Saldo Tebal di Rekening, Kok Bisa Bikin Rugi?

Bagikan

JAKARTA, KORAN INDONESIA – Banyak yang mengira saldo tabungan besar menandakan keuangan aman, padahal perencana keuangan menilai penyimpanan berlebihan di rekening justru berisiko merugikan.

Jessica Goedtel, perencana keuangan bersertifikat dari Pennsylvania, menjelaskan bahwa rekening tabungan umumnya tidak memberikan perlindungan optimal seperti kartu kredit atau produk investasi resmi.

“Jika terjadi kebocoran data atau penipuan, proses pemulihannya bisa jauh lebih sulit,” ujarnya, dilansir CNBC, Minggu, 10/8/2025.

Selain itu, bunga tabungan konvensional tergolong rendah, sementara inflasi tahunan bisa mencapai 3–5%. Artinya, menaruh dana besar di rekening malah membuat nilai riil uang berkurang.

Gregory Guenther, konselor keuangan asal New Jersey, menyarankan agar saldo di rekening cukup untuk kebutuhan 1–2 minggu.

“Jika terlalu sedikit, Anda akan cemas setiap kali bertransaksi. Tapi kalau terlalu banyak, Anda kehilangan potensi pertumbuhan dari instrumen yang lebih optimal,” kata Gregory.

Solusinya, masyarakat bisa memisahkan dana sesuai tujuan. Misalnya, rekening harian untuk kebutuhan operasional 1–2 minggu, dana darurat setara 3–6 bulan pengeluaran disimpan di instrumen likuid berbunga tinggi, dan sisanya dialokasikan ke investasi yang sesuai profil risiko.

Dengan strategi ini, likuiditas tetap terjaga tanpa mengorbankan peluang pertumbuhan kekayaan.

Cash is king, tapi hanya kalau ditempatkan di posisi yang benar,” tegas Jessica.

 

Baca juga: Rupiah Menguat 1,35% dalam Sepekan, Meski Sempat Terkoreksi Tipis

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top