Dari Kaskus ke Shopee: Mandalika Music Tembus Pasar Nasional Raih Omzet Ratusan Juta!

Bagikan

KORAN INDONESIA – Tidak semua mimpi besar lahir dari tempat yang nyaman. Bagi Alfino Wijaya, pendiri Mandalika Music, semuanya bermula dari keterbatasan. Jualan gorengan dan sosis bakar di jam istirahat sekolah adalah bagian dari perjuangan hidup yang mengasah ketekunan dan keteguhan hati sejak dini.

“Saya bukan dari keluarga berada. Lulus SMA tahun 2012, saya diminta orangtua langsung kerja karena tak ada biaya lanjut kuliah,” kenang Alfino.

Namun, nasib baik menyapa lewat sebuah beasiswa penuh—hasil dari proposal yang ia tulis tangan sendiri. Dari sekian banyak yang mengajukan proposal, dua orang terpilih, salah satunya Alfino. Meski demikian, jalan tak langsung mulus. Sang ibu sempat menolak karena tidak sanggup menanggung biaya hidup harian.

Tak habis pikir, Alfino pun memilih berdikari. Di sela-sela kegiatan kuliah, setiap pagi, ia jualan nasi uduk. Dari hasil penjualan, uangnya tak langsung dihabiskan, melainkan disisihkan untuk modal berikutnya.

Awal Usaha: Gitar Bekas dan Kaskus

Perjalanan bisnis musiknya bermula dari hal sederhana: gitar milik sang adik. Saat itu, sang adik hendak menjual gitar kesayangannya. Alfino coba pasarkan lewat forum jual-beli Kaskus. Tak disangka, gitar bekas yang dibeli adiknya seharga Rp450 ribu laku Rp600 ribu—tanpa ditawar.

“Saya tidak hapus iklannya. Eh, beberapa hari kemudian ada lagi yang tanya. Dari situ saya  coba mulai beli gitar bekas di Pasar Poncol lalu pasarkan online,” ujarnya.

Dengan modal HP Nokia jadul berfitur kamera seadanya, ia memotret gitar dan memasangnya di Tokobagus (sekarang OLX). Respons pembeli pun mengalir deras. Dalam sehari, 30 orang bisa bertanya, meski hanya 2–5 yang jadi membeli.

Kuliah dijalani Alfino di sela aktivitas jualan gitar. Pagi ia kuliah, sore balik ke kampus lagi setelah sebelumnya nongkrong di pasar Poncol untuk cari stok gitar. Produk yang dijual bervariasi, dari Rp450 ribu hingga Rp1,8 juta. Tapi, produk terlaris tetap gitar murah dengan harga paling terjangkau.

Penjualannya justru melejit saat pandemi Covid-19 tahun 2020. Ketika banyak bisnis gulung tikar, Mandalika Music malah kewalahan melayani pesanan.

Bermodalkan tabungan Rp5 juta, Alfino mulai memborong gitar dari Poncol untuk dijual kembali. Dari keuntungan Rp100–200 ribu per unit, ia berhasil menggandakan modalnya jadi Rp7 juta, lalu Rp10 juta. Dalam beberapa bulan, keuntungan pun terus meningkat.

Tak puas hanya menjualkan gitar dari Pasar Poncol, Alfino nekat memproduksi sendiri. Padahal, ia tak punya latar belakang teknis dalam pembuatan gitar. Semuanya dijalani dengan prinsip trial and error.

Tahun 2021 jadi titik awal produksi mandiri di Solo, daerah yang dikenal punya empat kampung pengrajin gitar dengan puluhan perajin lokal.

“Saya kuliah manajemen. Pas lulus ditanya mau kerja di mana? Saya jawab, saya sudah punya usaha sendiri,” katanya bangga. Meski nilai IPK 3,6 tak pernah ia gunakan untuk melamar kerja, bekal ilmunya sangat membantu dalam mengelola bisnis.

Tahun 2017, ia sempat memiliki merek sendiri. Sayangnya, karena belum paham soal HAKI (Hak Kekayaan Intelektual), merek tersebut diam-diam diambil mantan supplier. Dari pengalaman itu, lahirlah nama baru: Mandalika.

Nama ini dipilih karena terdengar khas Indonesia dan memiliki kesan lokal yang kuat. Belakangan, nama ini pun identik dengan sirkuit balap Mandalika dan bahkan festival musik—meski tak terkait langsung dengan Alfino.

Kini, semua produk yang dijual memakai merek Mandalika, tak lagi menjual brand lain. Fokus utamanya pada ukulele dan gitar produksi sendiri. Platform utama pemasaran tetap Shopee, yang sejak awal 2016 sudah ia manfaatkan.

Omzet Ratusan Juta, Puluhan Karyawan

Saat ini, omzet bulanan Mandalika Music mencapai Rp300 juta per bulan, dengan ribuan unit gitar terjual. Mereka mempekerjakan 11 orang di Jakarta dan 26 karyawan produksi di Sukoharjo, Solo. Yang membanggakan, Alfino tidak pelit menggaji.

“Di Solo, UMR sekitar Rp1,8 juta. Kami kasih Rp100 ribu per hari. Kami ingin menghargai pengrajin lokal yang jadi tulang punggung industri ini,” tegasnya.

Masa depan Mandalika Music penuh potensi. Alfino tengah bersiap meningkatkan kualitas produksi dengan membeli mesin amplas dan peralatan lainnya. Tujuannya mengejar pasar ekspor.

Ia juga rutin menggunakan video dari KOL (Key Opinion Leader) untuk menunjukkan kualitas suara gitar Mandalika di Shopee. Hampir 99 persen penjualan dilakukan secara online, menjadikan digital marketing sebagai tulang punggung utama.

Kisah Alfino Wijaya adalah bukti nyata bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. Dari nasi uduk hingga ribuan gitar per bulan, dari pasar lokal ke mimpi ekspor, ia menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan semangat belajar, siapa pun bisa menciptakan masa depan yang lebih baik.

Inovasi Shopee Dorong Pertumbuhan UMKM

Pada kesempatan terpisah, Direktur Eksekutif Shopee Indonesia, Christin Djuarto menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk terus menjadi kawan dalam setiap perjalanan UMKM bertumbuh dan meraih kesuksesan. Sejalan dengan komitmen tersebut, Shopee berupaya untuk menghadirkan berbagai inovasi yang dapat menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan UMKM secara berkesinambungan di dalam maupun luar negeri, seperti Program Sukses UMKM Baru yang memberikan dukungan gratis bagi pengusaha UMKM pemula, pelatihan gratis bagi UMKM melalui Kampus UMKM Shopee – Kelas Online, hingga Program Ekspor Shopee yang membuka peluang bagi UMKM lokal merambah pasar global.

“Ke depannya, Shopee akan terus berupaya menghadirkan berbagai inovasi, program, dan fitur yang dapat mendorong pertumbuhan berkelanjutan UMKM dan produk lokal, ekonomi lokal, serta membangun ekosistem e-commerce yang lebih positif,” paparnya.

Sementara itu, Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira, menyampaikan Program Sukses UMKM Baru dihadirkan untuk mendukung akselerasi digitalisasi UMKM di Indonesia. Pengusaha UMKM dapat memanfaatkan program ini untuk mulai merintis toko online mereka dan meningkatkan kapasitas bisnis secara langsung, dengan lebih mudah.

Menurut Radynal, Shopee berharap insentif baru dari Program Sukses UMKM Baru bisa mempermudah pengusaha UMKM beradaptasi dan tumbuh bersama melalui platform digital. Program Kampus UMKM Shopee – Kelas Online yang memberikan kurikulum lengkap bagi UMKM secara gratis juga akan tersedia dengan jangkauan yang lebih luas.

“Kami berharap beragam inisiatif ini bisa membantu UMKM berkembang di dalam dan luar negeri dengan lebih mudah. Ini adalah komitmen Shopee untuk menjadi kawan dalam perjalanan UMKM lokal,” jelasnya.

Sebagai informasi, Shopee terus berinvestasi dalam mendukung UMKM untuk berkembang di era digital. Sebagai bagian dari komitmen ini, Shopee memperkenalkan Program Sukses UMKM Baru, sebuah program yang dirancang khusus untuk membantu penjual online baru memulai dan mengembangkan bisnis mereka dengan lebih mudah.

Terhitung 10 Februari 2025, program ini akan memberikan berbagai manfaat bagi penjual baru, termasuk biaya administrasi gratis untuk 50 pesanan pertama, biaya layanan pengiriman XTRA Gratis untuk 200 pesanan pertama serta voucher senilai Rp1.000.000 untuk membantu penjual memberikan diskon toko yang dapat meningkatkan penjualan dan menarik lebih banyak pembeli.

Selain itu, khusus pada Ramadan 2025 beberapa waktu lalu, Shopee juga memberikan dukungan tambahan agar pengusaha UMKM baru dapat memaksimalkan penjualan selama periode belanja puncak ini berupa saldo iklan senilai Rp75.000 untuk meningkatkan eksposur toko dan produk, serta voucher tambahan senilai Rp1.000.000 untuk menarik lebih banyak pelanggan selama bulan Ramadan.

Melalui program ini, Shopee berharap dapat lebih memperkuat ekosistem digital untuk UMKM di Indonesia, membantu mereka berkembang lebih cepat, dan memberikan kontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.

Radynal juga menambahkan, melalui Program Ekspor Shopee, Shopee telah memasarkan lebih dari 50 juta produk UMKM ke berbagai destinasi di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin sejak tahun 2019 lalu. Shopee bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk pemerintah dan mitra strategis kami untuk memastikan produk lokal dapat menjangkau pasar global. Kerja sama ini menjadi milestone penting untuk membantu lebih banyak lagi produk UMKM Indonesia agarbisa dibeli oleh pembeli Shopee di luar negeri. “Promosi untuk mendukung penjualan produk lokal, terus kami lakukan melalui  kanal Shopee Pilih Lokal yang di tahun 2024 lalu jumlah penjualannya meningkat hingga 200%,” ungkapnya.

Perlu diketahui, Shopee telah memasarkan lebih dari 50 juta produk UMKM ke berbagai destinasi di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin melalui Program Ekspor Shopee sejak program ini diluncurkan tahun 2019 lalu.

Jumlah produk lokal yang telah diekspor ke berbagai negara di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin tahun 2024 mengalami peningkatan hampir 50 persen dibandingkan tahun 2023. Kategori produk ekspor teratas: Fashion Muslim, Fashion Wanita, dan Fashion Bayi & Anak.

Kegiatan Kampus UMKM Shopee – Kelas Online

Sementara itu, Head of Government Relations Shopee Indonesia, Balques Manisang menjelaskan, penguatan keterampilan digital bagi masyarakat di Indonesia dapat memberikan dampak positif terhadap roda perekonomian nasional. Pelatihan ini menjadi wujud komitmen kami dalam memberikan ruang dan meningkatkan kapasitas pengusaha lokal.

“Harapan kami melalui Kampus UMKM Shopee Kelas Online adalah agar teman-teman UMKM semakin mudah mendapatkan akses dalam meningkat keterampilan digitalnya. Baik untuk yang baru memulai usaha, atau juga bagi mereka yang ingin semakin  mengembangkan usaha yang sudah berjalan di ekosistem digital,” paparnya.

Tentunya, lanjut Balques, kegiatan usaha yang dilakukan akan dapat mendorong perekonomian keluarga yang kemudian berdampak positif bagi perekonomian nasional. “Teman-teman UMKM bisa dengan mudah mengakses Kampus UMKM Shopee – Kelas Online melalui landing page yang dapat ditemukan melalui kolom pencarian aplikasi Shopee,” urainya.

Shopee fokus untuk mengembangkan kapasitas dan keterampilan digital UMKM melalui program Kampus UMKM Shopee yang diluncurkan sejak 2021 lalu. Ratusan ribu UMKM telah mengikuti pelatihan di Kampus UMKM Shopee. Untuk memperluas jangkauan pelatihan, sejak 13 Februari 2025, Shopee memperkenalkan Kampus UMKM Shopee – Kelas Online yang menawarkan kemudahan bagi UMKM di 514 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia untuk bisa memilih program pelatihan yang mereka butuhkan, dan mengikuti kelas pelatihan tersebut secara online.

Kurikulum khusus ini membahas di antaranya:

  • (Setiap Senin) Modul Affiliate Marketing Solutions (AMS): Edukasi tentang pemanfaatan sistem affiliate untuk pemasaran produk melalui konten-konten promosi yang menarik di Shopee Live dan Shopee Video.
  • (Setiap Selasa) Modul Optimalisasi Performa Toko: Edukasi mengenai strategi mengoptimalisasi performa dari toko di Shopee, meliputi cara pengaturan toko, mengatur tampilan foto produk, hingga mengatur informasi esensial di toko yang dapat menarik minat Pembeli.
  • (Setiap Rabu) Modul Optimalisasi Bisnis melalui Kampanye: Edukasi mengenai kiat-kiat memanfaatkan potensi kampanye tematik Shopee untuk meningkatkan penjualan. Pengusaha UMKM juga mendapatkan tips-tips menggunakan fitur khusus dan promosi di masa kampanye.
  • (Setiap Kamis) Modul Optimalisasi Bisnis melalui Iklan Shopee: Edukasi mengenai cara memanfaatkan fitur Iklan Shopee secara efektif untuk meningkatkan visibilitas toko dan meningkatkan potensi penjualan.
  • (Setiap Jumat) Modul Optimalisasi Eksposur Bisnis melalui Fitur Shopee: Edukasi mengenai tren berjualan online melalui kanal Shopee Live dan Shopee Video. Pengusaha UMKM diberikan pemahaman mendalam mengenai fitur-fitur dan strategi berjualan interaktif berbasis konten untuk meningkatkan penjualan toko.***

 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top