Trump Umumkan Tarif 30% untuk Produk UE dan Meksiko, Uni Eropa dan Meksiko Siap Balas

Bagikan

KORAN INDONESIA – Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana penerapan tarif impor 30% untuk semua produk dari Uni Eropa dan Meksiko mulai 1 Agustus 2025, memicu ketegangan baru dalam perdagangan global.

“Amerika Serikat tetap terbuka bekerja sama, namun hanya dengan perdagangan yang adil dan seimbang,” tulis Trump dalam surat yang ia unggah di platform Truth Social pada Sabtu, 12/7/2025.

Pengecualian hanya berlaku untuk sektor otomotif, yang akan dikenai tarif berbeda sebesar 25%. Kebijakan ini merupakan bagian dari rangkaian kebijakan tarif yang telah Trump gulirkan sejak kembali menjabat awal tahun ini. 

Menanggapi kebijakan tersebut, Ursula von der Leyen memberi reaksi keras.

“Tarif 30% akan merusak rantai pasok dan konsumen di kedua sisi Atlantik. Uni Eropa akan mengambil semua langkah yang diperlukan, termasuk tindakan balasan proporsional,” tegasnya, dilansir CNBC, Rabu, 16/7/2025.

Komisi Eropa telah menyiapkan daftar produk asal AS senilai US$24,5 miliar (sekitar Rp397 triliun) yang akan dikenai tarif balasan. 

Mereka juga menyiapkan langkah tambahan jika tidak ada titik temu hingga batas waktu yang ditentukan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mendukung sikap tegas dari Komisi Eropa.

“Komisi harus dengan tegas membela kepentingan Eropa,” tulis Macron di platform X, sambil menyerukan percepatan penerapan kebijakan anti-paksaan bila negosiasi menemui jalan buntu.

Untuk Meksiko, Trump menyambungkan kebijakan tarif ini dengan isu keamanan perbatasan dan perdagangan gelap obat terlarang.

“Meksiko membantu saya mengamankan perbatasan, tetapi itu belum cukup,” tulis Trump dalam suratnya kepada Presiden Claudia Sheinbaum.

Presiden Sheinbaum berharap dialog masih memungkinkan untuk mencegah diberlakukannya tarif.

“Tujuan utama adalah mencari kesepakatan agar tarif ini tidak diberlakukan,” ujarnya dalam pidato di Guaymas. 

Ia menegaskan bahwa kedua negara sedang mencari solusi yang bisa melindungi bisnis dan pekerjaan.

Menteri Ekonomi Meksiko, Marcelo Ebrard, menyebut rencana Trump sebagai kebijakan yang tidak adil dan menyatakan keberatan atas langkah tersebut.

Trump juga memperingatkan bahwa setiap upaya balasan akan langsung direspons dengan peningkatan tarif lebih lanjut.

“Berapa pun angka yang Anda pilih untuk membalas, akan ditambahkan ke 30% yang kami kenakan,” tulisnya.

Selain alasan defisit perdagangan, Trump juga menyebut pajak layanan digital dan pajak pertambahan nilai di negara-negara Eropa sebagai dasar tambahan untuk kebijakan ini. Bahkan, pada Juni lalu, Trump sempat mengancam akan menaikkan tarif menjadi 50%.

“Saya tidak mencari kesepakatan,” kata Trump saat itu.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menganggap Uni Eropa belum memberikan penawaran perdagangan yang setara.

“Uni Eropa belum menunjukkan kualitas tawaran yang sama seperti mitra dagang strategis lainnya.”

“Inggris telah lebih dulu ‘mengamankan kesepakatan awal’,” lanjutnya.

Sebelumnya, Trump juga melontarkan ancaman tarif 35% terhadap barang-barang asal Kanada. 

Berdasarkan data Kantor Perwakilan Dagang AS, total perdagangan barang antara AS dan Uni Eropa pada 2024 mencapai US$976 miliar. 

Sementara itu, nilai perdagangan dengan Meksiko dan Kanada masing-masing sebesar US$840 miliar dan US$762 miliar.

 

Baca juga: Tarif Impor AS Ditunda, Indonesia Terhindar dari Tambahan 10% karena Gabung BRICS

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top