JAKARTA, KORAN INDONESIA – Menjelang perayaan ulang tahun ke-25 ‘Dora the Explorer’, kreator Chris Gifford dan Valerie Walsh Valdes mengungkap fakta mengejutkan soal awal konsep karakter ikonik ini.
Dalam wawancara dengan ‘Today’ yang tayang pada 13/8/2025, Valdes mengatakan Dora awalnya bukanlah gadis kecil seperti yang kita kenal sekarang, melainkan sempat dirancang sebagai kucing yang bisa bicara.
“Ada beberapa iterasi sebelum Dora menjadi Dora,” ujar Valdes.
“Dia adalah Tess. Dia hampir seperti penangkap gerak. Dia punya tikus kecil bernama Boots yang tinggal di sakunya. Tapi ada beberapa hal yang tetap sama, seperti esensi karakternya. Kami berusaha mempertahankannya,” lanjutnya.
Dilansir Enews!, Kamis, 14/8/2025, selain kucing, Dora juga nyaris digambar sebagai kelinci atau anak perempuan berambut merah. Perubahan besar juga terjadi pada identitas etnisnya.
Gifford mengaku, awalnya Dora tidak direncanakan sebagai karakter Latina. Namun, pihak Nickelodeon menyarankan agar Dora memiliki latar belakang tersebut.
“Dan ketika Nickelodeon datang kepada kami dengan ide seperti, ‘Bisakah kamu membuat (karakternya) Latina?‘ Reaksi pertama kami adalah, ‘Wah, ide yang bagus sekali!‘” kenang Gifford.
“Dan representasinya tidak ada di siaran.”
Dengan arahan baru ini, Gifford dan Valdes merekrut penulis Latin, bekerja sama dengan pengawas konten budaya, bahkan melakukan perjalanan ke Amerika Latin untuk memahami lebih dalam diaspora Latin.
Mereka juga menggandeng penulis Eric Weiner menyempurnakan naskah sebelum serial tayang perdana di Nickelodeon pada 2000.
“Dan dengan melakukan itu, saya rasa saat itulah karakter tersebut menjadi dirinya sendiri,” ujar Gifford.
“Karena ini tentang menggunakan bahasa kedua untuk berteman, memecahkan masalah, dan membangun jembatan.”
‘Dora the Explorer’ akhirnya bertahan selama delapan musim, melahirkan ‘spin-off Go’, ‘Diego’, ‘Go!’ dan dua film live-action: ‘Dora and the Lost City of Gold (2019)’ serta ‘Dora and the Search for Sol Dorado (2025)’.
Sebelum resmi tayang, episode percontohannya sempat diuji coba kepada sekelompok anak-anak.
“Mereka jadi gila,” kata Valdes.
“Ketika para eksekutif melihat anak-anak menjerit dan berteriak, bermain ransel, dan sebagainya, semua perlawanan pun sirna.”
Baca juga: NoB, Penyanyi Lagu Ikonik Saint Seiya, Wafat di Usia 61 Tahun



