Mengenal Paus Leo XIV: Pemimpin Baru Umat Katolik Sedunia

Paus Leo XIV
Bagikan

KORAN INDONESIA – Asap putih mengepul dari cerobong Kapel Sistina, Vatikan, menandakan terpilihnya Paus baru oleh 133 kardinal Gereja Katolik. Nama Robert Francis Prevost diumumkan sebagai Paus Leo XIV, menggantikan Paus Fransiskus yang wafat di usia 88 tahun.

Paus Leo XIV tampil di balkon Basilika Santo Petrus, menyapa ribuan umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus. Dalam pidato perdananya, ia langsung menyerukan perdamaian dan menyampaikan berkat bagi dunia.

“Saudara-saudari terkasih, ini adalah salam pertama dari Kristus yang bangkit, sang gembala yang baik yang menyerahkan nyawa-Nya bagi kawanan domba Allah. Saya juga ingin agar salam damai ini masuk ke dalam hati anda, menjangkau keluarga-keluarga anda dan semua orang, di mana pun mereka berada, dan semua bangsa, dan seluruh bumi. Semoga damai menyertai Anda,” ujar Paus Leo XIV.

Paus Leo XIV menyampaikan rasa hormat dan terima kasihnya kepada Paus Fransiskus. Ia berjanji akan melanjutkan semangat dan berkat yang ditinggalkan pendahulunya.

“Mari lah kita dengarkan suara Paus Fransiskus yang lemah, tetapi selalu berani, yang memberkati Roma-Paus yang memberkati Roma dan dunia pada pagi hari Paskah. Izinkan saya untuk melanjutkan berkat yang sama itu. Tuhan mengasihi kita, kita semua, kejahatan tidak akan menang. Kita semua berada di tangan Tuhan. Tanpa rasa takut, bersatu, bergandengan tangan dengan Tuhan dan di antara kita sendiri, kita akan maju,” ujar Paus Leo XIV.

“Kita adalah murid-murid Kristus, Kristus berjalan di depan kita, dan dunia membutuhkan terang-Nya. Umat manusia membutuhkan-Nya sebagai jembatan untuk mencapai Tuhan dan kasih-Nya. Anda membantu kami membangun jembatan melalui dialog dan perjumpaan sehingga kita semua dapat menjadi satu umat yang selalu dalam damai. Terima kasih Paus Fransiskus,” sambung Paus Leo XIV.

Mengenal Paus Leo

Robert Prevost, yang memilih nama Paus Leo XIV, merupakan Paus pertama asal Amerika Serikat dan Paus Agustinian pertama. Ia lahir di Chicago pada 14 September 1955 dari keluarga campuran keturunan Spanyol, Prancis, dan Italia.

Selama hidupnya, Paus Leo XIV aktif sebagai misionaris dan sempat menetap di Peru selama bertahun-tahun. Ia dikenal dekat dengan masyarakat terpinggirkan dan banyak membangun jembatan lintas budaya serta agama.

Ia ditahbiskan sebagai imam pada 1982, dan menghabiskan waktu di Peru sebagai pendeta, guru, dan pemimpin komunitas. Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Uskup Chiclayo dan kemudian prefek Dikasteri untuk Para Uskup.

Di tahun 2023, ia menjadi uskup agung dan tak lama setelahnya diangkat sebagai kardinal oleh Paus Fransiskus. Terpilihnya Leo XIV disebut sebagai kelanjutan visi reformis dari Paus sebelumnya.

Dalam pidatonya, Paus Leo XIV menyebut dirinya sebagai anak dari Santo Agustinus dan mengajak Gereja untuk tetap setia kepada Injil. Ia menyatakan ingin berjalan bersama umat mencari keadilan dan perdamaian.

Leo XIV menyuarakan tekad agar Gereja tetap terbuka dan berani menyinari dunia yang penuh keputusasaan. Ia menekankan pentingnya dialog dan perjumpaan sebagai jembatan menuju kasih Tuhan.

Meskipun memiliki kewarganegaraan Peru dan Amerika Serikat, Paus Leo XIV diyakini membawa semangat Amerika Latin ke Vatikan. Ia dianggap mewakili suara umat dari Selatan global dalam Gereja Katolik.

Namun masa lalunya di Peru tidak luput dari kontroversi, termasuk saat keuskupannya disorot terkait kasus pelecehan. Meski begitu, pihak keuskupan menyatakan bahwa Paus Leo XIV tidak terlibat dalam upaya penutupan kasus apa pun.***

Baca jugaMengenal Asap Putih dan ‘Habemus Papam’: Tanda Terpilihnya Paus Baru

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top