Rukita menunjukkan bahwa 55%
penghuninya berasal dari Gen Z (di bawah usia 27 tahun), 45% dari kalangan Milenial,
dan 15% adalah pasangan muda—mereka menyewa rata-rata selama 12 bulan.

Dengan harga properti yang terus naik dan sulitnya akses KPR (sekitar 40% pengajuan
ditolak), banyak orang kini memilih sewa hunian seperti coliving. Selain itu, coliving juga
terus berkembang karena:
● Tingkat permintaan tinggi di lokasi dekat kampus, kawasan bisnis, dan kawasan
industri.
● Pendapatan pasif stabil berkat okupansi jangka panjang.
● Investasi dengan risiko rendah dan nilai aset yang terus naik.
● Peluang diversifikasi pendapatan dari layanan tambahan seperti laundry, F&B,
dll.
● Fleksibilitas skala bisnis yang bisa ditingkatkan sesuai kapasitas lahan.
● Pengelolaan mudah berkat layanan manajemen properti dari Rukita.

Coliving bukan sekadar tempat tinggal, tapi juga menawarkan gaya hidup dan komunitas
yang menarik bagi generasi muda urban.

Dengan desain modern dan fasilitas lengkap
(Wi-Fi cepat, laundry, keamanan 24 jam), coliving menjadi solusi hunian masa kini
sekaligus peluang investasi jangka panjang.

Ubah Aset Nganggur Jadi Bisnis Coliving bersama Rukita

Jika Anda memiliki lahan kosong, tanah telantar atau bangunan yang tidak
produktif dan tertarik untuk mengubahnya menjadi sumber penghasilan pasif, Anda
dapat memulai proses kemitraan dengan berkonsultasi langsung bersama tim Rukita.

Dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di industri real estate, tim Rukita akan
membantu menyusun strategi bisnis dan konsep properti yang sesuai dengan kondisi
aset serta tren pasar terkini. Proses ini mencakup:
● Analisis pasar dan proyeksi pendapatan, termasuk penentuan harga sewa
yang kompetitif
● Rancangan tipe dan variasi kamar sesuai target pasar
● Estimasi kebutuhan investasi untuk pembangunan atau renovasi properti
● Perhitungan waktu balik modal (break-even point) secara realistis

Setelah pemilik properti menyetujui konsep dan estimasi investasi, tim Rukita akan
melanjutkan ke tahap konstruksi, desain, dan interior, yang seluruhnya dikerjakan
berdasarkan desain yang telah disepakati bersama.

Saat properti coliving Anda siap beroperasi, tim operasional Rukita akan mengambil
alih pengelolaan harian, mulai dari pemeliharaan, pelayanan penghuni, hingga
keamanan. Seluruh kegiatan pemasaran dan promosi pun akan ditangani oleh tim
marketing internal Rukita, untuk memastikan tingkat okupansi tetap tinggi dan
stabil.

Pemilik properti tidak perlu repot mengurus detail teknis, karena semua proses dapat
dipantau secara transparan melalui aplikasi RuManage, platform digital yang
memungkinkan pemilik untuk mengakses laporan keuangan, performa properti, dan
update operasional secara berkala.

Dengan sistem kemitraan end-to-end ini, Rukita membantu pemilik properti mengubah
aset menganggur menjadi bisnis coliving modern yang menguntungkan, berkelanjutan,
dan bebas repot.

Sejak berdiri pada 2019, Rukita telah dipercaya oleh lebih dari 1.300 pemilik properti
sebagai asset manager untuk mengelola aset mereka menjadi hunian sewa yang
produktif dan menguntungkan.

Saat ini, Rukita mengoperasikan properti di 21 kota
besar di Indonesia, dan menjadi rumah bagi lebih dari 50.000 orang setiap
tahunnya. Dengan pengalaman dan jangkauan yang luas, Rukita siap menjadi mitra
strategis Anda dalam mengubah properti tidak produktif menjadi peluang bisnis masa
depan.

“Ini momentum yang tepat bagi pemilik properti untuk berpindah dari sekadar
‘menyimpan aset’ menjadi ‘mengembangkan aset’ bersama kami,” tutup Lika.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program kemitraan properti Rukita, kunjungi
https://www.rukita.co/partners-with-us.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top