Tenang, Ini 7 Cara Dukung Anak Setelah Diagnosis Autisme

Ilustrasi ibu dan anak
Bagikan

KORAN INDONESIA – Mendengar anak didiagnosis autisme mungkin terasa mengagetkan. Namun, tenang, kamu tidak sendiri dan ini bukan akhir segalanya.

Mengutip Healthline, ini tujuh tips dari ahli yang bisa kamu pakai untuk membantu anak spesialmu menjalani hidupnya sebaik mungkin.

1. Anakmu Tetap Anakmu

Diagnosis itu tidak mengubah siapa anakmu atau apa yang bisa mereka capai. Mereka tetap anakmu yang sama, hanya sekarang kamu tahu cara yang lebih tepat untuk mendukungnya.

2. Ilmu Terus Berkembang

Ilmu soal autisme terus berkembang. Banyak program dan strategi yang bisa bantu anak berkomunikasi, belajar, bersosialisasi, dan mandiri.

3. Mulai Secepat Mungkin

Kalau bisa, mulai intervensi sejak dini. Meski usia 0–3 tahun adalah masa paling krusial, terapi tetap bermanfaat meskipun dimulai setelahnya.

4. Pilih Terapi Sesuai Kebutuhan

Jenis terapinya macam-macam, seperti terapi wicara, terapi okupasi, terapi fisik, sampai terapi perilaku seperti ABA atau FloorTime. Ini semua membantu anak membangun keterampilan dasar untuk masa depannya.

5. Belajar Mendengar dengan Mata dan Hati

Belajar dengarkan anak, bukan cuma pakai telinga, tapi juga pakai mata dan hati. Anak yang belum bisa bicara tetap bisa berkomunikasi lewat gerak tubuh atau ekspresi.

6. Kenali Gerak dan Kebutuhan Sensoriknya

Pahami juga soal gerakan tubuh mereka. Motorik kasar itu soal gerakan besar, seperti lari atau lompat, sedangkan motorik halus itu semacam menulis atau mengancingkan baju.

7. Jangan Takut Coba Hal Baru

Jangan takut coba kegiatan baru, seperti musik, berenang, atau berkuda. Kalau anakmu senang dan berkembang di sana, teruskan, nggak semua hal harus soal angka dan target.

Selain itu, kamu juga perlu hati-hati sama janji-janji ‘obat ajaib’. Selalu cek dan diskusikan terlebih dahulu sama dokter sebelum coba hal baru, apalagi yang belum jelas keamanannya.

Ingat, kamu mungkin nggak bisa mengubah anakmu jadi seperti harapan orang lain. Tapi kamu bisa bantu mereka tumbuh jadi diri sendiri yang bahagia dan dicintai.***

Baca jugaJangan Asal Pilih! Kenali Dulu Kurikulum Sekolah Inklusi Sebelum Daftarin Si Kecil

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top