KORAN INDONESIA – Hari raya Idul Adha di Indonesia dipastikan jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025. Momen Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan kurban. Dan hewan kurban yang jadi pilihan masyarakat antara lain domba, kambing dan sapi.
Namun di beberapa wilayah Indonesia, kerbau menjadi pilihan utama untuk kurban selain kambing, domba dan sapi. karena harga kerbau relatif terjangkau dibanding sapi.
Bagi sebagian orang, daging kerbau kerap kali dianggap keras dan sulit diolah. Padahal dengan teknik yang tepat, daging kerbau bisa menjadi sajian empuk dan lezat.
Lantas bagaimana caranya memasak daging kerbau agar empuk enak dan lezat, Simak penjelasan Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, Prof Dr Irma Isnafia Arief, cara pengolahan daging kerbau yang efektif dan mudah dilakukan agar daging kerbau empuk enak dan lezat.
“Daging kerbau memiliki tekstur lebih keras dibandingkan daging sapi, sehingga memerlukan perlakuan khusus agar hasilnya empuk dan enak disantap,” ujarnya.
Teknik dasar mengolah daging kerbau
Selanjutnya Prof Irma mengungkapkan salah satu teknik dasar yang direkomendasikan adalah memotong daging melintang serat. Cara ini akan memudahkan proses pemasakan sekaligus membantu daging menjadi lebih lembut.
Selain itu, Ia juga menyarankan penggunaan bahan alami untuk membantu proses pelunakan, antara lain daun pepaya dan nanas. Kedua bahan tersebut mengandung enzim yang efektif melembutkan serat daging.
“Cukup bungkus daging dalam daun pepaya selama 10 menit atau aduk dengan irisan nanas selama 5–10 menit. Tapi jangan terlalu lama, agar daging tidak hancur,” jelasnya.
Perendaman daging dalam bumbu lanjut Prof Irma seperti jahe, serai, daun jeruk, dan air jeruk nipis disebut mampu mengurangi aroma khas (tajam) daging kerbau sekaligus meningkatkan kelembutannya.
Kesalahan memasak daginmg kerbau
Prof Irma menyoroti bahwa masih banyak masyarakat yang melakukan kesalahan dalam mengolah daging kerbau, seperti memasaknya dengan api besar. “Ini justru membuat daging cepat kering dan keras,” katanya.
Karena itu, ia merekomendasikan metode memasak perlahan (slow cooking), seperti menggunakan api kecil atau panci presto.
Kesalahan lain yang umum terjadi tidak menggunakan teknik pengempukan sederhana, dengan memukul daging, misalnya. Padahal teknik-teknik ini sangat berpengaruh terhadap tekstur akhir daging.
“Tidak menggunakan teknik sederhana seperti memukul daging atau merendamnya dalam bahan pelunak alami dapat membuat daging tetap keras dan sulit dikunyah,”tegasnya.
Di sisi lain, rendahnya popularitas daging kerbau dibandingkan sapi juga menjadi perhatian. Menurut Prof Irma, banyak masyarakat yang belum mengetahui cara pengolahan yang tepat, sehingga cenderung menghindarinya.
“Rasa khas daging kerbau juga belum tentu disukai semua orang, dan distribusinya tidak seluas daging sapi,” tambahnya. Ia juga menyinggung aspek budaya, yakni anggapan bahwa daging sapi lebih prestisius, terutama di kota-kota besar.
Melalui edukasi seperti ini, Prof Irma berharap konsumsi daging kerbau bisa meningkat. “Jika tahu cara mengolahnya, daging kerbau bisa jadi alternatif sumber protein hewani yang lezat, sehat, dan ekonomis,”pungkasnya.***